Jumat, 19 April 2013

[NEW VERS] Confuse (Thanks A Lot) - Part 4

Author : AAA

Title : Confuse

Cast : Shin Seung Ah (oc)

Gong Chan Shik (B1A4)

Park Chanyeol (exo)

Support cast : Lim Chan Rin (oc)

Lim Ni Ra (oc)

Kim Jong Dae / Chen (exo)

Jung Jae Hoon (oc)

Jung Seung Hwa (oc)

Oh Sehun (exo)

Genre : life, romance, friendship

Length : chaptered

Disclaimer : This fanfict 100 % oryginal my work

A/N : hay… hay… hay… author AAA muncul lagi nih… #tabur bunga ke readers… *krikk… krikk… krik* -_-“ kalau gitu baca aja ya FFnya… sekian dan terima kasih…

Chakkaman jangan lupa RCLnya ya and yang fontnya di italic itu berarti castnya ngomong di dalam hati ya… sekali lagi sekian dan terima kasih… ^^



~~~Story Begin~~~

Keesokan harinya…

Seung Ah P.O.V

Hari ini aku malas sekali untuk pergi ke sekolah. Seung Ah… semoga kamu bisa melewati hari-harimu dengan semua ulah namja sialan itu hwaigthing!!!

Aku pun menuruni tangga rumahku. “eomma, appa , dongsaeng!!! Aku berangkat dulu ya.” Teriakku dari ruang tamu.

“eonni gak sarapan dulu?” tanya dongsaengku dari ruang makan.

“gak, eonni lagi pingin cepet-cepet berangkat ke sekolah.” Kataku, ya jujur saja aku ingin datang pagi-pagi ke sekolah untuk menghindari namja sialan itu, mungkin aja kalau dia datang duluan bangkuku di kasih permen karet atau lokerku dirusak atau barang-barangku yang lain dirusak atau dibuang.

“Seung Ah, mulai sekarang kamu diantar-jemput sama sopir.” Kata appa yang langsung membuatku pergi ke ruang makan.

“tapi appa…” belum selesai aku melanjutkan kata-kataku appa sudah memotong kalimatku.

“sudahlah tidak usah pakai tapi-tapian pokoknya mulai sekarang kamu harus diantar-jemput sopir, arra?” Kata appa.

“ne arraseo.” Kataku dan langsung meninggalkan ruang makan lalu pergi menuju teras karena mungkin sopir itu sudah menunggu di teras.

Dugaanku memang benar sopir itu sudah ada di depan teras dan aku pun memasuki mobil itu lalu pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah…

“gomawo sudah mengantarku.” Kataku ke byun ahjussi.

“ini sudah tugas saya jadi sopir.” Kata Byun ahjussi aku pun turun dari mobil itu dan berjalan ke gerbang pintu. Eh??? Kenapa namja sialan itu ada di gerbang pintu? Pura-pura gak lihat aja ah… dari pada nanti aku harus menghadapi ulahnya.

Aku pun melewati gerbang itu, lalu aku melirik ke arah namja sialan itu dan ternyata dia sekarang melihat ke arahku, aku pun mempercepat langkahku. “Ya… Babo yeoja!!!.” Teriaknya tapi tetap saja aku menghiraukannya, dan aku melirik sedikit ke arahnya sepertinya dia kesal karena aku menghiraukannya.

“ya!!! Babo yeoja!!!.” Teriaknya lagi. Kenapa suaranya sekarang seperti semakin dekat ya? Dan kenapa aku mendengar suara langkah kaki lain yang mendekat ke arahku? Jangan menoleh Seung Ah karena mungkin saja orang yang dibelakang itu si namja sialan itu. “ya!!! BABO YEOJA!!!!! Apa kau tuli hah!!!.” Teriaknya tepat di telingaku, otomatis aku segera menutup telingaku dan menoleh ke arahnya.

“bisakah kamu tidak meneriakiku seperti itu? Dan kamu kenapa memanggilku?” kataku kesal karena teriakannya itu benar-benar membuat telingaku sakit dan menatapnya sinis.

“hahaha… aku hanya ingin berteriak di telingamu.” Katanya sambil tertawa… hanya ingin berteriak di telingaku? Dasar namja sialan… sejak pertama kali bertemu dia benar-benar menyebalkan. “karena aku sudah puas meneriakimu, aku pergi dulu ya.” Katanya sambil tersenyum licik.

Karena kesal aku segera melepaskan salah satu sepatuku dan melemparkannya ke namja sialan. “ya!!! Namja sialan terimalah pembalasan dariku.” Teriakku ke namja sialan itu sambil melempar sepatuku dan tepat mengenai kepalanya. Aku lihat dia yang sekarang sedang memegangi kepalanya. Hihihi… kita impaskan kepalamu pusing gara-gara aku lempar sepatu, dan telingaku sakit karena teriakanmu.

Karena belum puas aku ingin melemparkan satu sepatuku ini ke arahnya tapi, saat aku mau melempar dia membalikkan badannya dan melihatku dengan tatapan ingin membunuh seseorang…

karena tatapannya itu aku tidak jadi melemparkan sepatuku. “mi… mianhae.” Kataku gagap sambil pindah dari tempat ini beberapa langkah dan mengalihkan arah pandangan karena aku gak berani melihat tatapan semacam itu. Jujur aja, tatapan matanya itu benar-benar mengerikan.

“neo…” katanya dengan tetap menatapku seperti tadi. Aku pun segera berlari ke arah kelas, karena aku tidak ingin dia membunuhku. “ya!!! Kau jangan lari!!!” teriaknya aku mempercepat lariku agar cepat sampai ke kelas, saat di koridor aku susah untuk berlari karena aku hanya memakai kaos kaki. Aish… laintainya licin kalau dibuat lari pakai kaos kaki. Tapi pasti lebih susah kalau pakai sepatu sebelah kiri aja.

~~~♪♪♪~~~

Sesampainya di depan pintu kelas…

“annyeong Seung Ah…” kata semua anak yang sudah datang. Aku hanya menatap ke arah Chan Rin dan lainnya dengan ekspresi panic dan berlari ke arah mereka.

“kamu kenapa Seung Ah?” tanya Jae Hoon.

Aku sama sekali gak merespon pertanyaan dari Jae Hoon karena aku hanya mencari tempat persembunyian yang tepat, meskipun begitu aku bisa melihat mereka yang menatapku heran. “sepatumu yang satunya mana?” tanya Ni Ra, yang hanya melihatku memakai kaos kaki dan membawa sepatu sebelah kiriku.

“ah... itu aku bisa jelasin nanti, yang jelas sekarang aku membutuhkan tempat untuk bersembunyi.” Kataku sambil berfikir dimana sebaiknya aku bersembunyi.

“apakah kamu bertengkar lagi dengan Chanyeol?” tanya Chen, aku hanya membalasnya dengan anggukan. “ah itu, dia datang.” Kata Sehun sambil menunjuk ke arah namja sialan yang ada di pintu kelas. Aku yang melihatnya langsung bersembunyi di balik tubuhnya Gong Chan sambil menggenggam tangan sebelah kiri Gong Chan. Ya… saat ini aku gak bisa berfikir lagi dimana aku akan bersembunyi.

“babo yeoja!!! Cepat keluar dari persembunyianmu…” teriak namja sialan itu. “aku tahu kalau kau bersembunyi di belakang Gong Chan.” Sambungnya. “Park Chan Yeol… bisakah kamu satu hari aja bersikap baik ke Seung Ah?” tanya Seung Hwa, mendengar perkataan itu aku sedikit mengintip dari balik badan Gong Chan, aku ingin tahu jawaban namja sialan itu apa.

“aku tidak bisa, dan tidak mau bersikap baik ke babo yeoja itu.” Kata namja sialan dengan mengangguk enteng... ok fine… kalau dia gak mau bersikap baik ke aku, lagian aku juga gak mau bersikap baik ke dia. “masa’ aku harus bersikap baik ke dia, hari ini aja dia melemparkan sepatunya tepat mengenai kepalaku.” Katanya sambil menunjukkan sepatuku.

Author P.O.V

“kalau aja kamu gak teriak tepat di telingaku aku gak bakal ngelempar sepatuku.” Kata Seung Ah. Semua anak langsung menoleh ke arah Seung Ah dengan ekspresi gemas kecuali Chanyeol yang menatapnya dengan tatapan tajam dan Seung Ah hanya membalas tatapan teman-temannya dengan ekpresi waeyo.

“kenapa kalian semua melihat ke arahku?” tanya Seung Ah . “anio… tidak ada apa-apa.” kata Chan Rin sambil tersenyum. “ya!! babo yeoja urusan kita belum selesai.” Kata Chanyeol. “tapi kan kita udah impas kamu sudah membuat telingaku sakit, dan aku sudah membuat kepalamu pusing. Impas kan?” kata Seung Ah ke Chanyeol.

Lalu Chanyeol mendekati Seung Ah sedangkan Seung Ah berusaha mundur untuk menjauhi Chanyeol, tapi usaha Seung Ah gagal karena dia sudah terpojok dan jarak mereka sudah dekat. “aku tidak akan berhenti menjahilimu kalau kamu gak mengembalikan jasku seperti semula.” Kata Chanyeol sambil menatap mata Seung Ah dengan tatapan ingin membunuh, karena jarak mereka sangat dekat, Seung Ah jadi semakin takut menatap tatapan matanya Chanyeol itu.

“Park Chanyeol!!! Hentikan tatapanmu itu!!!” teriak Seung Hwa yang sadar kalau muka Seung Ah memucat, Chanyeol pun menjauh dari Seung ah. Seung Ah pun langsung terduduk di lantai dengan lemas karena kejadian tadi. “Seung Ah, gwenchana?” tanya Gong Chan.

“hmm, nan… gwen… gwenchana.” Jawab Seung Ah sambil tersenyum terpaksa karena dia masih ketakutan.

“kamu kenapa Seung Ah?” tanya Sehun. Tapi, yang ditanya hanya diam saja dan masih menunujukkan ekspresi ketakutannya.

“ah… Seung Ah, itu paling takut melihat tatapan semacam yang dilakukan Chanyeol tadi dengan jarak yang dekat, kalau dia terus menatap tatapan itu mungkin dia akan pingsan.” Jelas Chan Rin.

Bel pun berbunyi, akhirnya semua anak kembali ke tempat duduknya masing-masing. Selama pelajaran, Seung Ah hanya menundukkan kepalanya karena rasa takutnya sampai sekarang belum bisa hilang, Chanyeol yang berada di bangku sebelah Seung Ah terus melihati Seung Ah dengan tatapan yang gak bisa dijelaskan.

~~~♪♪♪~~~

Bel pulang pun berbunyi dan sekarang Seung Ah, sudah kembali lagi ceria. Rencananya sekarang Seung Ah akan meminta sepatunya dari Chanyeol, karena sepatunya ada di tangan Chanyeol, Seung Ah selama istirahat dia berada di kelas, dia tidak ingin keluar kelas tanpa menggunakan sepatunya.

“namja sialan, kembalikan sepatuku sekarang juga!!” Pinta Seung Ah kepada Chanyeol. “tidak akan kuberikan kalau kamu tidak memintanya dengan sopan.” Kata Chanyeol.

“arraseo, namja sialan kumohon kembalikan sepatuku sekarang, please…” kata Seung Ah. “namja sialan? Siapa dia? Ulangi lagi kata-kata permohonanmu itu, kalau tidak sepatu ini akan kubuang.” Kata Chanyeol sambil bersiap-siap membuang sepatu Seung Ah dari jendela kelas, ya kelas mereka emang berada di lantai 2.

“arraseo… arraseo aku akan mengulangi kata-kataku lagi.” Kata Seung Ah yang sudah mulai kesal. “Park Chanyeol, kumohon kembalikan sepatuku itu, jebal…” kata Seung Ah. “mianhae Seung Ah…” kata Chanyeol sambil tersenyum evil ke Seung Ah karena dia sengaja menjatuhkan sepatu itu dari jendela kelas, Seung Ah terkejut karena sepatunya dibuang Chanyeol dan segera mendekati jendela itu untuk melihat keadaan sepatunya sekarang.

“neo… kenapa kamu membuang sepatuku padahal aku kan sudah memohon ke kamu dengan sopan?” kata Seung Ah. “aku tidak sengaja menjatuhkan.” Kata Chanyeol berbohong.

“bohong… kau sengaja kan??? Sekarang kamu harus tanggung jawab cepat ambil sepatuku yang sekarang tersangkut di pohon.” Kata Seung Ah.

“shirreo, kau ambil saja sendiri.” Kata Chanyeol sambil menjulurkan lidahnya.

“ayo kita latihan basket sekarang kalau kita telat kita bakalan dimarahin sama Kim Kochinim.” Kata Chanyeol dan pergi meninggalkan Gong Chan, Sehun, Chen, dan lainnya yang masih ada di kelas.

“anak itu benar-benar sifatnya tidak berubah sejak kecil.” Kata Seung Hwa geram karena sifat sepupunya itu. “kamu butuh bantuan kita, buat mengambil sepatumu?” tanya Sehun.

“tidak usah, kalian pergi saja duluan nanti aku menyusulmu aku bisa mrngurus ini semua sendiri ko’.”kata Seung Ah menyakinkan teman-temannya, mereka sudah berencana untuk menemani Jae Hoon untuk melihat sunbae kesayangannya bermain basket.

“kau yakin?” tanya Jae Hoon. “hmm.” Kata Seung Ah sambil mengangguk pelan. “kalau begitu kita berangkat duluan ya.” Pamit Chen.

“ya udah sana cepat pergi dari sini nanti kamu dimarahi sama kochinim-mu.” Kata Seung Ah kepada Chen, Sehun, dan Gong Chan. “kau sama seperti dulu selalu saja cara bicaramu seperti mengusir.” Kata Chan Rin.

“annyeong…” kata Ni Ra dan lainnya lalu pergi dari sana. “kamu yakin gak membutuhkan bantuan?” Kata Gong Chan, yang masih ada di kelas.

“ya, aku yakin 100% lagian aku ini kan gak terlalu pendek.” Pamer Seung Ah ke pada Gong Chan. “aish… kau ini, tapi tetap aja lebih tinggi aku 6 cm daripada kamu.” Kata Gong Chan.

“ya udah sana pergi, nanti kalau telat kamu dimarahi sama kochinim-mu.” Kataku. “ya, ya aku akan segera pergi dari sini bawel…” kata Gong Chan lalu pergi meninggalkan Seung Ah.

“chakkaman.” Kata Seung Ah. “wae? Kau tadi menyuruhkan pergi dari sini kan?” kata Gong Chan. “aku ikut bareng ke bawah ya…” kata Seung Ah. “andwe… karena kamu tadi sudah mengusirku.” Kata Gong Chan lalu pergi meninggalkan Seung Ah.

“ya!!! chakkaman.” Kata Seung Ah lalu berlari mengajar Gong Chan.

~~~♪♪♪~~~



Seung Ah P.O.V

Sejak kapan dia bersikap menyebalkan ke aku… padahal biasanya aku yang bersikap seperti itu ke dia… molla… lebih baik aku sekarang harus mengambil sepatuku itu.

Sesampainya di pohon itu aku melihat tinggi pohon itu. “hah??? Ternyata pohon ini tinggi banget, aku kira gak setinggi ini.” Ucapku. Aku mencoba untuk meloncat-meloncat mungkin aja tanganku bisa menggapai sepatuku tapi hasilnya nihil, karena pohonnya benar-benar tinggi. Aku menyesal karena menolak bantuan mereka.

Setelah sekitar 2 menit aku mencoba, akhirnya aku berhenti lalu mencari tongkat untuk mengambil sepatuku. Arghhh… seingatku aku pernah melihat tongkat di sekitar sini dari jendela kelas, tapi kenapa sekarang gak ada. Dasar tongkat… kenapa di saat tidak dibutuhkan ada, tapi di saat dibutuhkan malah gak ada huft… aku pun melihat sekelilingku dan aku melihat sebuah meja, aku pun tersenyum melihat meja itu karena ide muncul di otakku.

Aku pun mengangkat meja itu dan menaruhnya di dekat pohon itu. Aigoo… ternyata berat juga meja ini. Aku pun menaiki meja itu lalu mencoba mengambil sepatuku. Arghh… tetap aja masih belum bisa menggapai sepatuku… aku mencoba menjijit tapi tanganku bukannya menggapai sepatuku malah menggapai udara.

“kamu butuh bantuan?” tanya seseorang, aku pun menoleh ke sumber suara. Dia siapa? Aku tidak pernah melihatnya di kelas, apakah dari kelas lain atau malah sunbae? Dia tinggi, tampan, berkharisma, keren, ah… dia benar-benar cowok idamanku… “hey? Kamu butuh bantuanku tidak?” tanya namja itu lagi.

“ka… kalau bisa kamu membantuku.” Kataku gagap sambil menatapi wajahnya. Ah… dia benar-benar membuatku gugup. Namja itu pun tersenyum ke arahku lalu menjongkok.

“naiklah.” Kata namja itu yang langsung membuat jantungku berdetak kencang dan menatapnya dengan ekspresi kebingunan. “cepatlah naik ke punggungku dengan begitu kamu bisa mengambil sepatumu, kalau aku melompat-lompat atau berusaha mengambil sepatu itu dengan tongkat kamu gak akan bisa mengambil sepatumu karena pohon ini terlalu tinggi.” Jelasnya panjang lebar.

“tapi aku mungkin berat.” Kataku, dia pun melihat tubuhku dari atas sampai bawah berulang-ulang dan berhasil membuat jantungku berdetak kencang dan pipiku memerah. “dilihat dari postur tubuhmu beratmu ideal. Jadi, cepatlah naik ke punggungku.” Kata namja itu.

Aku pun menaiki punggungnya dan sekarang posisinya aku sedang digendong namja itu. “tuh kan benar beratmu ideal.” Kata namja itu dan menoleh ke arahku sambil tersenyum, aku hanya bisa membalas senyumannya.

Aku pun mencoba mengambil sepatuku. “argh… kurang sedikit lagi aku bisa mengambil sepatuku. Bisakah kamu maju beberapa langkah?” kataku dan namja itu melangkah maju. Dan sekarang tanganku sedikit lagi menyentuh sepatuku.

“bisakah kau jinjit sebentar aja.” Pintaku ke namja itu. Dia pun menuruti permintaanku dan akhirnya aku bisa mengambil sepatuku itu. “ah…akhirnya dapat juga sepatunya.” Kataku saat sudah mendapatkan sepatuku dan turun dari punggungnya.

“gomawo ya… dan mianhae sudah merepotkanmu.” Kataku. “It’s ok.” Katanya sambil tersenyum, ah… senyumannya, dia kalau tersenyum makin keren.

“kalau begitu aku pergi dulu ya, aku ada urusan…” katanya aku hanya mengangguk. “annyeong…” katanya dengan tersenyum dan berlari pergi ke suatu tempat. “annyeong.” Kataku sambil terus menatap ke arahnya, sampai dia menghilang dari pandanganku.

Ah… mimpi apa aku semalam… chakkaman, ini bukan mimpi kan? Lalu aku pun mencubit pipiku. Ah… appo, berarti ini bukan mimpi, senangnya. Setelah itu aku pergi ke atap gedung sekolah, gak tau kenapa aku sekarang lagi ingin ke atap gedung sekolah.

Sesampainya disana aku melihat pemandangan dari atas, woah… pemandangan kalau dilihat dari atas sini sangat indah, kalau begitu aku harus menjadikan atap gedung sekolah sebagai tempat favoriteku dan tempat yang aku kunjungi setiap hari.

Setelah itu aku membayangkan kejadian tadi mulai dari alasan sepatuku dibuang – aku bertemu namja itu. Tapi saat membayangkan kejadian aku dan namja sialan tadi, aku rasanya ingin teriak sekencang – kencangnya. “ARGHHH… PARK CHANYEOL… Kau Tahu Kau Benar – Benar Namja Yang Menyebalkan Bagiku.” Teriakku dengan kencang… ah… akhirnya aku bisa teriak dengan begini aku bisa sedikit lega. Setelah itu aku melamun tentang wajah namja itu, aku masih mengingat wajah namja itu. Kali ini aku bersyukur karena ulah namja sialan itu, kalau gak karena ulah namja sialan itu mungkin aku gak akan bertemu dengan namja tadi.

Saat asyik melamun, aku baru ingat kalau tujuanku setelah mengambil sepatu adalah lapangan basket, karena aku sudah berjanji menemani Jae Hoon melihat sunbae kesayangannya. Arghh… sekarang jam berapa??? Mwo?!?! Sudah jam segini… lebih baik sekarang aku pergi ke lapangan basket.

~~~♪♪♪~~~

“dari mana aja kamu?” tanya Chan Rin. “nanti, aja aku ceritain kalau latihan basketnya sudah selesai.” Kataku.

“kenapa tuh si Jae Hoon?” tanyaku saat melihat Jae Hoon yang menatap seseorang dengan mata yang berbinar-binar. “dia sedang ngelihatin sunbae yang paling dia sayangi, siapa lagi kalau bukan Taeyang sunbae.” Kata Seung Hwa. Aku pun duduk disebelah Jae Hoon.

“Baiklah untuk hari ini latihannya kita sudahi, dan lusa aka nada latihan lagi.” Kata kochinim itu. “Mwo?!?! Latihannya sudah selesai? Padahal aku baru duduk beberapa detik yang lalu.” Kataku sambil membulatkan mataku, dan sekarang ke-4 orang didekatku sedang memandangiku. “salah sendiri, gak kesini dari tadi…” kata Ni Ra.

Setelah kochinim itu selesai berbicara Gong Chan, Sehun, Chen, dan namja sialan itu berjalan ke arah bangku penonton.

“oh iya Seung Ah, kamu tadi dari mana aja?” tanya Sehun. “kalian pernah ngalami love at first sight gak?” tanyaku kepada semua anak.

“ye… kamu ini ditanya malah tanya balik.” Kata Seung Hwa. “sudahlah dengerin aja ceritaku sampai akhir.” Kataku pada Seung Hwa. “kalian pernah ngalami love at first sight gak?” kataku mengulang pertanyaanku.

“aku pernah, waktu smp aku pernah menyukai tao sunbae.” Kata Seung Hwa. “love at first sight? Hmm… sepertinya aku belum pernah mengalami, karena aku menyukai cewek dari sifatnya.” Kata Chen.

“aku belum pernah karena aku lebih suka cewek yang bersih.” Kata Sehun. #dasar magnae…

“kalau aku…” kata Jae Hoon terpotong karena perkataan Chan Rin.

“kalau Jae Hoon sih jelas banget kalau dia pernah ngalami love at first sight karena dia sering pacaran sama seseorang gara-gara love at first sight.” Kata Chan Rin.

“aish… kau ini aku kan bukan cewek yang seperti itu.” Kata Jae Hoon. “jeongmal???” tanya Chan Rin dengan tatapan tidak percaya.

“ah itu… tapi aku berpacaran dengan Taeyang oppa saat ini benar-benar serius gak seperti aku pacaran dengan mantan-mantanku dulu.” Kata Jae Hoon. Aku membulatkan mataku mendengar perkataan Chan Rin dan Jae Hoon tadi. Mwo?!?! Sering? Mantan-mantanku? Berarti Jae Hoon sudah punya banyak mantan… ckckck… “kalau aku hmm… molla, aku lupa aku pernah ngalami apa gak.” Kata Ni Ra.

“aku pernah, sebenarnya aku sudah kenal dia sejak dulu dan waktu kelas smp di perasaanku sudah timbul rasa suka ke dia, saat dia menghilang dari kehidupanku, aku sadar kalau aku begitu menyukainya dan begitu aku dengar dia kembali kesini aku bahagia dan saat aku melihat wajahnya lagi aku semakin menyukainya.” Kata Gong Chan panjang lebar dan anak-anak yang lainnya hanya tersenyum-senyum sendiri mendengar cerita Gong Chan. Aku penasaran siapa cewek yang dimaksud Gong Chan itu, beruntung ya cewek itu bisa disukai sama Gong Chan yang baik hati, murah senyum, lucu… ah… kau kenapa Seung Ah? bukannya kamu sudah gak suka lagi ya sama Gong Chan, dan sekarang kamu sudah punya penggantinya si namja tadi.

“aish… kau itu ceritamu itu gak bisa disebut love at first sight tau.” Kata Sehun. “tapi kan aku semakin suka sama dia saat aku pertama kali melihatnya lagi setelah bertahun-tahun gak pernah melihat wajahnya.” Kata Gong Chan.

“terserah kamu aja deh.” Kata Sehun. “oh iya mungkin sampai sekarang dia belum sadar kalau aku menyukainya.” Kata Gong Chan sambil tersenyum. Aku semakin penasaran siapa anak yang disukai Gong Chan itu?

Semua anak pun menoleh ke arah Chanyeol. “aku juga harus?” tanya Chanyeol. “ne, kau juga harus menjawab pertanyaanku.” Kataku ya aku terpaksa menanyainya karena aku penasaran apakah cowok menyebalkan seperti dia bisa ngalami love at first sight? Selain itu gak enak kan kalau dia ada disini tapi gak ikut ditanyai. Tapi aku berani taruhan kalau dia gak pernah ngalami love at first sight, kalau dia pernah ngalami aku akan bertepuk tangan sambil mengucapkan ‘woah… daebak…’.

“huftt… aku pernah.” Katanya singkat. “Woah… Daebak!!!.” Kataku sambil bertepuk tangan, ternyata namja seperti itu pernah ngalami love at first sight. Karena tingkahku semua anak hanya menatap aneh ke arahku. “tcih, dasar yeoja aneh.” Katanya pelan meskipun begitu aku masih bisa mendengar perkataannya.

Karena hanya dia yang belum menjawab pertanyaanku semuanya pun melihat ke arah Chan Rin yang sedang membaca majalah. “wae???” tanya Chan Rin yang sadar kalau semua anak disekitarnya sedang menatap ke arahnya.

“jawablah.” Kata Jae Hoon. “Ya… masih tetap seperti dulu aku gak percaya sama yang kaya’ gitu. Seung Ah, bukannya kamu sama sekali gak percaya ya sama yang begituan?” Tanya Chan Rin ke aku.

“ya awalnya aku gak percaya tapi karena aku tadi ketemu namja itu aku percaya dengan adanya love at first sight. Aku tadi telat juga karena dia.” Kataku sambil tersenyum.

“siapa dia?” tanya Seung Hwa penasaran.

TBC…

Hehehe kali ini author bikinnya dikit soalnya udah gak kepikiran lagi… thanks ya udah baca… kira-kira siapa ya yang dimaksud Gong Chan??? Dan siapa namja yang bertemu dengan Seung Ah??? dia dari anggota Exo kah??? B1A4 kah?? Shinee kah? Super Junior kah? Lihat aja part 5 nya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar