Jumat, 19 April 2013

[NEW VERS] Confuse (Thanks A Lot) - Part 1






Author : AAA

Title : Confuse

Cast : Shin Seung Ah (oc)

Gong Chan Shik (B1A4)

Lim Chan Rin (oc)

Support cast : find it by yourself

Genre : life, romance, friendship

Length : chaptered

Disclaimer : This fanfict 100 % oryginal my work

A/N : confuse = ff-ku yang paling pertama aku bikin tapi gak jadi-jadi… kekeke, silahkan baca ya… ya meskipun genre kaya’ ini sudah basi atau kuno atau apapun tapi yang aku tulis di ff ini semuanya imajinasiku dan aku berharap itu nyata. Jangan lupa RCLnya ^^

~~~Story Begin~~~

“ pai juga aku di bandara Incheon. Chakkaman… kalau aku sampai di Bandara Incheon, berarti aku sampai di seoul yippie!!!” Kata Shin Seung Ah sambil loncat-loncat sambil bawa koper sehingga banyak orang yang melihat ke arahnya. Dia gadis yang periang, sesat, tidak terlalu tinggi dan suka sekali ngejahilin orang. Seung Ah baru saja kembali dari inggris karena dia bersekolah di inggris sejak kelas 2 smp, dan sekarang dia kembali ke korea untuk melanjutkan sekolah kelas 2 sma.

Seung Ah POV

“ aissh, lama banget sih si Chan Rin, katanya mau jemput aku di bandara ternyata sudah 1 jam aku nunggu belum datang juga dia.” Hufft, kebiasaan Lim Chan Rin sejak dulu emang gak pernah berubah sering telat padahal udah janji gak bakal telat, tapi kalau sekolah dia gak pernah telat aneh. Ya hari ini aku dijemput Chan Rin karena orang tuaku gak bisa jemput aku alasannya sih ada urusan penting.

Aku tunggu lagi dia sekitar 3 menit, karena lelah menunggu aku pun mencari chan rin. Sampai akhirnya aku menemukan sosok itu. Tiba2 muncul ide di otakku, lalu aku melihat ke arah chan rin, dia sempat melihatku lalu berjalan ke arahku, dengan cekatan aku mancari-cari oleh-oleh special khusu buat Chan Rin, sebenarnya mau aku berikan nati waktu sampai di ruma tapi karena dia telat menjemputku lebih baik aku kasih oleh-olehnya sekarang kekeke. Dia mendekat, mendekat, mendekat dan…

“Yaaa…!!!” dia sempat mengagetkanku. Aku tersenyum ke arahnya.

“hi Chan Rin, lama ya kita gak bertemu.” Kataku basa-basi ke Chan Rin, Chan Rin hanya mengangguk mendengar perkataanku tadi.

“eh? Kamu menyembunyikan sesuatu dari aku ya???” tanya Chan Rin ke padaku. “ani…” jawabku.

“terus yang dibelakang tanganmu itu apa?” tanya Chan Rin penasaran. “arraseo… kamu benar aku menyembunyikan sesuatu darimu… tapi jangan nyesel ya kalau kamu tau apa yang ada dibalik tanganku…” kataku. “hmm… baiklah.” Jawab Chan Rin.

“nih, oleh-oleh buat kamu.” Kataku sambil menyerahkan buku ensiklopedia tentang ulat... toples yang isinya ulat bulu hijau diawetkan, dan ulat-ulatan yang kalau dipegang itu rasanya lunak.

Setelah aku memberikan hadiah special itu ke Chan Rin kulihat dia, dan aku pun langsung tertawa evil karena Chan Rin langsung nge-dance gj dengan ekspresi yang sangat lucu karena geli melihat hadiah yang aku belikan.

“hahaha…”

“dasar Shin Seung Ah... cepat singkirkan oleh-olehmu itu.” Kata Chan Rin dengan nada kesal.

“siapa juga nyuruh kamu telat jemput aku dan aku harus nunggu sekitar 1 jam.” Balasku sambil menngelembungkan pipiku.

“hehehe… iya deh mian. By the way aku punya kejutan loh buat kamu.” Kata Chan Rin yang sukses membuatku tersenyum senang.

“apa kejutannya?” Kataku dengan bersemangat sambil loncat2 kecil.

“lihat aja nanti. Mehrong :p.”

“aisshh... kau ini benar2.” Balasku.

“kalau dibocorinkan namanya bukan kejutan.”

“benar juga sih.”

“kajja, kita pergi dari sini.”

“ne..” kataku sambil tersenyum lalu berjalan sambil menggeret koper.

Selama perjalanan ke tempat parkir aku dan Chan Rin hanya mengobrol kegiatan2 yang dikerjakan selama kita berpisah.

“Seung Ah kamu masih ingat sama Gong Chan gak?”

“Gong Chan? Gong Chan Shik?” Jujur aku mendengar nama itu saja jantungku seperti berdetak 2x lipat dari biasanya.

“ya Gong Chan Shik. Chakkaman kenapa ekspresimu berubah seperti itu saat aku mengucapkan Gong Chan Shik.” Kata Chan Rin. Aishh… apa iya ekspresiku berubah?

“a…aniyo ekspresiku gak berubah kok.”

“masa’ sih ekspresimu gak berubah tuh pipimu sekarang warnanya merah.” Hah… pipiku sekarang memerah?

“ahh… apakah kau menyukai Gong Chan tanpa sepengatahuanku ya?” Aishh… pipiku pasti lebih merah karena pertanyaan itu. Kenapa dia bisa tau kalau aku menyukai Gong Chan, kau melupakan kata pernah Seung Ah. Ya memang benar aku dulu pernah suka menyukai tapi sekarang aku memendam rasa sukaku karena dia sudah kuanggap sebagai kakakku sendiri dan dia pasti menganggapku sebagai adiknya.

“a…aniyo aku gak sama Gong Chan.” Ya aku jawab aja gak suka, aku gak mau kalau Chan Rin sampai tau.

“kenapa kau menjawabnya dengan gagap, ahh… atau mungkin kau dan Gong Chan berpacaran tanpa sepengetahuan orang2 tau backstreet.” Dor… jantungku rasa ingin meledak karena pertanyaan bodoh itu aku yakin 100% pipiku sekarang merah seperti kepiting rebus, dan aku yakin kalau sekarang Chan Rin sedang mengerjaiku lihat aja dia sekarang mengeluarkan evil smirknya. Ya!!! Lim Chan Rin kali ini kau bisa saja mengerjaiku tapi lain kali… awas kau ya….

“ANIYO…ANIYO…ANIYO… aku sama Gong Chan hanya sebatas sahabat sejak kecil gak lebih.” Kataku sambil menggelembungkan pipiku.

“hahaha…” kata Chan Rin sambil mencubit pipiku.

“A…appo tau. Btw mobilmu yang mana?” kataku mencoba mengalihkan pembicaraan.

“mobilku sekarang di bengkel.”

“terus… kita nanti pulang naik apa? Kamu tadi kesini naik apa? Terus…” Aku belum selesai Chan Rin sudah memotong pembicaraanku.

“ya!!! Kalau tanya ngomongnya jangan cepet2.” Ya bener juga sih tadi aku cepet ngomongnya.

“ah iya mian.”

“oke aku jawab ya aku tadi kesini diantar sama mobil hitam itu dan kita pulangnya nanti naik mobil itu.” Kata Chan Rin menunjuk mobil itu.

“hah??? Kamu diantar mobil hitam itu??? Mobil hitam itu bisa jalan sendiri?”

“aishh… dasar babo, yang nganter itu cowok yang lagi duduk di bangku deket mobil itu. Aku heran ya… kenapa kau orang yang sekolah di London bisa tanya kaya’ gitu ckckck.” Kata Chan Rin sambil memukulku pelan.

“siapa dia? Pacarmu ya? Aishh… kenapa kau gak bilang ke aku kalau kamu punya pacar.” Kataku karena tidak mengetahui siapa cowok itu, bangku itu posisinya membelakangi kita sekarang berdiri.

“Ya!!! Dia itu bukan pacarku. Emangnya kamu gak mengenalinya?”

“aniyo. Siapa dia?”

“kita kesana aja supaya kau bisa cepat tau kejutan untukmu pa? kajja.”

“ne, ayo aku sekarang sudah penasaran.”

Akupun menggeret koperku dan mengikuti Chan Rin dari belakang. Siapa ya cowok itu? Kata Chan Rin aku kenal sama dia… siapa dia? ah… mungkin dia pacarnya Chan Rin yang aku kenal sebelum mereka pacaran siapa ya dia? Argghh… Molla aku makin penasaran aja. Aku yakin banget kalau dia keren. Dari cara berpakaiannya, kaos putih, jeans warna biru gelap. 1 lagi yang membuatku yakin kalau dia keren karena Chan Rin kalau milih cowok selalu keren + tampan + baik hati. Dia sekarang kaya’nya dengerin music aishh… dasar Seung Ah babo ya iyalah dia dengerin music dia aja sekarang lagi pakai headphone, chakkaman model headphone itu kaya’nya familiar, Seung ah kamu benar babo ya… ingat pabrik itu gak bikin satu tau di toko juga banyak yang jual.

“ya… kau sudah lama menunggu kami y?” kata Chan Rin setengah mengagetkan cowok itu, cowok itu langsung melepas headphonenya dan menoleh ke arah Chan Rin.

“kau mengagetkanku saja, kemana saja kalian dari tadi aku sudah menunggu disini sa…” Kenapa cowok itu menghentikan ucapannya saat menoleh ke arahku dan ekspresi cowok itu kenapa berubah menjadi terkejut. Wajah cowok itu kenapa familiar ya…

~~~♪♪♪~~~

“ kamu Shin Seung Ah?” Kata cowok itu ternyata benar dugaanku dia benar2 keren. Kyaaaa… dia benar2keren, sekilas aku seperti mengenali cowok itu, ya benar aku mengenalinya tapi siapa dia? Aku memutar kembali memori di otakku tetapi masih belum mengingat siapa cowok itu.

“ne, aku Seung Ah. Nuguseyo?” Akhirnya kata itu terucap dari mulutku, habis aku penasaran banget.

“kamu sama sekali gak mengingatnya Seung Ah?” Kata Chan Rin tiba2.

“ani, aku kalau melihat dia rasanya seperti déjàvu.”

“dia tu Gong Chan…” Kata Chan Rin sambil menujuk dia, hah… dia Gong Chan? Aku tidak bisa menghilangkan rasa terkejutku ini. Jujur dia sekarang terlihat lebih keren, lebih tinggi, lebih tampan, pokoknya lebih semuanya dari 3 tahun yang lalu, ini pertama kalinya aku melihat Gong Chan setelah 3 tahun tidak bertemu. ya… aku bisa mengenali Chan Rin karena kita sering berhubungan melalui webcam. Dasar Seung Ah babo… dari tadi aku dan Chan Rin membicarakan Gong Chan tapi kamu lupa siapa orang yang sekarang ada di hadapanmu.

“Kajja, kita pulang saja, aku sudah capek nih.” Kataku karena aku saat ini benar2 capek.

“ne, tapi sebelum pulang kita mampir di café kesukaan kita.” Kata Chan Rin.

“baiklah, asalkan kamu yang bayar ya.” Kataku sambil tersenyum memohon.

“kau ini selalu saja minta di bayarin. Ok karena hari ini moodku lagi baik aku akan mentraktirmu. Oh iya Gong Chan kenapa kamu diam saja? Kamu lagi gak enak badan ya?” Kata Chan Rin. Kenapa rasanya aku sama Gong Chan kok canggung banget ya…

“aku sekarang sehat kok, kajja kita ke café sekarang saja.” Kata Gong Chan.

“ok.” Kata Chan Rin yang penuh semangat.

“kalau begitu aku masukkan koperku ini di belakang mobil dulu.” Kataku.

“si…sini biar aku bantu.” Kata Gong Chan canggung. Tuh kan bener, aku sama Gong Chan kali ini benar2canggung.

“go…gomawo.” Balasku.

“hahaha… kenapa kalian berdua canggung, biasanya kalian berdua rame banget kalau lagi bersama, sampai2 rasanya telinga hampir tuli.”

Setelah memasukkan koper ke dalam mobil aku dan lainnya langsung masuk ke mobil dan menancapkan gas menuju café.

~~~♪♪♪~~~

Author P.O.V

Selama di mobil Seung Ah hanya diam saja dan menundukkan kepala, Gong Chan focus pada jalanan dan sesekali melihat ke arah Seung Ah, dan Chan Rin hanya memerhatikan tingkah laku temannya yang menurutnya aneh karena dia merasa 2 temannya itu benar2 canggung.

“Ya!!!! Kenapa kalian diam aja, biasanya kalau kalian lagi bersama kalian rame banget… Ah… aku tau jangan2 kalian menyembunyikan sesuatu dari aku ya?” Kata Chan Rin yang merasa benar2 bosan.

Karena pertanyaan Chan Rin tadi Seung Ah dan Gong Chan langsung mebulatkan matanya karena kaget…

“MWO????” Kata Seung Ah dan Gong Chan bebarengan.

“Tuh kan kalian melakukan hal yang sama, mebulatkan mata lalu mengucapkan kata MWO???” Kata Chan Rin penuh dengan rasa curiga.

“Ehm…” Gong Chan Hanya Bisa membersihkan tenggorokannya dan tidak berkata-kata lagi, sedangkan Seung Ah sedang menyusun kata2 yang tepat untuk menjelaskan ke Chan Rin kalau dia tidak menyembunyikan sesuatu dari Chan Rin, dan Chan Rin hanya bisa 50% kesal kepada kedua temannya itu dan 50% geli karena sikap mereka berdua yang menurutnya aneh, lucu, dan canggung.

Suasana pun kembali sunyi, sampai akhirnya Seung Ah memulai membuka pembicaraan.

“Chan Rin.” Kata Seung Ah.

“Mmm?” balas Chan Rin.

“Chan Rin, aku sama kamu kan sudah lama bersahabat dan aku kan kalau ada masalah apa2 selalu cerita ke kamu, jadi aku gak akan menyembunyikan apa2 darimu arra?.”

“Ne, arraseo.” Balas Chan Rin sambil tersenyum. Seung Ah pun lega karena tidak ada lagi kecurigaan Chan Rin ke dirinya. Tanpa disadari Seung Ah, Gong Chan sedang tersenyum dan melihat ke padanya dari kaca mobil.

Suasana kembali lagi sunyi dan membosankan… dan beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di café favorite mereka.

“Kita sudah sampai.” Kata Gong Chan.

“Ah… akhirnya sampai juga, Seung ah kita masuk du…” Chan Rin belum selesai bicara karena sudah melihat ke arah Seung Ah yang sedang tertidur karena kacapekan.

“Gong Chan lihat tuh Seung Ah ketiduran.” Kata Chan Rin sambil nunjuk Seung Ah. Gong Chan hanya tersenyum melihat Seung Ah yang ketiduran.

“Dia kalau sedang tidur sangat imut dan seperti anak bayi yang tidak berdosa ya…” Kata Gong Chan sambil tersenyum.

“Apa katamu?” Kata Chan Rin yang pura2 tidak mendengar.

“Ah… ani, aku tidak mengatakan apa2.” Balas Gong Chan karena dia barusan keceplosan.

“Tcih… pembohong. Oh iya kamu menyukai Seung Ah kan?” kata Chan Rin penuh curiga.

“A… aniyo.”

“benarkah??? Kalau benar kamu tidak menyukai kenapa cara senyum dan tatapanmu ke Seung Ah berbeda dengan cara kamu senyum dan menatap orang lain? Dan kenapa tadi kamu dan Seung Ah canggung banget gak seperti 3 tahun yang lalu?”

“Ah… Molla, aku masuk duluan saja aku mau cari tempat buat kita.” Kata Gong Chan pergi meninggalkan Chan Rin dan Seung Ah yang masih ada di mobil, selain itu Gong Chan tidak ingin membuat permasalahan ini semakin panjang. Dan Chan Rin hanya bisa tersenyum puas melihat Gong Chan yang seperti itu.

“Seung Ah bangun kita sudah sampai di café nih.” Kata Chan Rin.

“Enghh…” Balas Seung Ah yang masih dalam keadaan menutup mata.

“Seung Ah bangun!!!”

“Mmm.”

“Seung Ah!!!” Kata Chan Rin yang mencoba membangunkan Seung Ah.

“Mmm.” Kata Seung Ah sambil mengubah posisi tidurnya, karena mulai geregetan Chan Rin pun meneriaki Seung Ah sekeras-kerasnya.

“YA!!!! SHIN SEUNG AH BANGUN SEKARANG KITA SUDAH SAMPAI!!!” Kata Chan Rin.

“MWO??? Suara apa tadi? Keras banget sampai2 gendang telingaku mau pecah.” Kata Seung Ah yang bangun seketika.

“Itu tadi suaraku, kamu sih dari tadi dibangunin dengan cara yang lembut gak bangun2”

“Hoamm, aku kan capek.”

“Ya udah sekarang kita masuk aja ke café, Gong Chan sudah nunggu kita disana.”

“Ne, kajja.” Kata Seung Ah yang masih dalam keadaan kecapekan, disertai anggukan Chan Rin. Mereka pun meninggalkan mobil dan masuk ke dalam café.



Seung Ah P.O.V

Aku dan Chan Rin pun masuk ke dalam café itu. Dekorasi dan suasananya masih sama seperti 3 tahun yang lalu. Aku dan Chan Rin pun duduk di bangku yang sudah dicarikan Gong Chan. Hoamm… hari ini aku benar2kacapekan. Aku menyandarkan kepalaku di meja karena terlalu mengantuk.

“Kalian mau pesan apa? Aku pesan moccachino. Kali ini aku yang traktir sekalian merayakan karena Seung Ah sudah kembali ke korea.” Kata Chan Rin. Karena ucapan Chan Rin aku yang tadi menyandarkan kepalaku di meja langsung duduk tegak dan bersemangat karena rasa kantukku tiba2 hilang dan yang awalnya aku malas banget bicara atau senyum sekarang langsung terseyum bahagia. Melihat tingkahku ini Chan Rin hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil berdecak ckckck.

“aku Capuchino aja.” Kata Gong Chan.

“kamu?” Tanya Chan Rin sambil menoleh ke arahku.

“aku seperti biasanya aja.” Balasku.

“seperti biasanya?” jawab Chan Rin kebingungan.

“biar aku aja yang pesan… Yeogi!! Aku ingin memesan.” Kata Gong Chan. Waiter itu pun lari ke arah mejaku.

“anda ingin memesan apa tuan?”

“saya akan memesan 1 moccachino dan 2 capuchino.” Kata Gong Chan kepada Waiter itu. Kenapa dia masih ingat minuman yang sering aku pesan ya? Sedangkan Chan Rin… dasar Chan Rin, dia melupakan minuman yang sering aku pesan.

“hanya itu saja?” Gong Chan mengangguk. “baiklah tunggu sebentar tuan.” Kata Waiter itu dan langsung meninggalkan meja kita.

“ya ampun aku lupa…” Kata Chan Rin.

“waeyo?” kataku penasaran. Aishh… kenapa Chan Rin bisa meninggalkan dompetnya di mobil. Dasar ceroboh… tapi masih cerobohan aku. Hehehe…

“dompetku ketinggalan di mobil, Gong Chan aku pinjam kunci mobilmu.”

“nih.” Balas Gong Chan.

“aku ke mobil dulu ya.” Kata Chan Rin. Chan Rin pergi meninggalkan aku dan Gong Chan berduan. Ya… suasana kembali canggung lagi. Jujur… aku rasanya pingin banget ketawa karena aku sudah gak tahan harus canggung sama Gong Chan.

“hmm.” Aku berusaha menahan tawaku, Gong Chan hanya menatapku dengan ekspresi herannya. Seung Ah sudah kubilang tahan ketawamu, ini bukan waktu yang tepat untuk ketawa. Tapi jujur saja aku gak bisa nahan ketawaku ini lama2.

“hahaha~” Aku pun akhirnya mengeluarkan tawaku. Kulihat Gong Chan dia semakin tampak bingung karena ulahku dan wajah bingungnya itu semakin membuat ingin ketawa.

“eh?” kata Gong Chan dengan ekspresi bingung. Aku hanya tertawa saja.

“Seung Ah kamu gapapa kan?” kata Gong Chan yang mulai khawatir karena tertawaku gak berhenti dari 1 menit yg lalu. Aku berusaha menahan tawaku.

“Seung Ah?” kata Gong Chan. Akhirnya aku bisa mengendalikan ketawaku.

“Hosh… hosh…” Aku menganmbil nafas, karena nafasku serasa habis, karena sejak tadi ketawaku tidak berhenti.

“ Seung Ah gwenchanao?”

“nan gwenchana.”

“kenapa kamu sejak tadi tertawa? Emangnya ada hal yang lucu?” tanya Gong Chan penasaran.

“gak, cuma aku aneh aja kenapa ya kita tadi kok bisa canggung?”

“oh, iya ya kenapa tadi kita kok bisa canggung sampai2 kita dikira Chan Rin lagi menyembunyikan sesuatu.”

“ini, pesanan anda.” Tiba2 waiter datang membawakan pesanan.

“btw, Chan Rin kok lama banget ya.” Kataku sambil mengaduk-aduk capuchino milikku.

“benar juga kemana ya dia?” balas Gong Chan. Tadi aku sama Gong Chan canggung sekarang aku sama Gong Chan akrab banget.

“eh tau gak, tadi kita canggung banget sekarang kita sudah akrab lagi.” Kataku yang hanya dibalas dengan senyuman indah milik Gong Chan. Seandainya senyuman itu bisa menjadi milikku, maksudnya Gong Chan hanya memeberikan senyuman indahnya itu hanya untukku. Aishh… apa yang kau pikirkan Seung Ah ingat… dia mungkin hanya menganggapku sebagai adiknya sendiri karena sejak kecil emang kita sudah berteman dekat, dan aku seharusnya menganggapnya sebagai kakakku sendiri tidak lebih dari itu.

“Seung Ah rambutmu sedikit berantakan.” Kata Gong Chan.

“jinjao?” kataku segera merapikan rambutku. Tetapi ketika tanganku hampir menyentuh rambutku...

“sini biar aku aja yang merapikan rambutmu.” Kata Gong Chan sambil memegang tanganku yang hampir menyentuh rambutku.

“go… gomawo.” Jujur sepertinya sekarang pipiku sudah memerah, jantungku sekarang berdetak lebih cepat dari biasanya. Andwe… jangan sampai perasaan ini muncul lagi… Gong Chan sudah aku anggap sebagai kakakku sendiri dan dia menganggapku adiknya sendiri.

“ah… selesai. Kalau gini kan kamu kelihatan lebih rapi dan yeppeo.” Kata Gong Chan sambil tersenyum tulus.

“semuanya maaf ya aku kelamaan.” Kata Chan Rin yang tiba2 sudah ada disampingku.

“oh Chan Rin dari mana saja kau?” Balasku.

“aku mencari-cari dulu dompetku di mobil karena aku lupa menaruhnya di mana? Lalu aku ke toilet.”

“oh… jelas aja kalau kamu lama. Ya gak Gong Chan?” kataku ke pada Gong Chan.

“Mmm.” Kata Gong Chan sambil mengangguk dan tersenyum.

“eh?? Kalian udah gak canggung lagi ya?” Tanya Chan Rin heran.

“Mmm.” Jawabku dan Gong Chan bebarengan sambil terseyum.

“dasar kalian memang sahabat yang aneh, Lim Chan Rin persiapkan mentalmu karena sebentar bakalan ada yang bertengkar, teriak2 tepat di telingamu dan semacamnya.” Kata Chan Rin berbicara pada dirinya sendiri dan memukul pelan dadanya sendiri.

“hahaha~” Aku dan Gong Chan hanya bisa tertawa.

Kita bertiga pun kembali menikmati pesanan, sambil mengobrol dan bercanda. Aku bahagia sekali hari ini aku sudah lama tidak merasakan ini selama 3 tahun. Semuanya aku benar2 sayang kalian sebagai sahabat.

“Seung Ah, kenapa kamu senyum2 sendiri seperti itu?” Kata Chan Rin membuyarkan lamunanku.

“aku hanya bahagia karena bisa merasakan suasana seperti ini lagi.” Balasku.

“aku juga merasakan hal yang sama.” Kata Gong Chan sambil tersenyum. Senyuman itu benar2 membuatku gila…

“Gong Chan Rin, kalian mau gak besok menemaniku ke pusat pembelanjaan? Aku mau beli peralatan sekolah, lusa kan aku sudah mulai sekolah.” Kataku.

“kamu masih saja memanggil kami dengan nama Gong Chan Rin, aku bisa aja menemanimu gak tau kalau Chan Rin. Kamu bisa gak?” kata Gong Chan.

“betul tuh kata Gong Chan kamu masih saja memanggil kami dengan nama Gong Chan Rin. Oke aku akan menemanimu besok, asalkan hari ini aku menginap di rumahmu. Aku malas sendirian di rumah disana Cuma ada penjaga rumah sama ahjumma doang.” Gerutu Chan Rin.

“hehehe… aku kan malas mengulang kata Chan kalian berdua jadi ya nama kalian aku singkat aja. Ya deh kamu boleh menginap di rumahku dari pada cuma Gong Chan aja yang ikut kan gak seru.” Balasku.

“oke aku jemput kalian jam berapa? Nanti jalan-jalannya sama belanja perlengkepannya pakai mobilku aja.” Kata Gong Chan.

“Jam 8 gimana?” Kata Chan Rin.

“oke jam 8 ya.” Kata Gong Chan. Apa jam 8 aduh… ya aku emang yang mau mengajak beli peralatan sekolah tapi aku gak mau kalau jam 8.

“aduh… kenapa jam 8 sih, jam segitu aku belum bangun kalau lagi liburan kalau jam 9 gimana?”

“ kan aku nanti bisa bangunin kamu. Ya aku kalau janjian sih emang sering telat tapi kalau bangun tidur aku selalu pagi bangunnya.” Balas Chan Rin.

“tap… tapi…”

“ya udah deh kalau gitu jam 07.30.” balas Chan Rin dengan enteng.

“eh??? Jangan jam 07.30, jam 08.30 deh.” Kataku memohon.

“oke final ya jam 7 itu terakhir, kalau gak mau berarti jam 6 mau?” aishh… kenapa Chan Rin jahat banget sih, mereka kan udah tau kalau aku gak bisa bangun pagi kalau liburan.

“MWO??? Ya udah deh jam 8 aja…” kataku sambil menggelembungkan pipiku. Mereka cuma tertawa melihat tingkahku. Terus aja sana tertawa di atas penderitaan orang lain. Karena aku semakin sebal dengan tingkah kedua sahabatku ini aku pun menggelembungkan pipiku sambil memalingkan wajahku dari mereka.

“aigoo… jangan marah gitu dong kita cuma bercanda.” Kata Chan Rin sambil mencubit pipiku, karena gemas.

“a… a… appo.” Kataku sambil mengelus-elus pipiku yang memerah karena cubitan Chan Rin. Lim Chan Rin kau benar2 keterlaluan cubitanmu selalu membuat pipiku memerah.

“ya dong jangan ngambek ke kita, kita tadi kan cuma bercanda.” Tambah Gong Chan sambil mengacak-acak rambutku.

“kau masih saja suka mengacak-acak rambutku seperti dulu, tuh kan lihat rambutku sekarang jadi berantakan.”

“hehehe… mianhae, sini deh biar aku yang merapikan rambutmu.” Kata Gong Chan sedikit bersalah sambil memulai merapikan rambutku.

“kau ini benar2 sifatmu tidak berubah sama sekali, tetap kekanak-kanakan.” Kata Chan Rin.

“bodoh amat.” Balasku.

“sudah selesai, rapi kan rambutmu sekarang.” Kata Gong Chan. Aku hanya diam saja karena sekarang aku masih saja sebal melihat tingkah mereka berdua.

“Seung Ah kita pulang yuk… kamu kan masih penasaran kejutannya apa?” kata Chan Rin yang sekarang sudah berdiri. Chan Rin memang pintar banget merubah moodku. Mendengar kata kejutan moodku pun langsung berubah.

“kejutannya apa? Kalau begitu ayo sekarang kita pulang. Gong Chan ayo sekarang kita pulang.” Kataku sambil menarik-narik tangan Gong Chan supaya dia berdiri. Chan Rin sekarang sedang membayar pesanan yang kita pesan tadi.

“ iya sebentar aku mau mengambil handphone sama kunci mobilku dulu.” Kata Gong Chan sambil mengambil handphone dan kunci mobilnya di meja.

“ayolah ppaliwa… ppaliwa… aku ingin cepat pulang, aku ingin segera tau kejutannya apa?” Kataku dengan sedikit merengek, dan segera menyeret Gong Chan ke pintu keluar.

“ya iya.” Balas Gong Chan.

Akupun segera memasuki mobil, karena sudah tidak sabar mengetahui kejutannya apa. Aishh… kenapa Chan Rin membayar gitu saja lama banget. Chan Rin ppaliwa… ppaliwa…

“Chan Rin ppaliwa… ppaliwa… aku sudah tidak sabar lagi nih.” Kataku sudah tidak menahan rasa penasaranku lagi.

“kau ini tidak bisa sabar sedikit ya… tuh Chan Rin sudah ada pintu keluar.” Kata Gong Chan sambil mengacak-acak rambutku. Dasar… Gong Chan dalam situasi yang seperti ini masih saja mengacak-acak rambutku, untuk kali ini akan aku biarkan tapi lain kali lihat saja kau… aku melirik Gong Chan sekilas karena dia sudah mengacak-acak rambutku lagi.

“hehehe… Mian.”

“Chan Rin cepatlah masuk mobil…” kataku seolah tidak mempedulikan Gong Chan lagi. Gong Chan hanya tertawa melihat tingkahku. Akhirnya Chan Rin sudah masuk ke mobil dan Gong Chan pun langsung mencapkan gas menuju rumahku. Kira-kira apa ya kejutannya… aku sudah penasaran nih…

“berapa menit lagi kita sampai?” kataku karena sudah tidak sabar lagi.

“masih lama, kita aja baru berangkat.” Kata Chan Rin, kali ini aku benar-benar penasaran dengan kejutannya karena jarang sekali Chan Rin memberikan aku kejutan. Aku sebentar2 melihat jam di hpku, sampai 10 menit pun berlalu.

“ Gong Chan, apakah kau tidak lebih cepat mengendarai mobil ini?” kataku karena benar2 penasaran.

“kalau kita ngebut nanti kalau kecelakaan gimana? Nanti kamu malah mati penasaran.” Kata Gong Chan.

“ya juga…” Kataku, ya dengan terpaksa aku hanya menunggu sambil mendengarkan music di hpku. 1 lagu sudah terlewat, aku sudah mulai bosan, aku pun mendengarkan music dengan bernyanyi dengan volume kecil. Keuraeyo oneu-reun meonjeo jayo Keudae jamdeulmyeon nado jal-keyo Jeonhwahreul kkeunhko hwahryeohan oseurib-go Na-gal junbireul hajyo Amudo moreuge who-o~… Tonight oneul haruman geudael so-gil-ke Tonight oneu-ri chinamyeon do-ra-gal-ke Tonight kakkeum eosaekha-gedo neukkyeodo Arado jom neomeo-ga juge-nni…

“ehm… ada yang lagi nyanyi nih…” kata Chan Rin, meskipun aku menggunakan headshet tapi masih bisa mendengar omongan Chan Rin. Aku pun mulai menyipitkan mataku ke arah Chan Rin.

“ya tuh si Seung Ah lagi dengerin music sambil bernyanyi.” Kata Gong Chan sambil melirikku dan tersenyum dari kaca mobil, aku hanya membalasnya dengan tatapan sinis, dan dia malah tertawa seperti ada hal yang pantas untuk ditertawakan.

“aduh… suaranya merdu banget ya… sampai2 telingaku sakit dengerin suaranya…” sambung Chan Rin yang disertai tawanya. Gong Chan juga ikut tertawa.

“Ya… Aishh… kalian ini benar2 menjengkelkan, padahalkan biasanya aku yang mengerjai kalian kenapa kali ini kalian yang membuatku marah… lagian suaraku ini gak fals.” Jawabku aku heran aja kenapa kali ini aku yang dibuat jengkel.

“sekali – kali dong kita yang membuatmu jengkel.” Balas Gong Chan.

“benar tuh.” Sambung Chan Rin.

“Chan Rin, apakah masih lama? Aku sudah tidak sabar lagi melihat kejutannya.” Kataku yang sudah penasaran lagi.

“lumayan lama.” Jawab Chan Rin.

“hufft... masih lama ya…” balasku mulai bosan menunggu.

“bagaimana kalau kita mengobrol saja dari pada kau bosan menunggu.” Kata Gong Chan.

“ide yang bagus.” Balasku sambil melepaskan headshet dari telingaku dan mematikan music di hpku.

~~~♪♪♪~~~

“yay!!! Akhirnya sudah sampai.” Kataku ah… ternyata rumahku masih sama gak berubah sama sekali gerbang masih aja itu tinggi dan berwarna hitam, halaman yang luas karena luasnya kadang aku malas untuk jalan dari gerbang ke pintu masuk, dan rumahku masih saja tingkat 2 tapi luas. Karena tidak sabar aku segera membuka pintu mobil, tapi saat tanganku hampir membuka pintu…

“Chakkaman… kau pakai ini dulu.” Kata Chan Rin sambil menyerahkan slayer dan langsung turun dari mobil.

Setelah aku menerima slayer dari Chan Rin, aku pun langsung memakai slayer itu. Saat selesai memakai slayer yang aku lihat hanya latar berwarna hitam, beberapa detik kemudian aku mendengar suara seseorang membuka pintu mobil dan ada sebuah tangan yang menarik tanganku lembut untuk keluar. Tangannya halus banget kaya’ tangan cewek, ah mungkin ini tangannya Chan Rin kelihatan dari tangannya yang lembut, sebaiknya aku tanya aja ini siapa.

“Chan Rin.” Panggilku untuk memastikan itu Chan Rin atau bukan.

“Chan Rin sedang mempersiapkan kejutan untukmu.” Jawab seseorang yang menuntunku berjalan. Ah… mungkin dia Gong Chan,dari suara sudah mirip Gong Chan, semoga saja bukan Gong Chan karena aku tidak ingin jantungku berdetak lebih cepat karena sepertinya aku masih saja menyimpan perasaanku ke Gong Chan mendengar suaranya saja terkadang jantungku berdetak lebih cepat. Tapi sebaiknya aku tanya saja dari pada aku penasaran siapa orang yang menarikku sekarang.

“jadi kau Gong Chan?” Tanyaku pada seseorang yang menarik tanganku.

“ne.” Jawabnya. Bingo… jawaban yang tidak ingin kuharapkan. Semenjak aku tahu kalau dia Gong Chan rasanya seperti jantungku kembali berdetak tidak karuan. Seung Ah… kau tidak boleh menyukai Gong Chan karena dia hanya sahabat kecilmu dan dia pasti hanya menganggapmu sebagai seorang dongsaeng… jadi kau harus bisa menganggapnya sebagai seorang oppa.

Beberapa menit kemudian, langkahku berhenti karena Gong Chan sudah berhenti menuntunku untuk berjalan lagi. Gong Chan pun melepaskan slayer yang aku pakai sekarang. Setelah slayerku dibuka aku mulai mengadaptasikan mataku yang sejak tadi hanya melihat warna hitam. Setelah mataku kembali normal walaupun belum sepenuhnya, yang aku lihat hanya Gong Chan yang sedang berdiri di depanku sambil menunjuk ke arahku lalu memberiku isyarat, tapi aku tidak tau itu isyarat apa ya itu karena mataku belum sepenuhnya kembali normal. Karena geregetan melihatku yang sampai sekarang belum tau itu isyarat apa akhirnya dia memutarku dan…

“Welcome…” seru semua orang yang ada disana. Ah… jadi isyarat itu tadi isyarat untuk berputar… aku terharu karena disana ada Appa, Eomma, dan Dongsaengku. Appa, eomma, dan dongsaengku ternyata hari ini kalian sudah membohongiku ya…

“Appa, Eomma, Dongsaeng kenapa kalian tega membohongiku pakai alasan inilah itulah.” Kataku sambil berlari dan memeluk mereka.

“kalau appa sama eommamu ini tidak membohongimu nanti bakalan gak ada yang namanya kejutan.” Kata appa.

“yang penting sekarang kita bisa berkumpul lagi seperti dulu.” Tambah eommaku.

“eonni, oleh-oleh buatku ada gak?” kata dongsaengku. Aishh… anak ini bukannya nanyain keadaanku, aku disana bahagia apa gak, atau hal2 yang berhubungan denganku, malah nanyain oleh2 dasar nih anak.

“emangnya kamu harus dikasih oleh-oleh ya? Oh… iya untuk semuanya kalian nanti bakal aku kasih oleh-oleh ya… kecuali kau Shin Seung Young.” Kataku ke semua maid dan penjaga rumahku.

“kau memang eonni yang jahat.” Balas dongsaengku sambil memalingkan muka dan hanya aku balas dengan evil smirk.

“aku sama Gong Chan kamu kasih oleh-oleh kan?” kata Chan Rin.

“tenang aja ada kok di koper. Chakkaman bukannya kamu tadi udah aku kasih oleh-oleh ya?” Balasku, Chan Rin berusaha mengingat kejadian tadi setelah dia ingat dia kembali nge-dance gj. “kekeke, aku masih ada oleh-oleh yang lain… tenang aja, yang ulat tadi itu bukan oleh-oleh yang sebenarnya.” Ucapku.

Setelah itu aku dan lainnya kembali menikmati pesta kepulanganku dari Inggris. Ternyata dongsaengku kalau marah ke aku Cuma beberapa saat aja, jadi gak tega kalau tidak memberinya oleh-oleh. Akhirnya waktu aku selesai memberikan oleh-oleh ke ahjumma dan penjaga rumahku dan acaranya sudah selesai aku memberikan dongsaengku oleh-oleh yang sudah dipesannya.

Nb : disini ahjumma itu panggilan buat pembantu ya…

“nih.” Kataku sambil menyodorkan oleh-oleh pesanannya.

“ah… gamshahamnida kutarik kata-kataku yang kau eonni yang jahat ya.” Katanya sambil tersenyum bahagia dan langsung pergi ke kamarnya. Aku hanya tersenyum melihatnya bahagia. Akhirnya acaranya sudah selesai… sekarang waktunya untuk beres2 appa dan eomma, sekarang harus ke kantor karena urusan mendadak. Sekarang sudah jam 8 malam aku harus segera membereskan barang-barangku dan segera tidur karena besok aku harus pergi keliling Seoul dan membeli peralatan sekolah semoga saja Chan Rin mau membantuku.

“aku kira kamu benar2 tidak memberinya oleh-oleh.” Aku terkejut karena tiba-tiba Gong Chan sudah berada disampingku. “kau memang eonni yang baik.” Kata Gong Chan sambil mengacak-acak rambutku.

“ya… sudah kubilang jangan mengacak-acak rambutku lagi.” Kataku kesal.

“hehehe… mian.” Katanya sambil merapikan rambutku lagi, kebiasannya Gong Chan selalu saja mengacak-acak rambutku dan akhirnya dia juga yang merapikan rambutku.

“kau tidak pulang.” Tanyaku ke Gong Chan.

“sebentar lagi aku pulang.” Jawabnya.

“oh… kalau begitu aku mau memindahkan koperku ini dan membereskannya di kamar.” Kataku dan langsung mengambil koper untuk dipindahkan ke kamar.

“sini biar aku bantu.” Kata Gong Chan sambil membantuku membawa 2 koperku yang lainnya.

“tidak usah, nanti aku malah merepotkanmu saja.” Kataku mengelak.

“sudahlah, kau tidak pernah sekalipun merepotkanku kalau kau butuh bantuan tinggal bilang saja ke aku.” Jawab Gong Chan sambil terseyum manis, yang membuatku hampir tidak bisa merasakan kecepatan detak jantungku.

“ah… go… gomawo.” Kataku membalas senyumanmu.

“kau lebih cantik kalau tersenyum.” Kata Gong Chan sambil tersenyum, kenapa dia memujiku jarang banget dia memujiku, jantungku lagi berdetak cepat, kumohon jangan sampai aku menyukai Gong Chan lagi. Dia sudah kuanggap sebagai oppa.

“apakah kau yakin kalau kau bisa membawa 2 koper ini?” tanyaku ke Gong Chan saat aku dan Gong Chan sudah sampai tangga utama. Kamarku memang ada di lantai 2.

“ya aku yakin.” Balasnya.

“tapi kan koperku berat, dan kau membawanya sampai lantai 2 apakah tidak berat? Atau aku akan memanggilkan maidku?” tanyaku kurang yakin.

“ah tidak usah, aku menolongmu ini dengan senang hati, lagian bagiku tidak ada yang berat kalau kamu yang menyuruhku.” Balasnya Aku pun langsung membalasnya dengan tatapan aneh, lagi-lagi kata-katanya membuat hatiku meleleh dan membuat pipiku hampir memerah, dan aku sempat melihatnya seperti salting. Ah… Shin Seung Ah sadarlah itu mungkin hanya perasaanmu saja. “kita kan sudah bersahabat sejak dulu jadi kita harus saling menolong kan?” balasnya dengan sedikit aneh. Tuh kan… itu hanya perasaanmu saja Seung Ah, jadi kesimpulannya dia hanya menganggapmu sebagai sahabat sejak dulu atau mungkin dongsaengnya.

Setelah itu Gong Chan membawa koperku sampai ke atas, ya awalnya aku sudah menolak bantuannya berkali-kali karena ini sudah malam dan mungkin kecapekan, tapi apa boleh buat dia juga bersih keras untuk membantuku, kalau Chan Rin mau membantuku sih aku tidak akan menolak sama sekali meskipun itu mungkin berat baginya hehehe…

Sesampainya di kamarku…

“gomawo Gong Chan, maaf sudah merepotkanmu.” Kataku kepada Gong Chan.

“sudah aku bilangkan kamu sama sekali tidak merepotkanku.” Jawab Gong Chan

“sekali lagi gomawo ya.” Kataku dan hanya dibalas dengan senyumannya. Aku pun membereskan sebagian barang-barangku.

“sudah lama aku tidak pernah masuk kamar ini, ternyata masih sama seperti dulu.” Kata Gong Chan sambil duduk di pinggir tempat tidurku dan melihat-lihat seisi ruangan kamarku.

“terakhir kamu masuk kamarku kalau gak salah waktu kamu membantuku berkemas barang-barangku karena aku mau pergi ke Inggris.” Kataku, karena selesai membereskan sebagian barangku aku langsung duduk disamping Gong Chan. Ya… Gong Chan sering masuk ke kamarku untuk kerja kelompok dan bermain playstation dengan Chan Rin. Meskipun saat main playstation disana ada Chan Rin tapi disana lebih memilih untuk melihat kami bermain dari pada bergabung dengan kami, atau dia akan memakan cemilan yang sudah ada di rumahku.

“ehm… kau benar.” Balasnya.

“ngomong-ngomong Chan Rin mana?” tanyaku ke Gong Chan.

“ah… dia pulang ke rumahnya sebentar buat mengambil bajunya dia kan mau menginap di rumahmu.” Jawabnya.

“oh… apakah kau tidak ingin pulang?” tanyaku.

“kau mengusirku?” bukannya malah menjawab pertanyaanku dia malah balik tanya ke aku. Pakai ngira aku ngusir dia segala, emangnya kata-kataku salah ya.

“Ya!!! Aku tidak mengusirmu tau, sekarang kan sudah malam emangnya orang tuamu tidak cemas kau jam segini belum pulang?”

“iya eomma, aku bentar lagi pulang, orang tuaku yang sebenarnya tidak akan cemas karena mereka tahu kalau aku di rumahmu.” Apa eomma???? Emangnya aku yang masih umur 16 tahun pantas dipanggil eomma ya????

“YA!!! Apa yang barusan kau katakana tadi? Eomma? Emangnya aku pantas apa dipanggil eomma?” kataku kesal karena dipanggil eomma.

“hehehe… mian habis kamu sih sikapmu seperti eomma saja.” Balasnya.

“huftt, kamu mau minum dulu atau langsung pulang?” tanyaku.

“minum dulu aja deh.” Jawab Gong Chan.

“kalau begitu aku ambil minum dulu.” Kataku dan beranjak pergi ke dapur, tapi belum aku berjalan 5 langkah Gong Chan memegang tanganku dan…

“Seung Ah.” Panggil Gong Chan sambil memegang tanganku.

“ehm?” kataku sambil menghentikan langkahku dan berbalik arah. Saat aku ingin berbalik arah Gong Chan menarik tanganku dan langsung memelukku erat.

“Seung Ah, bogoshippoyo.” Kata Gong Chan.

TBC…

Sebenarnya Gong Chan itu suka gak sih sama Seung Ah??? ah… molla tunggu aja part 2 nya ya... Thanks ya yang udah baca ^^ !!! jangan lupa RCLnya… mian kalau jelek+gak nyambung+banyak typo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar