Kamis, 22 November 2012

Wedding Dress



Wedding Dress.




Author : Eunike Dewanggasani W.S

Tittle : Wedding Dress

Cast :

- Lee Dong Hae

- Im Yoon Ah

- Other Cast

Genre : Romantic and Comedi





CHAPTER 1



Aku menyematkan pensil di telingaku. Lelah sekali rasanya setelah harus me-remake ulang wedding dress yang dipesan oleh pelanggnku. Bajunya terlalu kecil dan pelanggannya ingin agar ditambahkan aksen bunga lagi, sehingga aku harus mendesain ulang. Assistenku, Choi Sooyoung, membawakan minuman kesukaanku, yaitu Cappucino dingin yang biasanya bisa menghilangkan stressku.

“Kau tampak kelelahan sekali, Yoona-nim.” Katanya setelah meletakan gelas Cappucino ke meja kerjaku. Aku menatapnya sebal.

“Ya, Choi Sooyoung ! Sudah kubilang berapa kali ? Panggilah aku dengan sebutan Yoong ! Tanpa embel-embel ! Panggil saja Yoona-nim saat kita sedang rapat atau acara resmi ! Arraseo ?”

“Ne, arraseo. Kenapa aku harus memanggilmu ‘Yoong’ ?” tanyanya balik sambil menatapku bingung.

“Karena aku bahkan tidak bisa menganggapmu serius sebagai rekan kerja. Selamanya kau tetap sahabatku, Soo. We are bestfriend forever,” kataku sambil tersenyum. Sooyoung menatapku penuh haru.

“Eh, bagaimana dengan baju yang harus kau remake ? Haruskah kita merombak ulang bagian-bagian utamanya ?” tanya Sooyoung sambil melihat kertas di mejaku.

“Ani, Soo. Hanya saja kita harus menambahkan beberapa aksen dan memperbesar ukuran pinggang, dada, dan panggulnya saja. Kau bantu aku, ya ? Aku sepertinya butuh bantuan dalam merombak bagian rok’nya.” tanyaku penuh harap. Sooyoung mengangguk.

“Kita ubah sekarang saja. Jangan mau kalah dengan deadline,” kata Sooyoung. Aku yang mengerti ucapan Soo segera mengeluarkan wedding dress yang akan di rombak. Aku menaruhnya di sebuah manekin dan meletakkannya di tengah ruangan.

“Jadi, apa yang diinginkan pelanggan kita ?” tanya Soo sambil memakai kacamatanya.

“Pelanggan kita ingin sekali agar bagian roknya dibuat berkibar, tetapi ada aksen bunganya juga. Lengan dan pinggang juga harus diperbesar. Dia juga ingin agar bagian dada atasnya lebih terbuka lagi sedikit.” Kataku. Dengan cekatan, aku dan Sooyoung segera merombak bagian-bagian wedding dress itu. Setelah 6 jam, akhirnya wedding dress itu jadi.

“Wah, akhirnya selesai ! Gomawo, Soo, biasanya akan makan waktu 2 hari, lho ! Untung aku tidak sendirian !” kataku sambil memeluk Sooyoung. Sooyoung balas memelukku.

“Yoong, ini sudah jam 7 malam, aku pulang dulu, ya ! Pai-pai !” katanya sambil mengambil tas dengan kilat lalu langsung berlari keluar butik. Aku tersenyum memandang kepergian sahabatku itu.



**



Purple Ran. Itulah nama butik kecil di Seoul, yang dimiliki oleh seorang yeoja cantik bernama Im Yoona. Butik itu ia peroleh dari sang ayah, yang telah mewujudkan cita-citanya untuk menjadi desainer dan memiliki butik sendiri. Walaupun hanya dikelola oleh beberapa orang, tetapi butik ini telah terkenal di Seoul. Banyak orang yang datang untuk meminjam gaun pernikahan di butik ini. Pegawai disini hanyalah 3 orang, yaitu Seo Joohyun, Choi Sooyoung, dan Kim Taeyeon. Im Yoona hanya mempekerjakan orang-orang itu karena mereka adalah sahabat Yoona yang dapat dipercaya. Keempatnya selalu bekerja sama. Sampai suatu hari.....



8 a.m @Purple Ran



“OMO ! Benarkah itu, Seo ?” tanya Taeyeon dengan wajah terkejut. Seohyun hanya mengangguk bahagia. Yoona yang mendengar keributan itu hanya bisa terbengong sambil berjalan ke arah 3 sahabatnya yang sedang bersenda gurau di salah satu sudut butik.

“Ada apa, ada apa ?” tanya Yoona.

“Cho Kyuhyun, penyanyi terkenal itu, yang satu universitas dengan Seohyun akhirnya menembak Seohyun ! Wohoo~ cinta di musim semi......” pekik Taeyeon dan Sooyoung senang. Padahal yang di tembak Seohyun.

“Ah~ benarkah itu, Seo ?” tanya Yoona. Seohyun langsung memeluk Yoona.

“Ne, Yoong, aku bahagia sekali !” Seohyun berteriak histeris saking gembiranya. Yoona yang melihat sikap sahabatnya itu hanya tersenyum sambil menepuk pundak Seohyun.

“Waah~ Chukkae, Seo ! Ajaklah dia kesini ! Siapa tau dia suka dengan barang-barang produksi kita ! Ngomong-ngomong, kau menjawab apa ?” Yoona memberi semangat kepada Seohyun.

“Aku menjawab iya, Yoong !” dan sekarang aku resmi pacaran dengannya !” Seohyun kembali berteriak histeris. Yoona, Taeyeon, dan Sooyoung langsung memeluk Seohyun.

“Kita senang kalau kau juga senang, Seo !” ucap Taeyeon.

“One for all, and all for one!” mereka berteriak mengumandangkan janji sahabat mereka. Tiba-tiba dari arah pintu butik, masuklah beberapa orang yang datang untuk meminjam baju pernikahan.

“Eits, sudah, sudah. Kita lanjutkan nanti saja, ya. Ayo, layani pelanggannya !” kata Yoona memberi komando kepada sahabat-sahabatnya.

“Ne, Yoong !” jawab mereka bertiga serempak. Yoona segera kembali ke ruang kerjanya, melanjutkan sketsa baru yang akan dibuatnya. Selangkah lagi ia akan memasuki kantornya ketika terdengar bunyi ‘TLING !’ dari arah pintu butik. Munculah sesosok Artis terkenal, Lee Donghae, datang dengan baju kasualnya.

“OMO ! Donghae-ssi ?!” pekik Yoona kaget. Yang merasa diomongkan segera menoleh ke arah Yoona.

“Hey. Lama tidak bertemu.” Kata Donghae dingin sambil melepas kacamata hitamnya yang sedari tadi dikenakannya. Yoona meletakkan kembali pensil yang baru saja dipegangnya.

“Mau apa kau kesini ? Bukankah kau berjanji tidak akan pernah mau melihatku ?” tanya Yoona sinis. Donghae hanya menoleh ke arah lain, berusaha melihat-lihat koleksi baju-baju pengantin, gaun, dress, rok, sampai blouse yang ada di butik YoonA.

“Kenapa kau menganggap perkataanku itu sangat serius ?” tanya Donghae kembali. Yoona hanya tersenyum pahit.

“Sudahlah, jangan diungkit lagi. Mau apa kau kesini ?” tanya Yoona mengalihkan topik pembicaraan. Donghae mengekeh pelan.

“Heh, kebiasaanmu belum berubah, ternyata. Suka mngalihkan topik pembicaraan. Kau belum jauh berbeda dengan dirimu sewaktu SMA dulu.” Kata Donghae dingin. Yoona yang merasa tersinggung segera memberi Donghae deathglarenya.

“Aku hanya ingin melihatmu dan butikmu saja. Tak kusangka, gadis tomboy dan sradak-sruduk kaya kamu bisa juga sukses di bidang fashion. Chukkae. Annyeong,” lalu Donghaepun segera keluar dari butik dan pergi dengan BMW hitamnya.

“Freak,” desah Yoona sambil memandang kepergian mobil sang artis terkenal, Donghae. TaeYeon yang sudah selesai melayani pelanggan segera berlari kecil menghampiri Yoona.

“Yoong, tadi itu benar-benar Donghae, penyanyi dan aktor film itu, kan ??” tanya Taeyeon dengan mata berbinar-binar.

“Iya. Dia itu Lee Donghae yang kejam, semena-mena, aneh, gila, dan namja paling menyebalkan yang pernah aku temui di bumi ini !!!!” jerit Yoona. Membuat seluruh pengunjung yang ada disitu menoleh ke arahnya.

“Ooups,” YoonA menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Taeyeon memukul pelan lengan Yoona.

“Kenapa kau menghinanya, sih, Yoong ? Aku ini fans’nya loh !” kata Taeyeon memprotes perkataan Yoona.

“Jadi, begini, lho............”

FLASHBACK

“Dasar ikan ! Cerewet banget sih lo ?? Pergi sana, udah jelek, cerewet, sok cakep lagi !” ejek Yoona sambil menjulurkan lidah ke arah Donghae. Donghae yang tidak suka diejek seperti itu juga balas mengejek Yoona.

“Dasar tua ! Lihat tuh, wajah lo dah kaya nenek-nenek ! Kagak bakalan dapet namjachingu lo !” balas Donghae. Yoona meremas ujung rok SMA’nya yang hanyadiatas lutut.

“Gue pasti bisa dapet namjachingu, kok ! Liat aja nanti ! Gue juga pasti bakalan jadi fashion designer yang terkenal !” Yoona berteriak sambil mengenggam kedua tangannya. Donghae yang berjarak sekitar 5 meter di depan Yoona mulai berjalan pelan ke arah Yoona. Suara desiran angin terdengar di koridor sekolah yang sudah sepi itu. Sinar matahari sore masuk melalui jendela di sepanjang koridor. Yoona tidak bisa menggerakkan kakinya. Ia seperti beku di tempat. Donghae yang sudah tepat berada di depannya segera mendekatkan wajahnya ke telinga Yoona.

“Kita buat perjanjian. Aku tidak butuh persetujuanmu. Kita berdua wajib terlibat. Saat dewasa nanti, jika kau berhasil menjadi designer terkenal dan mendapatkan namjachingu, aku akan menganggapmu menang dalam pertandingan ini. Jika kau belum bisa menepati kedua janjimu, kau harus mau menuruti satu permintaanku !” kata Donghae. Yoona menelan ludahnya karena gugup. Yoona baru sadar, kalau Donghae menggunkan kata ‘kamu’ dan ‘aku’ ? Apa maksudnya ini ??

“Permintaan apa yang lo mau ?” pikiran Yoona sudah melayang entah kemana, membayangkan yang tidak-tidak tentang permintaan Donghae.

“Aku baru akan mengatakannya jika kita sudah dewasa nanti ! Karena hari ini hari kelulusan kita, sekaligus hari terakhir kita bertemu, kutunggu janjimu, IM YOON AH !!” kata Donghae sambil menjiwit hidung Yoona dan berlari meninggalkannya di koridor SMA yang sepi itu. Kini mereka harus berpisah di hari terakhir mereka di SMA itu. Yoona tertegun melihat tingkah sahabat sekaligus musuhnya itu. Bisa disebut STM, mungkin ? (Sahabat Tapi Musuh)

END OF FLASHBACK

“Ooohh, jadi begitu,” ucap Seohyun, Taeyeon, dan SooYoung bebarengan.

“Soo ? Hyunnie ? Sejak kapan kalian mendengarkan ceritaku ?” tanya Yoona bingung.

“Sejak tadi lah ! Pelanggannya sudah kami layani, kok.” Kata Sooyoung tenang.

“Eonnie, ngomong-ngomong, kenapa sih Eonnie dan Donghae-ssi bisa bermusuhan ? Padahal sepertinya kalian berdua bersahabat ?” tanya Seohyun.

YoonA cukup kaget dengan perkataan sahabat sekaligus ‘adik’ baginya. Buktinya, ia mendelik mendengar ucapan Seohyun.

“Nde, Hyunnie. Aku dan Donghae memang sudah bersama sejak balita. Kami memang bersahabat. Masuk sekolahpun selalu kebetulan sekolah dan kelas yang sama. Entah siapa dan kenapa, kadang kalau ada masalah sepele kami selalu bertengkar. Tapi tidak ada yang mau memutuskan hubungan persahabatan kami. Hahaha, padahal kalau dipikir kan lucu juga,” kata Yoona sambil tertawa kecil. Ketiga sahabatnya hanya bisa ber-‘ooohhh’ ria.

“Lalu, kau belum menepati janjimu yang kedua, Yoong. Kau belum memiliki namjachingu,” ucap Sooyoung. Yoona segera memprotes.

“Aku kan sudah memiliki Kyuhyun Oppa !”

“Itu kan setahun yang lalu.” Protes Sooyoung.

“Masih ada Taecyeon Oppa, tuh.” Kata Yoona lagi.

“Itu 8 bulan yang lalu.” Ralat Sooyoung lagi.

“Tenang, masih ada....”

“Siwon ? Itu 2 bulan yang lalu. Sekarang tidak.” Ralat Sooyoung lagi. PLAK !! Pukulan telak. Yoona cegek.

“Eonnie, apa dia ini Kyuhyun yang sama dengan Kyuhyun pacarku ?” tanya SeoHyun khawatir.

“Molla, Hyunnie. Sepertinya sih tidak, nama Kyuhyun di dunia ini kan banyak,” kata Taeyeon santai. Seohyun mendesah lega.

“Ooh ! Jangan-jangan Donghae tadi kesini untuk menagihmu janji itu Yoong ! Bisa-bisa besok ia akan kesini lagi ! Lalu, begitu mengetahui kau belum memiliki namjachingu, kau akan jadi budaknya !” kata Sooyoung memanas-manasi.

“HAAA ?!? Andwae ! Lihat saja besok !” kata Yoona sambil duduk di kursinya kembali, melanjutkan sketsanya. Ketiga sahabatnya yang melihat Yoona ngambek segera memutuskan untuk melanjutkan melanjutkan pekerjaan mereka.

7 p.m @Im’s House.

Yoona duduk di teras sambil melihat layar laptop di pangkuannya. Ia sedang mengenakan celana kain warna oranye selutut dan kaos t-shirt panjang se siku warna kuning. Di lehernya tersemat syal hitam.

“Annyeong Yoong !” sapa Yuri, kakak Yoona yang baru saja pergi bersama namjachingunya, Choi Minho.



YOONA POV

Aku duduk di teras sambil mengamati skripsiku yang masih setengah selesai. Kudengar suara motor dari arah pagar rumah. Bisa kutebak, pasti Yuri dan namjachingunya, Choi Minho.

KREEEK... Suara pintu pagar rumah yang dibuka. Yuri dan MinHo masuk.

“Annyeong Yoong !” sapa Yuri sambil menggandeng tangan Minho. Tangan satunya membawa kresek putih yang besar yang entah isinya apa.

“Annyeong, Noona,” kata Minho. Aku membalasnya dengan senyuman. Minho memanggilku Noona karena usianya lebih muda 1 tahun dariku. Ya, dia juga lebih muda dari Yuri.

“Yul ! Minho ! Kalian dari mana ?” tanyaku.

“Kami baru saja dari Namsan Tower, Yoong !” kata Yuri dengan bangganya.

“Pacaran sore-sore ? Sambil jalan-jalan, ya ?” terkaku. Minho mengangguk.

“Kalian beli coklat, ya ?” terkaku lagi. Wajah Yuri langsung berubah.

“Darimana kau tau, Yoong ?”

“Indra penciumannya Noona kan hebat,” canda Minho. Aku, Yuri, dan Minho tertawa. Aku melirik lagi ke kresek di genggaman Yuri.

“Yulllll, mintaaaaakkk,” rayuku. Yuri menatapku dengan pandangan yang mengatakan ‘tidak-boleh!’. Aku langsung mengeluarkan jurus Aegyo’ku. Aku sudah tau Yuri tidak akan terlena dengan jurusku ini, tetapi apa salahnya dicoba.

Tebakanku benar. Yuri masih tetap dengan tatapannya itu. Aku mulai menyerah. Aduhhhh, padahal aku lagi ingin coklaat !

“Chagi, sudahlah, kita kasih aja ke Yoong Noona satu, kan masih ada yang satu lagi. Nanti kita paruhan, ya, makannya....” bujuk Minho. YES ! Aegyoku berhasil !

“Tapi Chagi....” Yuri merujuk lagi. Tapi senyuman tampan Minho akhirnya meelehkan hati Yuri.

“Ahh ~ baiklah. Nih, Yoong,” kata Yuri sambil melemparkan sebatang coklat ke arahku. Dengan sigap aku segera menangkapnya.

“Gomawo, Eonnie !!” kataku sambil menunujukan aegyeo (lagi).

“Sudahlah, ayo masuk, Chagi..” kata Yuri sambil menarik tangan Minho untuk masuk ke dalam rumah. Aku mengedipkan mataku ke Minho dan Minho membalasnya dengan membentuk ‘ok’ dengan ibu jari dan telunjuknya digabungkan.

9 p.m

“HUAAAAHH, akhirnya selesai juga buat hari ini... !! 60% complete... !!!!” teriakku gak jelas di teras. Skripsiku sudah hampir selesai !!!

Aku membuka bungkus coklat dan mengulumnya. Aku mematikan laptopku dan menentengnya masuk ke rumah. Saat melewati ruang tamu, aku melihat Yuri dan Minho bermesraan. Yuri menyandarkan kepalanya di pundak Minho dan Minho mengelus kepala Yuri. Dengan cepat aku segera menaiki tangga untuk masuk ke kamar dan meletakkan laptop. Karena aku tidak punya apa-apa untuk kukerjakan, lebih baik aku turun untuk bergabung dengan Minho dan Yuri.

“Kau menganggu saja,” kata Yuri yang menyadari kehadiranku di ruang tamu. Aku duduk di salah satu sofa. Minho dan Yuri tetap dalam posisi yang sama dengan tadi.

I Lost my mind, noerul cheoman nasseulte, no hannappego modeun goseun get in slow motion, nege marhejwo ige sarangiramyon.....

SMS dari Taeyeon.

Yoong, sudah dapat namjachingu belum ? Siapa tau Donghae-ssi datang lagi.... hihihihihi.... J

Aku memutar otakku. Aduh, aku belum dapat. Siapa yang mau jadi namjachinguku ? Sudah ada 3 orang yang menjadi mantanku. Katanya aku ini terlalu tomboy, sradak-sruduk, dan arogan, huh, bagaimana caranya aku bisa mendapat namjachingu yang tampan, baik, perhatian ?? Rasanya mission immposible.

“Aku ke kamar mandi dulu ya, Chagi...” kata Minho sambil beranjak dari tempat duduknya. Yuri mengangguk.

“Eonnie, kau masih ingat Donghae, kan ?” tanyaku pada Yuri saat Minho sedang pergi ke kamar mandi.

“Hm ? Ah, Hwae, ya. Tentu saja masih ingat. Dia dulu tetangga kita, kan ? Dan dia akhirnya pergi ke luar negeri untuk kuliah. Dia juga akhirnya kembali lagi dan pndah rumah semenjak menjadi artis, kan ?” kata Yuri Eonnie sambil menyeruput tehnya.

“Nde. Sebetulnya, tadi pagi dia datang ke butikku, Eon....” kataku jujur.

BRRUUUAAAH

Yuri meanyemburkan tehnya saking kagetnya.

“Mwo ? Lalu dia bilang apa ? Apa dia menemuimu ? Bagaimana dia sekarang ? lalu, dia ke butikmu mengendarai apa ? Dia...” aku dihujani beribu pertanyaan oleh Eonnieku yang cerewet ini. Untung saja aku sudah kebal dengan sikapnya yang satu ini. Bisa-bisanya Minho mau berpacaran dengan orang yang sanget cerewet seperti kakakku yang satu ini.

“Dia sepertinya ingin menagih janjiku, Eon... masih ingat, kan ? Yang waktu kelulusanku di SMA itu....” kataku bersemangat. Yuri Eonnie mengangguk-angguk.

“Ne. Gawat, Yoong. Kau belum menepati janjimu yang satunya. Kau belum memiliki namjachingu. Hhahaha~” kata Eonnieku dengan nada mengejek. Aku merengut kesal.

“Karena itu, aku mengatakannya padamu karena aku ingin mencari solusinya, Eonn ! Bagaimana kalau dia kembali lagi ke butikku besok ? Huwaaa.....” Yuri tampak terdiam. Memikirkan sesuatu.

“Ah, begini saja, Yoong. Besok universitasku dan Minho libur. Kau ajak saja dia ikut ke butik. Pura-puralah sebagai yeojachingunya. Antisipasi kalau-kalau Hwae itu datang lagi.” Kata Yuri Eonnie.

“Hm. Boleh juga tuh, Eonn.” Kataku. Sedetik kemudian, muncullah Minho dari kamar mandi. Kami bertiga mendiskusikan rencana ini. Dan Minho setuju.

Esoknya..... @Im’s House, 7 a.m

“Yoong, Minho sudah menunggu tuh didepan.” Kata Yuri yang baru saja keluar dari kamr mandi. Ia sedang menggunakan tanktop kuning, dengan celana pendek warna putih. Handuk tersampir di rambutnya yang basah.

“Mwo ? Aku ke butik hari ini diantar Minho ?” tanyaku bingung sambil memakan sarapanku.

“Ne, Yoong ! Bukankah hari ini kau akan menjadi yeojachingu bohongannya ?” kata Yuri sambil duduk di sebelahku.

“Ngomong-ngomong, kapan Appa dan Eomma akan pulang kerja dari luar negeri ?” tanyanya padaku.

“2 minggu lagi, Eonn.” Kataku sambil meneguk jus jerukku. Ya, kedua orangtuaku memang bekerja di luar negeri. Aku segera menggunakan mantel merahku dan menyampirkan tas selempang kulit ke pundakku. Aku berjalan ke pintu gerbang diikuti Yuri. Minho dengan manis sudah menunggu di sepeda motornya.

“Hati-hati ya ! Yoong, ingat, Minho itu hanya milikku ! Minho, tolong jaga Yoona sebentar, ya !” kata Yuri sambil mengecup pipi Minho. Minho menanggapinya dengan senyuman ‘charismatic’ nya.

“Ne, ne. Kau masuk saja sana !” usirku pada Eonnieku.

“Wae ??” tanya Yuri sambil cemberut.

“Karena aku tidak ingin yeojachinguku yang cantik ini dilirik oleh orang lain,” kata Minho dengan cepat menyerobot perkataanku. Pipi Yuri merona merah akibat gombalan Minho.

“Baiklah, kami pergi dulu, Eonn ! Jangan lupa bersih-bersih rumah ! Aku pulang pagi, soalnya aku nanti ambil kuliah malam !” kataku sambil duduk di belakang Minho. Ya, universitasku dan kakakku sama, hanya saja berbeda jurusan. Aku memilih jurusan Tata Busana. Dulu sebetulnya aku ikut jurusan yang sama dengan Yuri, yaitu jurusan Dance. Tetapi aku pindah. Selain mendesain baju, aku juga pintar dance, lhooo.... hohoho. Yuri dan Minholah yang di jurusan Dance. Kedua sahabatku yang lain, yaitu Kai dan Taemin, juga di jurusan Dance.

“Noona, udah nyampe, nih,” kata Minho sambil menggoyang-goyangkan pundakku. Aku tersadar dari lamunanku.

“Heh ? Oh ? Udah nyampe ? Kajja, kita masuk,” kataku sambil berjalan masuk ke butik. Minho mengikutiku dari belakang. Kulihat di dalam butik, Seohyun, Sooyoung, dan Taeyeon sedang bersiap-siap membuka butik.

“MWO !! KAU !!” pekik Minho dan Seohyun bebarengan, sambil menunjuk satu sama lain. Aku, Sooyoung, dan Taeyeon hanya bisa melongo melihat aksi merea berdua. *Lanjut ke Chap. Selanjutnya*

..................................
Wedding Dress.


Author : Eunike Dewanggasani W.S

Tittle : Wedding Dress Part 2

Cast :

- Lee Dong Hae

- Im Yoon Ah

- Other Cast

Genre : Romantic and Comedi




CHAPTER 2

“Kalian saling mengenal ?” tanya Sooyoung.

“Dia itu tetanggaku saat masih SMP !” kata Seohyun dan Minho bebarengan. Minho langsung merangkul Seohyun.

“Kami sudah seperti kakak-adik lho. Kau pindah kemana, sih ? SMA’ mu diamana ?” kata Minho.

“Mianhae, Minho, aku SMA di Seoul.” Kata Seohyun.

“Ah, tidak apa. Aku juga setelah lulus SMA juga pindah ke Seoul. Di Incheon sekarang cuma ada nenek-kakekku saja,” kata Minho.

“Soo ! Sapu nih butiiknya ! Kemarin-kemarin yang nyapu Cuma aku, Yoona, sama Seohyun doang ! Gantian dong !” kata Taeyeon sambil melempar sapu ke arah Sooyoung. Dengan sigap, Sooyoung langsung menangkapnya, lalu pergi ke halaman depan butik sambil ngedumel gak jelas.

*Donghae POV*

“Heh, aku menemukanmu, Im Yoon Ah...” kataku bergumam senang sambil melihat ke luar jendela dari mobil BMW’ ku. Aku baru saja mengunjungi butik terkenal itu, kalau tidak salah namanya Purple Ran. Tentu saja aku tau alasan Yoona memilih nama itu, apalagi kalau bukan karena kakeknya. Kakeknya dulu sangat suka membawakanku dan Yoona bunga Ran ungu dari Jepang yang sagat langka. Sayang, kini bunga itu sudah punah.

“Pak, bawa aku ke studio. Aku ada pemotretan majalah hari ini,” kataku pada sopir mobilku.

“Baik, tuan.” Lalu mobilku dengan cepat melesat ke arah studio.



Esoknya.....



Aku bersiap-siap mengunjungi butik itu lagi. Untuk menagih janji padanya. Aku selalu mengingat dan menganggap serius perkataanku saat kelulusan SMA itu. Sudah beberapa tahun aku dan Yoona tidak bertemu, dan sekarang aku bertemu dengan dia lagi !! Betapa senangnya aku. Aku memakai kaos putih berlengan panjang, jelana kain hitam panjang, sepatu sneakers, topi baseball dan kacamata hitam. Tak lupa syal hitam rajutan yng hangat. Ah, syal ini.... membawaku pada ingatan akan dirinya.......

FLASHBACK

“Oppa ! Aku mulai belajar menabung, loh !” seru Yoona kecil yang masih berumur 5 tahun itu. Aku tersenyum mendengar perkataannya. Aku mengusap pelan kepalanya.

“Oh ya ? Daebak, Yoong ! Kalau uangnya sudah tterkumpul mau kau belikan apa ?” tanyaku lembut. Yoona hanya bisa mengerlingkan mata nakal.

“Lihat saja nanti, Oppa ! Kau akan terkejut !” kata Yoona.

“Emm, baiklah, Oppa akan menunggu untuk melihatnya,” kataku menatap Yoona teduh.

3 Months later....

“Oppa ! Coba kau lihat syal ini ! Bagus tidak ?” kata Yoona sambil membawa syal hitam rajutan yang panjang dan tebal. Kebetulan saat itu sedang musim dingin. Ia mengajak untuk menemuiku di halaman samping rumahku dan rumahnya.

“Wah, bagus, Yoong ! Mau kau berikan ke siapa ?”

“Ini untukmu, Oppa ! Anggap saja tanda sayangku untuk Oppa selama ini..... ini kubeli dengan uang tabunganku..” kata Yoona bangga sambil mengalungkan syal itu ke leherku. Aku tersenyum penuh haru ke arahnya. Lalu aku segera memeluknya.

“Gomawoyo, Yoong....” kataku membisikkan kata-kata itu tepat di telinganya. Yoona membalas pelukanku.

“Cheonma, Hae Oppa....” kata Yoona membalas peluanku.

FLASHBACK OFF

BACK TO REALITY

Hari ini aku tidak diantar dengan mobil. Aku memutuskan untuk naik bis sampai ke butiknya. Untung tidak ada yang mengenaliku. Mungkin syal ini sngat membantu menyembuntyikan iadentitasku ? Hweheheheeh....

@Depan butik Purple Ran.

“Hei, bisakah aku bertemu dengan pemilik butik ini ?” tanyaku pada seorang yeoja tinggi yang sedang menyapu halaman depan.

“Maaf, kau siapa ? Apa kau sudah membuat janji dengan Yoona-nim ??” tanya yeoja itu ketus.

“Aku temannya.” Kataku tak kalah ketus. Yeja itu tampak berpikir sejenak.

“Dia ada di dalam.” Katanya sambil kembali menyapu. Aku membungkukkan badanku singkat.

“Khamsahamnida,” lalu aku segera masuk ke dalam butik itu. Kulihat Yoona sedang berbincang-bincang bersama 2 yeoja dan.... tunggu ! Siapa namja yang berdiri di sampingnya ??

Sepertinya mereka tidak menyadari kedatanganku.

“Ehem,” aku berdehem agar mereka mengalihkan perhatiannya. Berhasil, mereka langsung menoleh ke arahku. Yoona tampak terbelalak melihatku.

“Donghae Oppa....” lirihnya. Aku melepas kacamataku.

“Aku ingin menagih janjimu.” Kataku. Yoona tersenyum simpul.

“Kenalkan, Lee Donghae, ini Choi Minho, namjachinguku.” Kata Yoona sambil bergelayut manja di lengan namja tadi.



*Minho POV*

“Donghae Oppa....” lirih Yoong Noona sambil memandang namja di depannya. Ooh, jadi ini si Donghae ? Penyanyi dan aktor film itu ?? Kenapa penampilannya berbeda sekali ?

“Aku ingin menagih janjimu.” Kata Donghae dingin. Dengan cepat, Yoong noona langsung memeluk lengan kananku.

“Kenalkan, Lee Donghae, ini Choi Minho, namjachinguku.” Kata Yoong noona memberi sinyal kepadaku. Ah ~ sudah waktunya bereaksi sebagai namjachingu ‘sementara’ untuk Yoong noona.

“Iya, aku namjachingunya. Salam kenal, err.... Donghae-ssi ?” kataku sambil mengulurkan tangan, berniat untuk menjabat. Donghae-ssi menyambut jabatan tanganku dengan dingin.

“Oh. Im Yoon Ah, aku ingin bicara denganmu sebentar. Bisakah ?” kata Donghae-ssi dingin. Yoong noona tampak ragu-ragu. Ia menatapku, Seohyun, dan Taeyeon noona bergantian. Aku dan yang lainnya mengangguk mengiyakan.

“Em, boleh.” Donghae-ssi dengan cepat mencengkram pergelangan tangan Yoong noona, yang otomatis membuat kontak fisikku dan Yoong noona terputus. Aku hanya bisa memandang pasrah punggung mereka berdua yang mulai keluar dari butik, lalu dengan cepat berjalan entah kemana.

*Sooyoung POV*

Ah! Aku benci menyapu. Membuat pinggang dan punggung lelah saja. Untung saja ini masih pagi. Sinar matahari masih belum terlalu silau. Rencananya aku akan mengambil kuliah malam hari ini, dengan Seohyun dan Yoona. Ya, kami satu kampus, satu kelas, malah. Beberapa hari sebelumnya kami sudah janjian. Taeyeon sudah tidak kuliah, ia sedang mengerjakan tugas part timenya.

“Hei, bisakah aku bertemu dengan pemilik butik ini ?” kata seorang namja aneh yang berpakaian hitam-putih. Seperti bidak catur saja. Aku menatapnya sinis. Malas juga kan kalau berhadapan dengan orang aneh pagi-pagi.

“Maaf, kau siapa ? Apa kau sudah membuat janji dengan Yoona-nim ??” kataku sambil terus menyapu. Tanpa melihat ke arahnya sedikitpun.

“Aku temannya.” Jawab pria itu lebih ketus. Aku mendengus kesal. Pagi-pagi begini sudah ada yang berani menghancurkan moodku ??

“Dia ada di dalam.” Kataku sambil menyapu lagi. Kulirik dia, ia membungkuk singkat padaku.

“Khamsahamnida,” lalu pria aneh itu segera msuk ke dlam butik. Beberapa menit kemudian, aku melihatnya keluar lagi, tetapi sambil menggeret Yoona. Bedanya, pria aneh itu sudah melepas kacamatanya, sehingga ketauan deh siapa dia.

“Donghae-ssi ? Dia mau menculik Yoong ?” tebakku dalam hati. Dengan cepat aku segera mengangkat sapuku, bersiap-siap memukul Donghae dengan kekuatan karateku. Yoona yang mengetahui aksiku langsung memberikan tatapan ‘jangan-serang-dia-aku-baik-baik-saja’. Aku meletakkan sapu itu kembali ke posisinya. Aku memandang Donghae-ssi dan Yoona yang sudah menghilang diantara banyaknya orang-orang di jalanan pagi hari ni. Aku memutuskan untuk mengeluarkan iPod dan earphone, lalu mulai menyetel musik kesukaanku dan mulai menyapu kembali.

YOONA POV

“Lepaskan Hae !” kataku sambil berusaha melepaskan genggaman tangannya yang keras. Tetapi tenaga Donghae sudah bisa dipastikan lebih besar daripada aku. Ia terus menyeretku ke sebuah taman yang sepi. Mungkin karena hari ini hari kerja, sehingga taman itu sepi, tidak ada yang mengunjungi.

“Aku kan sudah menepati janjiku, jadi lepaskan !” kataku sambil melepaskan genggamannya. Kami berdua terdiam berdiri di tengah taman. Dingin, kikuk, itulah yang kami rasakan sekarang. Aku tidak tau harus berbicara apa.

“Pacar bohonganmu, eh ? Mana mungkin kau mendapatkan pacar secepat itu,” cibir Donghae sambil melihat jam tangan hitamnya. Aku membelalakkan mata kaget. Darimana ia bisa tau ?

“Ani ! Di... dia...”

“Dia pacarnya Yuri noona, kan ?” katanya. Aku tidak tau harus berbicara apa lagi, karena tebakannya benar. (Disini ceritanya Yuri lebih tua dari Donghae. Tapi Donghae lebih tua dari Yoona.)

“Aku melihatnya berkencan di Namsan Tower. Heh, kau mau membdohiku ternyata.” Katanya sambil memandangku. Pandngan yang merendahkan. Aku pun akhirnya angkat bicara.

“Oke, fine ! Aku ngaku kalo aku kalah. Sekarang, apa permintaanmu ?” kataku sebal. Ia mendekatkan lagi wajahnya ke wajahku, aku jadi teringat akan kenangan saat lulus SMA. Ia membisikkan sebuah kalimat di telingaku....

“Selama seminggu ini, kau harus tetap berada di sisiku. Ini permintaan karena telah membohongiku. Ini hukumnnya.” Katanya.

JEGLERRRR.... bagaikan petir yang menyambar tepat di telingaku. Kata-katanya barusan membuatku shock tingkat dewa.

“Jangan mengelak. Kau mau menghindari perjanjian kita ? Tentu tidak, kan ? Jangan jadi pecundang !” kata Donghae sambil tersenyum penuh kemenagnan.

“Lalu bagaimana dengan butik dan tugas kuliahku ?” kataku melawannya.

“Kau urus saja butikmu dari jauh. Soal kuliah itu gampang, bisa diselesaikan dengan ini,” kata Donghae sambil menggosok-gosokan ujung jari telunjuk dan ibu jarinya, memberi isyarat yang mengatakan ‘uang’.

“Huh, licik,” kataku sambil membuang muka ke arah lain. Donghae hanya tertawa evil (?).

Aku dan Donghae berjalan-jalan di taman sebentar, melupakan hiruk pikuk kota Seol yang sangat padat dan ramai. Tak kusangka ternyata ada taman seindah dan setenang ini. Aku saja yang sudah lumayan lama tinggal di Seol tidak mengetahuinya. Ditambah lagi, taman ini sepi, sangat nyaman untuk dikunjungi.

“Aku harus segera kembali. Ada sketsa baju, pelanggan, dan dress-dress yang menungguku di butik. Siang ini aku juga ada pertemuan dengan desainer dari Itlia. Dan aku juga harus mengawasi website butikku,” kataku sambil melihat jam tangan Swissku.

“Cerewet sekali. Aku bahkan tidak memintamu untuk memberitahu jadwalmu hari ini,” kata Donghae. Aku tersenyum kecut menyadari kecerobohanku.

“Kau harus refreshing !” Donghae segera menarik tanganku, berlari mengajakku semakin mendekat ke arah kota, hingga akhirnya aku sampai ke sebuah tempat. Aku hanya bisa elongo memandangi tempat ini.

“Kenapa kau membawaku ke tempat seperti ini ? Aku bukan nak kecil !” kataku sambil memandangi sinis toko boneka di depanku.

“Ha ! Sudahlah, ayo kita masuk,” kata Donghae sambil mengajakku masuk. Mau tak mau aku masuk. Ada banyak boneka disini, dari boneka hewan-hewan, manusia, buah-buahan, alien, sayur-sayuran, ah, ada banyak sekali boneka disini. Donghae memilih untuk melihat-lihat rak bagian boneka-boneka bagian alien. Aku memutuskan untuk melihat-lihat saja, berjalan ke segala rak tanpa arah. Sebuah boneka menarik perhatianku. Boneka teddy bear coklat muda, yeah, bisa dibilang warna bulunya keemasan. Aku mengambil boneka itu. Hm, tampaknya enak untuk dipeluk. Boneka ini memiliki manik mata yang indah dan berkilau, wajahnya imut, selain itu ia juga memakai rompi biru tua dan celana kain hitam, di tangan kanaan boneka itu tersemat sebuah gelang dari manik-manik, gelang hitam, pas banget buat cowok.

“Kau menyukainya ?” tanya Donghae yang tiba-tiba muncul di belakangku.

“Ne.... ah, ani ! Aku kan sudah besar,” kataku sambil meletakkan boneka itu kembali ke raknya. Aku segera keluar dari toko boneka itu, saat.....

“Yoona-ssi ?”

“Jessica-ssi ?” Aku membelalakan mataku. Tak percaya dengan siapa aku bertemu. Dia Jessica, ddesainer dari Italia yang memiliki janji untuk bertemu engan ku siang ini. Aku melirik jam tanganku. Sekarang jam 10 pagi. Berarti, 3 jam dari sekarang seharusnya aku dan Jessica sudah berunding membicarakan line fashion terbaru dari kami berdua.

“Yoona-ssi, jeongmal jeosonghamnida, tetapi bisakah waktu pertemuannya diundur ? Aku ada urusan keluarga, adikku sedang sakit dan dirawat di rumah sakit, dan aku perlu menjaganya....” kata Jessica. Aku meneliti penampilannya. T-shirt biasa warna pink, jelana jeans, flat shoes coklat, dan mantel tebal warna putih. Make upnya yang memudar, rambutnya yang sedikit berantakan, dan bibirnya yang pucat menandakan kalau ia belum tidur. Mungkin karena lama di rumah sakit.

“Gwaenchana ? Kau tampak tidak sehat, Jessica-ssi. Tentu, bisa diundur waktunya, apa kau...”

“Ah, nan gwaenchana. Ya, aku harus menjaga adikku. Ia ada di rumah sakit Seoul. Seminggu yang lalu harus dirawat, jadi aku yang menjaganya. Orangtuaku masih di Italia, nanti sore akan datnag,” katanya.

“Em, hubungi saja aku kalau au sudah siap pertemuan, okey ? Kau mau membelikan adikmu boneka ?” tanyaku sambil merapikan mantel dan menguncir rambutnya. Kebetulan di tanganku ada karet rambut.

“Ne.” Kata Jessica sambil tersenyum.

“Aku akan menghubungimu nanti, Yoona-ssi !” lalu ia segera masuk ke dalam toko boneka. Donghae menarik tanganku menjauh dari toko boneka itu.

“Ya ! Bisa tidak kau berhenti menarik tanganku ??” teriakku ke Donghae.

“Tidak bisa ! kau harus menghabiskan hari ini bersamaku !” Donghae mengajakku masuk ke sebuah mall. Aku hanya pasrah.

“Kau tidak risih ?” tanyaku pada Donghae yang sedang berjalan di depanku.

“Risih kenapa ?” tanyanya balik. Aku segera menghalangu langkahnya. Aku berdiri di depannya dan segera memakaikan kacamata hitamnya, lalu merapikan rambutnya yang berantakan.

“Begini kan lebih bagus, supaya identitasmu tidak ketauan ! Aku kan tidak mau mati muda !”



*Donghae POV*



Kurasakan tangan hangat yang menyentuh kepalaku, mengacaknya pelan lalu mengusapnya kekanan dan kekiri. Aku dibuai oleh sentuhan itu..... Sampai tak terasa aku akhirnya menutup mata, mencoba mendalami sentuhan itu.

“Begini kan lebih bagus, supaya identitasmu tidak ketauan ! Aku kan tidak mau mati muda !” kurasakan sang pemilik tangan itu berbicara padaku. Aku membuka mataku.

“M... mati muda ?”

“Tentu saja ! Kalau sampai ada gossip yang mengatakan ‘Sang Desainer ternama Im Yoon Ah terlihat berjalan-jalan di mall bersama Sang Selebritis Lee Dong Hae’, maka aku akan dibunuh oleh fans-fansmu,” kata Yoona sambil merengut. Aku mencubit kedua pipinya.

“AWWWAEY !” pekiknya.

“Kau imut sekali sih kalau sedang marah. Ayo kita beli segelas cofee.” Ajakku. Kini aku bersikap lebih lembut padanya. Aku merangkul pundaknya, sehingga langkah kami kini sejajar.

“Aku Moccacino,”

“Aku Bubble tea saja, yang rasa susu,”

“Rasa susu ? Kau masih kecil, rupanaya,” aku menjitak pelan dahi Yoona. Dulu saat masih keecil, Yoona suka sekali meminum minuman olahan susu. Tak heran sekarang ia tumbuh setinggi ini.

“Cih. Ayo pulang lagi ke butik, aku lelah diajak main oleh orang aneh sepertimu.” Kata Yoona sambil bergegas keluar dari pintu mall. Aku segera membayar minuman kami dan lalu mengikutinya. Kami berdua berjalan menuju halte bis.

“Ah ! Salju !” kata Yoona sambil mendongakkan kepalanya ke atas, memandangi jatuhnya butiran-butiran salju yang kecil dan dingin itu. Aku menarik nafas dalam-dalam, udaranya sudah mulai dingin, padahal baru jam setengah sebelas. Matahari mulai enggan menunjukkan dirinya, tertutup oleh gumpalan awan yang siap menjatuhkan salju lagi dalam jumlah yang lebih banyak. Kulirik Yoona yang tengah menikmati udara dingin. Ia mengenggam erat salju yang berjatuhan di tangannya.

“Bagaimana rasanya ? Dingin ?” tanyaku sambil menunjuk tangan Yoona yang mengenggam es.

“Ani. Rasanya sangat panas. Tentu saja dingin, babo !” katanya sambil melemparkan salju yang digenggamnya ke wajahku. Aku balas melemparnya dengan salju yang ada di sekitarku. Kami saling perang salju di trotoar itu.

“Sudah, sudah, ayo kembali ke butik,” kataku. Aku sudah tidak kuat meghadapi serangan-serangan salju yang begitu banyak dari Yoona. Yoona tampat tersenyum. Senyum kemenangan. Kugenggam tangannya menuju halte bis. OMO ! Dingin sekali. Aku segera melepas syalku, lalu mengenakannya ke Yoona.

“Aku tidak bisa percaya bahwa aku harus mengatakan ini, tetapi.... Gomawo, Donghae-ssi. Tadi mantelku ketinggalan di butik,” Kata Yoona. Mendengarnya memanggilku seperti itu, hatiku mulai panas.

“Tidak bisakah kita kembali ke waktu itu ? Aku benci mendengarmu memanggilku DONGHAE-SSI. Aku ingin kembali dimana aku memanggilmu Yoongie, dan kamu memanggilku Oppa !” kataku mencurahkan perasaanku sambil menggenggam kedua tangannya.

“Akh, D... Donghae... a.. aku....”

“Jebal......... aku gak mau kita musuhan terus kaya gini.... aku pengen persahabatan kita.... jebal...” aku menatap dalam matanya. Mungkin mataku sudah berkaca-kaca, bisa saja aku menangis hanya karena perempuan yang bernama Im Yoon Ah. Harus kuakui, aku menyukainya sejak balita. Dan aku sadar, rasa ini berkembang menjadi cinta.

“Fine, Gomawo, D.. Donghae... Op..pa...” katanya terbata-bata. Aku memeluknya tanda senang.

“Cheonmayo, Yoongie !” kataku memeluk erat tubuh mungilnya.

“Arghh... lepaskan Oppa, kau membuatku sesak nafas ! Bisnya sudah datang, tuh !” lalu akupun melepaskn pelukannya.

“Kajja !” aku menarik tangannya masuk ke dalam bis. Kami berdua duduk di pojokan. Yoona didekat jendela dan aku disampingnya. Aku mengeluarkan handphone dan earphoneku, lalu mulai mendengarkan lagu. Setelah 6 lagu kudengarkan....

TLUK ! Kulihat kesampingku. Ternyata Yoona tertidur. Aigo, yeppeoda......

AUTHOR POV

Donghae melihat Yoona tertidur di pundaknya. Donghae menyingkirkan sebagian rambut yang menutupi wajah Yoona. Donghae memandang takjub wajah Yoona yang sedang tertidur. Sehingga lama-lama Donghaepun mengantuk, dan menyandarkan kepalanya di atas kepala Yoona.

*

*

*

*

*

“Permisi, bangun dong !!” seseorang mengguncang-guncangkan bahu Donghae.

“Ehmm...” Donghae bangun dengan terpaksa. Ia membelalak saat melihat keluar jendela, langit sudah gelap berhiaskan bintang.

“Ini diamana, pak ??” tanya Donghae pada orang yang membangunkannya. Ia lupa bahwa sore ini ia ada syuting untuk iklan minuman terbaru. Donghae segera melihat jam tangannya. Mata Donghae membelalak saat ia melihat jarum pendek yang berada di angka 7 dan jarum panjang berada di angka 11. Jam 7 kurang 5 menit. Padahal Donghae seharusnya sudah berada di tempat syuting pada jam 3 sore.

“Kau sudah keluar dari Seoul, nak. Lebih baik kau segera pulang dengan mengambil bis lain. Ajaklah juga dia. Dia istrimu, kan ?” tanya laki-laki itu. Donghae yang baru teringat akan Yoona langsung menjawab pertanyaan bapak itu dengan malu-malu.

“Ah, iya, dia istri saya, pak. Gamsahamnida sudah mengingatkan. Kami akan pulang sekarang,” kata Donghae sambil membungkuk singkat pada bapak itu. Ia segera memapah Yoona yang ternyata masih tertidur. Selama turun dari bis, Donghae senyum-senyum sendiri karena ia disangka sebagai suami Yoona. Biarlah aku tidak syuting iklan, yang penting aku bisa menghabiskan hari ini bersama Yoona, pikir Donghae. Donghae segera mendudukan Yoona yang tertidur di sebuah bangku taman. Ia duduk disamping Yoona. Donghae segera mengeluarkan handphonenya dan menelepon pengawalnya.

“Hey, tolong jemput aku di kota ****** sekarang. Ne. Ppali !” kata Donghae pada pengawalnya. Donghae memasukkan handphonenya ke dalam saku celanannya. Ia melirik Yoona yang tertidur sangat lama. Ia iseng-iseng menyentuh pipi Yoona.

“MWO ! Kenapa panas sekali ??” Donghae berkata sambil setengah berteriak saking kagetnya. Tanggannya ia gerakkan untuk menyentuh dahi Yoona.

“Ck. Ia benar-benar panas.” Donghae kembali mengeluarkan handphonenya lalu menelpon seseorang.

“Hey ! Cepatlah kesini ! Aku tidak mau menunggu ! Ppaliwa !” bentak Donghae pada orang di seberang teleponnya yang ternyata adalah pengawalnya. Dengan kasar Donghae langsung memutuskan sambungan telepon dan menggenggam erat teleponnya. Tentu saja ia merasa besalah telah membuat gadis yang dicintainya sakit. Beberapa menit kemudian, sebuah sedan hitam dengan kececpatan super tinggi segera menghampiri Donghae. Seorang bodyguardnya segera membukakan pintu belakang untung Donghae. Donghae langsung memapah Yoona masuk ke dalam mobil.

“Bawa aku ke rumah sakit Seoul ! Ppali !” kata Donghae sambil terus menghangatkan Yoona dengan syal dan tangannya. Dua bodyguard yang ada di depan saling berbisik.

“Tuan Donghae keliatan marah sekali. Hanya gara-gara wanita itu ??” bisik pengawalnya yang sedang mengemudikan mobil. Pengawal disampingnya mnejawab.

“Sepertinya sih iya. Marah sekali dia. Kudengar dari managernya bahwa sponsor dari iklan minuman itu membatalkan janji dan marah karean iklannya tidak jadi. Ita kehilangan kontrak denan sponsor minuman itu. Bisa saja hanya karena wanita ini,”

“HEY KALIAN ! AKU BISA MENDENGAR BISIKAN KALIAN ! LEBIH BAIK KALIAN DIAM SAJA DAN CEPAT ANTARKAN AKU KE RS. SEOUL !” terisk Donghae. Ia benar-benar marah. Marah, khawatir, dan ras bersalah campur aduk dalam dirinya sekarang. Yang terpenting sekarang adalah Yoona, bukan kontrak iklannya. Kedua pelayan yang ditegor oleh Donghae tadipun hanya bisa diam tanpa mengucapkan sepatah katapun, karena mereka tau, jika tuan besarnya sudah marah, maka sewaktu-waktu ia bisa kehilangan pekerjaannya ini yang menghasilkan banyak uang.

Begitu sampai di depan rumah Sakit Seoul yang berbintang 5 ini, Donghae segera turun dan menggendong Yoona ala bridal style. Ia segera masuk ke UGD, lalu Yoonapun segera mendapat perawatan intensif.

“Dok, biarkan aku menemaninya di dalam !” Donghae meraung-raung berusaha masuk ke dalam ruang pemeriksaan. Didepan ruang itu Sang Dokter berusaha menahan Donghae.

“Kami akan lakukan sebaik mungkin. Silahkan anda menunggu diluar,” kata Dokter itu. Dengan pasrah, Donghaepun segera duduk di ruang tunggu, menunggu Yoona. 10 menit kemudian, sang dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Donghae yang mengetahuinya segera berdiri dan kursi dan menghampiri dokter itu.

“Bagaimana keadaannya ?” tanyanya langsung to the point. Sang dokter melepas stetoskop yang menggantung di lehernya dan berkata,

“Ia kelelahan dan menderita demam tinggi. Mungkin karena terlalu banyak aktifiktas, sehingga ia sakit dan masuk angin. Ia harus istirahat total untuk 3 hari. Kumohon, jagalah dia. Kau bisa membawanya pulang sekarang,” kata dokter itu, seraya terswenyum. Donghae membungkukan tubuhnya mengiringi kepergian sang dokter.

“Gamsahamnida !” Ia segera berlari masuk ke tempat dimana Yoona tertidur. Ia mndekati Yoona, mengelus perlahan kening indahnya.
.........................................................

........................................................

Wedding Dress Part 3


Author : Eunike Dewanggasani W.S

Tittle : Wedding Dress Part 3

Cast :

- Lee Dong Hae

- Im Yoon Ah

- Other Cast

Genre : Romantic and Comedi


CHAPTER 3



YOONA POV

Aku membuka mataku perlahan. Langit-langit putih, tembok biru muda, poster-poster penyanyi favoritku, ah, ini kamarku. Kenapa aku bisa ada disini ? Seingatku..... Ah ! Aku tertidur di pundak Donghae saat di bis.... Setelah itu aku lupa apa yang terjadi.... Kurasakan sesuatu di dahiku. Kuraba benda itu. Plester demam ?

TOK TOK TOK ! Terdengar suara ketukan di pintu kamarku.

“Ne, masuk saja,” kataku sambil berusaha duduk di kasur dan menyandarkan punggungku ke kepala tempat tidur. Mataku membulat penuh ketika melihat siapa yang masuk.

“Oppa ?” kataku pelan melihat Donghae yang datang sambil mmbawa sebuah nampan berisi makanan dan segelas teh. Kuteliti penampilannya. T-shirt hijau tua, celana kain longgar hitam selutut, rambut yang berantakan tanpa diberi gel atau hair spray, serta.... WHAT ? Wajah yang tersenyum ? Tumben sekali.

“Yoongieee.... kau sudah sadar, ups, maksudku sbangun ? Ayo sarapan dulu.... Yuri noona memintaku untuk menjagamu...” kata Donghae dengan nada seriang-riangnya. Plus wajah yang cerah. Kesambet apa anak ini ? Ia meletakkan nampan yang setelah kuihat berisi steak itu ke meja disamping tempat tidurku. Iapun duduk di ranjang, dekat kakiku. Ia menyentuh pelan betisku lalu memijitnya perlahan.

“Kau sudah baikan ?” tanyanya. Aku menyipitkan mataku.

“Apa tadi kau bilang ? Yul memintamu untuk menjagaku ? Bukannya kau ya yang menawarkan bantuan untuk menjagaku ? Dimana Yul skarang ?” tanyaku ketus pada Donghae. Ia tampak bingung menjawab pertanyaanku.

“Em... baiklah, kau benar, memang aku yang menawarkan untuk menjagamu. Yul sudah ijin kepada dosenmu untuk tidak masuk karena semalaman kau terkena demam tinggi. Yul noona baru saja berangkat kuliah bersama Minho, namja kemarin.” Kata Donghae.

“Tunggu. Demam tinggi ? Semalaman ?” tanyaku.

“Iya. Em, maaf karena aku telah membuatmu pingsan kemarin malam, karena aku terlalu sering mengajakmu jalan. Kau kelelahan. Lebih baik kau tidak usah ke butik hari ini.” Kata Donghae. Aku segera protes.

“Andwae ! Aku mau ke butik !” aku segera menyingkirkan selimut tebal di tubuhku lalu berusaha bangun dari tempat tidur. Tetapi namja itu menahan tubuhku dengan menyentuh kedua pundakku.

“Hush ! Kamu ini sakit ! Mian sudh membuatmu sakit ! Ini sebagai tanda maafku ! Aku akan menjagamu seharin ! Kau tnggung jawabku ! Kau tidur saja !” kata Donghae sambil menidurkanku kembali. Karena sedang malas bertengkar, aku menurut saja. Donghae berusaha mengambil selimutku yang ada di bawah lantai.

“Huwa !”

“!”

CHU~~~

Wajah Donghae sangat dekat denganku. Pipiku diterpa oleh hembusan nafasnya. Kurasakan bibirnya menempel pelan dengan bibirku. Aku segera mendorong tubuhnya.

“Apa yang kau lakukan ?!” ktaku sambil mengusap bibirku berkali-kali. Beraninya di amengambil first kissku !

“Yoong, aku, aku tid....”

“PERGI DARI KAMAR INI BABO !!!!!!!!!!!!!! PERGI !!!!!!!!!!!!” kataku sambil memukulkan benda-benda yang ada di sekitarku ke arahnya. Perlahan kulihat punggungnya menghilang setelah pintu kamarku ditutup. Hatiku sangaaaat sakit ! First kissku harus dicuri orang seperti dia ! BABO !! DONGHAE BABO ! Aku segera melangkahkan kaiku ke dalam kamar mandi yang berada di kamar, aku mencuci muka berkali-kali, lalu menggosok-sosokkan air ke bibirku berkali-kali.

“Aw !” aku menatap pantulan diriku di cermin. Bibirku berdarh karena kugosoks terlalu kasar. Air mata mulai keluar dari mataku. Kenapa harus dia ??



DNGHAE POV

Aku keluar dari kamar Yoona dengan berton-ton perasaan bersalah. Hey, tapi itu juga bukan salahku, kan aku terpeleset oleh selimutnya itu ?? Salah sendiri kenapa dia tidur dengan kepala yang mendongak ke atas ? EH ? Nggak, kok, kalau dipikir-pikir, aku yang SALAH. Aku tidak bisa menjaga keseimbanganku. Aku yang mencuri fisrt kissnya. Aku yang membuatnya menangis. Dia hanya berusaha utuk berbaring lagi, tapi malah aku yang menindihnya. Aiggoooo. Aku harus berbuat apa ? Ini juga first kissku, tauuuuuuuu !!

DAPDAPDAPDAP

“Minggir !” ucap Yoona yang sudah berpakaian pergi. Ia mendorongku yang menghalangi jalan tangga.

“Kau mau kemana ?” kutarik pergelangan tangannya. Ia menoleh padaku. Aku terperangah melihat matanya yang sembab dan bibirnya yang mengelupas kulitnya dan berdarah.

“KE BUTIK ! JANGAN HALANGI AKU !” Yoona berteriak dengan suara ‘petir’nya. Aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Aku sudah terlanjur mendengar suara mobil sedan milik Yoona melaju pergi.



SEOHYUN POV

“Oppa, kenapa rambutmu berantakan gini, sih ??” aku menata rambutnya dengan jari-jariku.

“Aaaah~ Seohyunnie, ini hanya acara kumpul-kumpul saja, kan ?” katanya sambil cemberut. Aku terkekeh pelan.

“Aigo..... Kyuhyun Oppa... walaupun ini hanya acara biasa, setidaknya tampil rapi dong Oppa ! Mannermu sebagai artis kan harus bagus.....” kataku.

“Nah, selesai ! Kajja, Oppa !” aku menggangdeng pacarku ini. Kami berjalan menuju butik tempat kerjaku, sekaligus rumah kedua bagiku, Purple Ran.

“Purple Ran ?? Oppa sering sekali memakai baju dari sini untuk perform, Chagi ! Ternyata kau bekerja di tempat ini ?” kata Kyuhyun Oppa sambil menatap takjub butik di depan kami.

“Ne, Oppa !” jawabku. Ia langsung mengacak rambutku.

“Kajja, Oppa, kukenalkan pada Eonnie-eonnieku yang juga bekerja disini...” kataku sambil menarik tangan Kyuhyun Oppa masuk.

“Annyeong !” sapaku pada butik yang tidak terlalu ramai. Hanya ada 3-4 orang pengunjung saat ini.

“Annyeong Seo ! Kau membawa.....” perkataan Yoong Eonnie terhenti ketika melihat Kyuhyun Oppa yng berdiri di sampingku. Taeg Eonnie, Soo Eonnie, dan pelanggan lainnya pun ikut menghentikan aktifiktasnya ketika melihatku datang bersama Kyuhyun Oppa.

“Cho Kyuhyun-ssi !!!” pekik Taeng Eonnie yang penggemar beratnya Kyu Oppa. Taeng Eonnie berteriak histeris di samping Kyu Oppa, tetapi Kyu Oppa tidak menggubrisnya. Pandangannya tetap tertuju pada satu arah. Aku mengikuti pandangan Kyu Oppa. HAH ! Yoong Eonnie......



Meanwhile....

YURI POV



“Ah ! Taemin-ah, Kai-ah, kalian liat Minho ?” tanyaku saat bertemu dengan Kai dan Taemin di lorong kampus saat istirahat.

“Aniya, Noona, bukannya biasanya di kantin, ya ?” jawab Taemin. Aku mendesah.

“Tadi sudah kucari disana, tapi tidak ada, Taeminie,” jawabku.

“Mungkin sedang di toilet. Kau cari saja disana, Noona,” kata Kai yang sukses mendapatkan pelototan dariku.

“Ani, aku hanya bercanda, Noona. Tapi bisa saja, kan ??” katanya panik saat mendapat pelototan mautku.

“Ne. Aku akan coba menghubunginya nanti. Gomawo, MinKai Couple !” kataku sambil menepuk kedua punggung mereka lalu bergegas kembali ke kelas. Nah, itu Minho !

“Chagi, kau darimana saja ?” tanyaku. Ia menoleh padaku.

“Kau mencariku, Chagi ? Mian, tadi aku ke toilet,” jawabnya. Wow, tebakannya Kai benar !

“Aku merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan Yoona.” Kataku mencurahkan isi hatiku pada Minho. Ia membelalak kaget.

“Mwo ? Mungkin Cuma perasaanmu ?”

“Mollaseyo, tapi aku benar-benar khawatir,”

“Bagaimana kau bisa mempunyai firasat seperti itu ?”

“Mollaaaaa.... Mungkin selain karena kami bersaudara, kami juga memiliki ikatan batin (?)”

“Pulaang kuliah kita langsung ke rumah untuk melihat keadaannya, arraso ?”

“Ne, arraseo, Flaming Charismaku,”

“Aih~ Ne, Black pearl sayang....”



###

“Mianhaeyo, Noona..” Donghae sampai bersimpuh di kakiku begitu aku masuk ke dalam rumah.

“YA ! Apa yang kau lakukan, bangun !” aku dan Minho segera memberdirikan Donghae.

“Kemana Yoona ?” aku menebarkan pandanganku ke seluruh penjuru rumah.

“Ia ke batik.... mian aku tidak bisa mencegahnya....” Donghae kembali bersimpuh di kakiku.

“YA ! Sudahlah, ayo bangun ! Kita kejar ke butiknya ! Bagaimana suhu tubuhnya tadi, Donghae ?”

“M... masih panas tinggi, Noona.....” jawab Donghae lemah. Aku segera mengambil kunci mobilku di gantungan dekat tangga, setelah itu bergegas ke garasi.

“Ayo kita jemput Yoona !” kataku berapi-api. Minho segera memasukkan sepeda motornya ke dalam garasiku, lalu segera membuka pintu mobilku.

“Biar aku saja yang menyetir, Chagi !” lalu akupun segera bergeser ke tempat duduk di sebelahnya. Aku menegok ke luar jendela dan melihat Donghae yang melongo melihat aksi kami.

“Donghae ! Apa yang kau lakukan, HAH ?! Cepat naik !” aku segera berteriak. Dengan sigap, Donghae masuk ke mobil dan duduk di jok belakang. Dengan kecepatan tinggi, Minho melajukan mobilku dengan kencang, membelah jalanan Seoul, menuju Purple Ran, butik milik adikku.



MEANWHILE @PURPLE RAN

AUTHOR POV

“Cho Kyuhyun-ssi....”

“Im Yoon Ah....”

Kedua manusia itu berdesis bersamaan dengan tatapan tajam, yang melihat satu sama lain. Taeyeon, Sooyoung, dan Seohyun hanya dapat diam seribu kata, merasa canggung akibat situasi yang terbentuk saat ini. Seohyun menggigit bibir bawahnya, merasa khawatir. Tiba-tiba Yoona memegang dahinya.

“Ah, aku pusing....”

BRUK ! Tubuh Yoona ambruk ke lantai.

“Eonnie !!” Seohyun segera menghampiri Eonnienya yang jatuh pingsan di lantai. Taeyeon dan Sooyoung juga menghampiri Yoona. Sedangkan Kyuhyun ? Masih diam mematung i tempatnya semula. Taeyeon menempelkan punggung tangannya ke dahi Yoona.

“Dia panas ! Ayo kita segera membawanya ke rumah sakit !” kata Taeyeon. Tiba-tiba, Kyuhyun segera menggendong Yoona ala bride style dan berjalan keluar butik. Seohyun segera mengikutinya.

“Eonnie, aku bawa Yoong Eonnie ke rumah sakit dulu !” kata Seohyun sambil menoleh ke belakang.

“Ne, Seo ! Kami bergantung padamu !” kata Sooyoung dan Taeyeon dari dalam butik.

“Chagi ! Bukakan pintunya, jebal !” kata Kyuhyun. Seohyun segera membuka pintu mobil bagian belakang Kyuhyun, lalu Kyuhyun segera menidurkan Yoona disitu. Seohyun ikut masuk dan menidurkan kepala Yoona di pangkuannya. Dengan sigap, Kyuhyun segera masuk ke mobil, duduk dibalik kemudi dan memacu mobilnya menuju rumah sakit terdekat.

“Chagi, bagaimana keadaannya ?” tanya Kyuhyun tanpa mengalihkan pandanngannya dari jalan. Seohyun segera menempelkan tangannya ke dahi Yoona.

“Semakin panas, Oppa...” selesai berkata begitu, Kyuhyun semakin menancap gas, menuju ke rumah sakit.

#skip time





Hidup Yoona benar-benar sempurna ! Memiliki teman-teman yang baik, sahabat yang perfect, kakak yang selalu sayang, hidup lancar sebagai seorang desainer mmuda yang sukses ! Hingga suatu hari, ia bertemu pemuda dari masa lalunya, yang kini menjadi terkenal, yaitu Lee Donghae. Donghae datang untuk menagih janji mereka di masa lalu ! Masalah tambah parah ketika ia baru menyadari, bahwa Cho Kyuhyun, mantannya, kini menjadi pacar dari sahabat dekat Yoon, Seohyun. Ternyata, Kyuyun masih mencintai Yoona dan ingin kembali pada Yoona ! Bagaimanakah nasib Yoona ? Mana yang harus ia pilih ? Masa lalu atau masa depan ? Sahabat atau cinta ? Check this out !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar