Jumat, 19 April 2013

[NEW VERS] Confuse (Thanks A Lot) - Part 2



Author : AAA

Title : Confuse

Cast : Shin Seung Ah (oc)

Gong Chan Shik (B1A4)

Support cast : find it by yourself

Genre : life, romance, friendship

Length : chaptered

Disclaimer : This fanfict 100 % oryginal my work

A/N : akhirnya part 2nya selesai juga… silahkan dibaca… silahkan… silahkan… mian ya… kalau jelek+typo+gak nyambung… jangan lupa RCLnya ya dan kunjungi blogku avinafimas13.blogspot.com

~~~Story Begin~~~

“Seung Ah, bogoshippoyo.” Kata Gong Chan. Aku hanya bisa membulatkan mataku karena masih terkejut dan aku yakin sekarang ada bulatan merah(?) di kedua pipiku. Deg… dia merindukanku? Apa aku tidak salah dengar? Ah mungkin dia merindukanku sebagai sahabat tidak lebih jadi, aku sia-sia saja kalau menyimpan rasa sukaku ke dia jadi, lebih aku pendam yang dalam rasa sukaku ini. “ah… eng…ehm… ma… maksudku aku merindukanmu sebagai sahabat, tidak selebihnya jadi kau tidak perlu khawatir.” Lanjutnya agak tergagap. Bingo… sudah kuduga sebaiknya aku pendam yang dalam saja rasa ini.

“nado bogoshippoyo.” Balasku dan diam sejanak. “sebagai sahabat.” Sambungku sebenarnya aku agak terluka karena aku menyukainya tapi sepertinya aku harus memendam rasa ini dan menemukan orang lain yang aku benar-benar aku sukai.

“sebaiknya aku pulang sekarang.” Katanya sambil berjalan keluar kamarku. Ya sekilas aku melihatnya tersenyum, meskipun wajahnya membelakangiku.

“kau tidak minum dulu, katanya kamu ingin minum?” tanyaku.

“tidak usah, kapan-kapan saja.” Balasnya dan menghilang dari pandanganku.

Author POV

Setelah Gong Chan menghilang dari pandangan Seung Ah, Seung Ah kembali membereskan barang-barangnya. Beberapa menit kemudian Chan Rin memasuki kamar Seung Ah.

“Seung Ah, kau membutuhkan bantuanku tidak?” kata Chan Rin.

“ah… ternyata kau sudah datang, aku sangat membutuhkanmu.” Balas Seung Ah agak lemas, karena dia sedikit sedih mendengar kata Gong Chan yang merindukannya sebagai sahabat tidak lebih.

“kau kenapa, apakah kamu sakit?” kata Chan Rin sambil menempelkan tangannya di dahiku.

“nan gwenchana, aku hanya kecapekan.” Balas Seung Ah yang Berbohong.

“kalau begitu biar aku saja yang membereskan barang-barangmu.” Kata Chan Rin.

“aniyo, aku juga harus membereskan barangku, aku tidak ingin membiarkanmu bekerja sendiri.” Balas Seung Ah.

“ kalau begitu aku membantumu.” Kata Chan Rin dan segera dibalas anggukan Seung Ah. Untuk sesaat Seung Ah sudah melupakan kejadian tadi dan mulai memendam perasaannya ke Gong Chan.

Beberapa menit kemudian.

“huftt… akhirnya sudah selesai.” Kata Chan Rin.

“kalau begitu sekarang sudah saatnya kita tidur.” Sambung Seung Ah yang benar-benar mengantuk.

“ne, kajja kita tidur aku juga sudah mengantuk.” Balas Chan Rin sambil menguap.

Mereka berdua pun menuju tempat tidur king size milik Seung Ah yang berwarna biru. Kamar Seung Ah memang luas dan bernuansa warna biru. Kalau Chan Rin menginap di rumah Seung Ah, dia selalu saja memilih untuk tidur di kamar Seung Ah karena menurutnya kamar Seung Ah lebih bagus dari pada kamar tamu, kalau menurut Seung Ah modelnya lebih bagus kamar tamu.

“Chan Rin jaljayo.” Ucap Seung Ah yang sudah merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk.

“nado, jaljayo.” Balas Chan Rin sambil mengatur alarm karena besok dia harus menemani Seung Ah pergi berbelanja kebutuhan pertama masuk sekolah.

Keesokan harinya…

“Seung Ah.” Kata Chan Rin yang berusaha membangunkan Seung Ah.

“hmm.” Balas Seung Ah sambil merubah posisinya.

“Seung Ah apakah kamu tidak bangun sudah ditunggu keluargamu di bawah tuh buat sarapan.” Sambung Chan Rin.

“biarkan aku tidur lagi sebentar saja, aku masih mengantuk.” Jawab Seung Ah dengan mata tertutup dan merubah posisinya.

“Seung Ah cepatlah bangun, kasihan keluargamu sudah menunggu di bawah.” Kata Chan Rin. “kalau kamu gak bangun semua kaset gamemu akan aku hancurkan.” Sambung Chan Rin.

Karena mendengar kaset gamenya yang akan dihancurin dia pun langsung bangun dan langsung ke kamar mandi yang ada di kamarnya untuk mencuci muka dan menyikat. Karena takut kaset gamenya dihancurin dia rela jalan ke kamar mandi dengan mata tertutup karena masih mengantuk, dan itu membuat Chan Rin bahagia karena ancamannya berhasil untuk membangunkan Seung Ah.

Beberapa menit kemudian Seung Ah, langsung menuju ruang makan yang ada di lantai satu tanpa Chan Rin, karena Chan Rin pergi duluan ke ruang makan saat Seung Ah di kamar mandi.

“annyeong eonni.” Kata Seung Young alias dongsaengnya Seung Ah yang berhasil membuat perasaan Seung Ah menjadi gak enak, Seung Ah tau banget kalau dongsaengnya pagi-pagi sudah bersikap baik ke dia berarti dongsaengnya pasti menginginkan sesuatu dari Seung Ah.

“sudahlah kalau kamu ingin sesuatu tidak usah seperti itu.” Balas Seung Ah sambil menduduki kursi di sekitar meja makan.

“hehehe, eonni tau aja kalau aku menginginkan sesuatu.” Kata Seung Young.

“minta ke appa sama eomma aja ya, jangan ke aku arra?” kata Seung Ah yang siap menyantap makanannya. “appa, eomma tuh si Seung Young lagi-lagi meminta sesuatu ke aku padahal uangku menipis dan nanti mau dibuat beli perlengkapan sama jalan-jalan bareng Gong Chan Rin.” Kata Seung Ah mengadu ke appa dan eommanya.

“Gong Chan Rin?” Kata eommanya bigung.

“maksudku Gong Chan dan Chan Rin. Nanti kita bakalan beli perlengkapan sama jalan-jalan bareng kan Chan Rin?” kata Seung Ah sambil menyenggol lengan Chan Rin.

“jinjja?? Emangnya kita sudah janjian kaya’ gitu?” jawab Chan Rin sedikit tidak percaya.

“eh?? Bukannya kemarin malam kamu sudah bikin alarm kan? Masa’ kamu gak ingat.” Balas Seung Ah.

“ya juga kamu benar.” Kata Chan Rin setelah mengecek hpnya. “tapi kenapa aku gak ingat ya?” sambung Chan Rin.

“molla.” Jawab Seung Ah, dan melanjutkan makannya.

Setelah selesai sarapan keluarga Seung Ah kembali ke aktivitasnya masing-masing. Appa dan eomma Seung Ah langsung pergi bekerja, dongsaengnya pergi dengan chingunya, -sedangkan Seung Ah sendiri bersiap-siap dengan Chan Rin di kamarnya.

~~~♪♪♪~~~

Beberapa menit kemudian…

“nona, di bawah sudah ada Gong Chan.” Kata ahjumma dari balik pintu.

“suruh dia menunggu sebentar.” Teriakku dari dalam kamar.

Hari ini aku sudah siap untuk keluar rumah, penampilanku hari ini memakai celana pendek, baju santai, dan dikuncir dua dengan poni yang ada di samping kanan dan sedikit poni di samping kiri.

“kau tau penampilanmu hari ini seperti anak kecil.” Kata Chan Rin.

“jinjja?” kataku sambil melihat ke cermin. Ah… ternyata memang seperti anak kecil.

“ya, beneran. Tapi bedanya kalau kamu lebih tinggi dari pada anak kecil, lebih imut anak kecil, cerewet, evil, ya pokoknya kamu lebih baik anak kecil dari pada kamu.” Kata Chan Rin sambil membuat tanda peace dari tangannya.

“aishh… kau ini.” Jawabku, “ayo kita turun sudah ditunggu Gong Chan tuh di bawah.” Kataku dan segera keluar dari kamar.

“Gong Chan mianhae sudah membuatmu menunggu lama.” Kataku menuruni tangga utama.

“ah,gwenchana.” Balas Gong Chan, sambil menoleh ke arah aku dan Chan Rin. Untuk beberapa saat Gong Chan melihat penampilanku dari atas sampai bawah berulang-ulang, terus dia mentertawaiku, aku yang melihat itu langsung memandangnya dengan tatapan tajamku.

“kau pasti menertawai Seung Ah karena penampilannya yang seperti anak kecil sesuai sama sifatnya ya kan?” kata Chan Rin sambil tertawa kecil.

“kau benar sekali.” Balas Gong Chan. Aishh… ni anak, aku menyesal banget dulu pernah suka ma Gong Chan, untung sekarang aku sudah melupakan dan memendam rasa sukaku ke Gong Chan. Semoga besok waktu sekolah aku bisa menemukan sunbae yang aku sukai, karena cita-citaku menyukai dan disukai seorang sunbae.

“kalian…” kataku sambil menatap mereka semakin tajam.

“eh? Hahaha… mianhae Seung Ah sudah menertawakanmu.” Kata Chan Rin.

“nado, mianhae Seung Ah. Meskipun kamu berpenampilan seperti itu kau tetap cantik dan imut seperti biasanya malahan lebih imut.” Puji Gong Chan. Tapi pujian Gong Chan kali ini gak membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Eh?? Detak jantungku biasa saja gak seperti dulu, berarti… yay!!! Akhirnya aku sudah gak menyukai Gong Chan, bahagianya diriku…

“kata sandi tidak diterima.” Kataku sambil menggelembungkan pipiku dan menoleh kearah lain.

“ayolah Seung Ah, maafkan kita berdua.” Kata Gong Chan memelas, tapi tetap saja tidak membuatku merasa kasihan.

“aniyo.” Balasku

“kalau aku belikan ice cream kesukaanmu bagaimana?” kata Chan Rin. Karena mendengar kata ice cream aku pun lagsung menoleh ke mereka.

“ah… ice cream, baiklah kalian aku maafkan, ayo sekarang kita berangkat aku ingin segera makan ice cream.” Kataku sambil berlari dan menarik tangan mereka berdua kearah pintu keluar.

“kau ini kalau mendengar kata ice cream aja langsung bersemangat.” Kata Gong Chan. Jujur aku memang maniac ice cream, makanya mendengar kata ice cream aku langsung bersemangat, tapi meskipun aku maniac ice cream aku tidak pernah gendut, berat badanku tetap ideal.

Aku, Chan Rin, dan Gong Chan pun memasuki mobil dan segera menancapkan gas ke suatu pusat perbelanjaan.

~~~♪♪♪~~~

Sesampainya di pusat perbelanjaan…

“kita langsung ke toko buku aja yuk.” Ajakku

“terserah kamu aja tuan putri… aku kan disini cuma menemanimu saja.” Kata Gong Chan. Eh??? Aku dipanggil tuan putri? Tapi aku biasa saja gak ada respon jantungku berdetak cepat berarti artinya… YAY!!! Aku sudah tidak suka Gong Chan lagi, jadi aku sudah tidak usah berbohong lagi ke Chan Rin kalau aku gak suka Gong Chan.

“MWO?!?! Kamu memanggilnya tuan putri???” kata Chan Rin sambil menunjuk ke arahku dan melihatku dari atas ke bawah berulang-ulang. “anak seperti itu kamu panggil tuan putri, setauku tuan putri itu beribawa, lemah lembut, baik hati, girly, gak suka ngejahilin orang dll tapi kalau dia… beda 180o.” Kata Chan Rin panjang lebar, mendengar ocehan Chan Rin aku hanya bisa menatapnya tajam, ya aku tau kalau aku beda banget sama yang namanya tuan putri.

“syirik ya?” balasku.

“ye… siapa juga yang syirik sama kamu?”

“yang merasa siapa?”

“aishh… jinjja, lebih baik kita sekarang ke toko buku aja.” Kata Gong Chan yang mulai bosan mendengarkan perdebatanku dengan Chan Rin.

“ah… kau benar kajja kita ke toko buku sekarang.” Kataku karena aku sudah tau kalau perdebatannya masih dilanjutin aku pasti bakalan kalah.

“ya… kita belum selesai tau.” Kata Chan Rin yang masih ingin melanjutkan debatnya.

“aku lagi malas ngelanjutin.” Kataku sambil terus berjalan dengan Gong Chan.

“ya… tunggu aku.” Kata Chan Rin sambil berlari menyusulku.

Aku pun berjalan menuju toko buku yang ada di pusat perbelanjaan itu, hari ini aku memang disibukkan dengan kegiatan menyiapkan peralatan sekolah buat besok. Untung saja ada Chan Rin dan Gong Chan yang mau membantuku dan menemaniku.

Aku pun menyelusuri rak buku pelajaran dan mengambil buku yang kuperlukan, lalu aku pergi ke bagian alat tulis. Setelah itu aku pun menghampiri Chan Rin yang ada di rak buku novel.

“kamu sudah selesai?” tanyaku.

“sudah, sekarang aku mau membayar.” Jawab Chan Rin.

“ke kasir bareng yuk.” Ajakku.

“ne, kajja.” balas Chan Rin.

Aku pun pergi ke kasir, dari tadi semenjak di toko buku aku tidak melihat sosok Gong Chan. Aku melihat di sekelilingku meskipun aku sudah sampai di kasir aku tetap melihat sekelilingku dan aku menghentikan akyivitasku mencari Gong Chan sebentar saat petugasnya menyebutkan harga yang harus aku bayar dan berjalan keluar toko buku.

“kamu mencari seseorang?” kata Chan Rin sambil mengikuti melihat sekeliling.

“ah… itu Gong Chan kemana? Kok aku gak melihatnya.” Kataku.

“itu kan Gong Chan.” Kata Chan Rin sambil menunjuk orang yang lagi minum minuman kaleng.

Aku dan Chan Rin pun menghampiri Gong Chan “Gong Chan.” Panggilku dan melambai ke arahnya, Gong Chan pun menoleh ke arahku dan Chan Rin lalu tersenyum.

Tiba–tiba ponsel Chan Rin berbunyi dia pun memberikan isyarat untuk menjawab panggilan masuk di ponselnya sebentar dan sedikit manjauh dari keramaian.

“kamu sudah selesai berbelanjanya?” tanya Gong Chan ke aku.

“sudah.” Jawabku singkat.

“kalau begitu sekarang kita mau ngapain lagi?” tanya Gong Chan.

“kalau ke café biasanya mau gak? Sekalian aku mau meminta janjinya Chan Rin.” Kataku, Chan Rin memang sudah janji mau mentraktirku ice cream lihat saja ya kalau sampai si Chan Rin tidak menepati janjinya akan kukerjai dia 3 hari penuh.

“baiklah.” Jawab Gong Chan, disaat itu juga Chan Rin sudah selesai dengan urusannya menjawab panggilan masuk.

“Gong Chan, barusan si Seung Hwa telfon kalau dia sama yang lainnya mau ketemuan di café biasanya kamu mau ikut gak?” kata Chan Rin, Seung Hwa? Siapa dia? Ah… mungkin dia cowok yang dekat sama Chan Rin.

“oke aku ikut, kamu mau ikut gak Seung Ah?” tanya Gong Chan.

Aku pun berpikir sejenak “oke aku ikut.” Kataku.

“kalau begitu kajja.” Kata Chan Rin dan aku balas dengan senyuman dan anggukan kecil.

~~~♪♪♪~~~

Semoga aku bisa akrab sama teman-temannya Chan Rin dan Gong Chan dan sahabatku nanti akan jadi lebih banyak hehehe… aku sudah gak sabar lagi mau lihat cowok dekatnya Chan Rin… kalau gak salah namanya Jung Seung Hwa, dia tampan gak ya?

“hei, ngelamun aja dari tadi.” Kata Gong Chan yang sedikit berhasil mengagetkanku.

“aish, kau ini sedikit mengagetkanku saja.” Kataku sambil memukul pundaknya pelan dan hanya dibalasnya dengan tawaannya. “Btw si Chan Rin mana?” tanyaku ke Gong Chan.

“ah… dia sudah masuk ke café duluan.” Kata Gong Chan. Aish… selalu saja dia pergi duluan. “ayo kita masuk ke café.” Ajak Gong Chan sambil mengenggam tanganku, eh… tanganku digenggam Gong Chan, tapi kenapa jantungku gak berdetak lebih cepat dari biasanya… mungkinkah? Yay… saat ini, detik ini aku sudah tidak suka lagi dengan Gong Chan, akhirnya… aku bisa menganggap Gong Chan hanya sebagai sahabat atau oppaku dan dia bisa menganggapku sebagai yeodongsaengnya.

Aku pun memasuki café itu, aku memandangi isi café itu ternyata mereka semua juga suka berkumpul di café biasanya aku, Chan Rin, dan Gong Chan biasanya kumpul dulu. Pandanganku lalu berhenti di sebuah meja aku melihat Chan Rin dengan 3 teman ceweknya dan 3 teman cowoknya, aku penasaran dari ketiga anak cowok itu siapa yang namanya Seung Hwa? Apakah cowok itu yang wajahnya imut, atau dia yang mempunyai rahang seksi, atau dia yang penampilannya hampir hip-hop.

“ah itu mereka.” Kata Chan Rin sambil melambai ke arahku dan Gong Chan, dan kubalas dengan senyuman kea rah mereka.

“ayo kita kesana.” Kata Gong Chan sambil menarik tanganku.

“annyeong.” Kataku dan Gong Chan hampir bersamaan.

“annyeong.” Balas mereka.

“Seung Ah, ini teman-temanku.” Kata Chan Rin, aku hanya tersenyum memandangi wajah mereka satu-satu. “dia namanya Lim Ni Ra, dia orangnya kalem, feminim, ramah, baik, sedikit cerewet.” Kata Chan Rin sambil menunjuk seorang yeoja yang menyeruput minumannya dia bertubuh tinggi, berparas cantik, dan mempunyai tatapan mata yang kalem.

“oh, annyeong Ni Ra imnida.” Kata cewek yang mengaku namanya Ni Ra sambil tersenyum. “annyeong, Seung Ah imnida.” Kataku sambil membalas senyumannya.

“sebelahnya Ni Ra itu namanya Jung Jae Hoon, dia orangnya ceria, baik, sedikit tomboy, pecinta hip-hop.” Kata Chan Rin sambil menunjuk seorang yeoja yang memakan spaghettinya bertubuh tinggi, berparas cantik, dan memakai lensa mata.

“annyeong, Jae Hoon imnida.” Kata cewek yang namanya Jae Hoon dengan ekspresi yang sangat ceria. “annyeong seung imnida.” Balasku sambil tersenyum.

“dan yang ini namanya Seung Hwa, dia orangnya tomboy, baik, ceria, pintar main gitar.” Kata Chan Rin sambil menunjuk yeoja yang sedang memakan strawberry cakenya dan bertubuh tidak terlalu tinggi, menurutku wajahnya keren, dan mempunyai tatapan mata yang tajam. Mwo?!?! Aku kira Seung Hwa itu namja chingunya Chan Rin ternyata… dia itu yeoja.

“annyeong, Seung Hwa imnida.” Kata cewek yang namanya Seung Hwa, hampir seceria Jae Hoon sambil memegang garpu. “annyeong, Seung Ah imnida.” Balasku sambil tersenyum.

“dan 3 cowok yang penampilannya hip-hop itu namanya Taeyang sunbae.” Kata Chan Rin. Ah… ternyata dia itu sunbae. “annyeong.” Sapa seorang cowok yang namanya Taeyang. “annyeong.” Aku pun membalas sapaannya. “dia itu namjachingunya Jae Hoon.” Sambung Chan Rin. Aku pun melihat ke arah mereka berdua, ekspresi Jae Hoon saat itu seperti malu-malu kucing.

“dia yang rahangnya seksi itu namanya Chen.” Kata Chan Rin. “annyeong, Chen imnida.” Katanya sambil terseyum, meurutku senyumannya itu cocok sekali dengan bentuk rahangnya. “annyeong, Seung Ah imnida.” Balasku.

“dan dia yang wajahnya imut atau kaya’ anak kecil kata eommanya namanya Oh Sehun.” Kata Chan Rin sambil tertawa kecil, sedangkan orang yang bernama Sehun hanya memanyunkan bibirnya.

“annyeong Sehun imnida.” Kata cowok yang namanya Sehun. “annyeong Seung Ah imnida.” Balasku sambil tersenyum ke arahnya.

“kau tahu, kamu kalau senyum lebih cantik dari pada tidak tersenyum.” Kata Sehun, wah… dia memujiku tapi sayang dia bukan tipeku.

“Aishh,,, dia memulai lagi.” Kata Seung Hwa, aku hanya menatap kearah Seung Hwa heran sambil mebuat ekspresi ‘maksudnya?’

“ya… dia selalu saja merayu semua cewek seperti itu.” Sambung Seung Hwa, seperti dia tahu maksud ekspresiku. Mendengar kata itu ekspresiku sedikit menunjukkan ekspresi kecewa.

“kali ini aku benaran, tidak ada acara merayu segala.” Kata Sehun.

“dia juga mengucapkan kalimat itu saat merayu cewek.” Kata Jae Hoon. “ya kau benar sekali Jae Hoon.” Sambung Chan Rin. “selain itu dia akan menggunakan kata ini ‘kau tahu alasan kenapa cuaca saat ini cerah?’ kalau cewek yang dirayu gak tahu jawabannya dia selalu bilang…” belum selesai Ni Ra melanjutkan kata-katanya semuanya sudah menjawab lanjutan kata-kata. “itu karena ada kamu yang mempunyai wajah yang cantik.” Kata yang lainnya serempak. Ternyata Sehun itu orangnya suka merayu cewek, gak disangka cowok yang punya wajah seperti itu bisa merayu cewek.

“sudahlah Sehun, berhentilah dari kebiasaanmu merayu cewek.” Kata Chen. “itu benar sekali aku setuju denganmu Chen.” Sambung Gong Chan dan Taeyang. “nado.” Kata yang lainnya hampir bersamaan. “aish… kalian itu selalu saja mengagalkan acaraku.” Kata Sehun sambil tersenyum pahit. Karena kata-kata itu yang lainnya pun tertawa aku pun ikut tertawa karena ekspresi yang diberikan Sehun sangat lucu.

Nb : mian ya buat yang suka sama Sehun soalnya disini Sehun aku buat sikapnya suka merayu cewek dan playboy… kekek mian ya Sehun…

Setelah itu aku menceritakan hal-hal menarik dan bercerita tentang kebiasaan masing-masing. Aku juga suka banget sama pasangan Jae Hoon dan Taeyang dia sepertinya serasi sekali dan aku sempat bilang ke mereka kalau mereka sangat serasi, dan mereka membalasnya dengan senyuman dan kata ‘gomawo’

“btw, Seung Hwa aku kok gak lihat sepupumu dari tadi.” Kata Chan Rin. Eh… Seung Hwa punya sepupu?

“kamu punya sepupu Seung Hwa? Sepupumu cowok atau cewek?” tanyaku ke Seung Hwa.

“ya aku punya sepupu, dia cowok. Dia katanya akan menyusul karena dia ada acara resmi dengan orangtuanya, mungkin sebentar lagi dia sampai di sini.” Kata Seung Hwa dan dibalas anggukan Chan Rin.

“oh ya, Chan Rin.” Kataku sambil membentuk tanganku menjadi sebuah wadah. Chan Rin hanya bisa menatapku heran. “kamu kan mau traktir aku ice cream, sekalian nunggu sepupunya Seung Hwa datang aku mau menagih janjimu jadi…” belum selesai aku bicara tapi Chan Rin sudah tau maksudku dan memberiku beberapa uang.

“kya… Chan Rin jeongmal… jeongmal… gomawo.” Kataku sambil memeluk Chan Rin.

“Chan Rin aku juga mau, aku kan juga maniac ice cream.” Kata Jae Hoon. “nado.” Sambung Seung Hwa dan Ni Ra hampir bersamaan.

“untuk kali ini aku akan mentraktir Seung Ah saja karena kalian sudah hampir setiap hari aku traktir ice cream terus.” Kata Chan Rin, mendengar itu Jae Hoon, Seung Hwa, dan Ni Ra hanya menghela nafas pelan. “rasain itu Seung Hwa, itu balasan karena kamu sudah membocorkan rahasiaku tentang hobiku merayu cewek.” Kata Sehun. “rahasia? Gk salah dengar tuh. Ah… coba ralat kata-katamu yang benar itu rahasia umum.” Balas Seung Hwa. Mendengar itu semua orang termasuk aku langsung tertawa dan si Sehun hanya tersenyum malu.

“hahaha, kalian lanjutkan saja ketawanya aku mau pesan ice cream dulu ya bye.” Kataku dan segera pergi dari situ tapi sebelum pergi…

“chakkaman, kenapa kamu gak pesan dari sini aja?” kata chen. “gak ah, aku pesan langsung aja sekalian mau keliling café lebih tepatnya nostalgia.” Jawabku dan hanya dibalas anggukan dari chen.

Aku pun langsung memesan ice cream favoriteku, sambil menunggu pesananku aku memainkan hpku. Beberapa menit kemudian ice cream pesananku pun datang. Aku pun menjilat ice creamnya ah… mashita ^^, karena aku maniac ice cream jadi semua ice cream aku anggap enak semuanya. Aku pun berjalan ke arah taman yang ada di luar café, tapi saat di dekat pintu keluar aku menabrak seseorang dan ice creamku jatuh tepat mengenai jas yang di pakai orang itu.

“ah, mianhae.” Kataku sambil langsung membersihkan ice cream di jas namja itu dengan tisu yang aku ambil dari tasku.

“Ya!!! Neo babo yeoja, apakah kau tidak menggunakan matamu untuk melihat jalan hah!!!” kata namja itu sedikit membentakku.

“MWO?!?! Babo yeoja, siapa yang kamu panggil seperti itu hah!!! Masih untung aku mengakui kesalahanku, apakah kau tidak bisa sopan ke cewek? Seenaknya saja memanggilku babo yeoja.” Bentakku ke namja itu. Aish… namja itu benar-benar menyebalkan. Saat ini amarahku sudah mulai naik karena dia telah memanggilku babo yeoja + aku tidak jadi memakan ice creamku.

“kau itu pantas sekali dipanggil babo yeoja karena kau dengan babonya berani mengotori jas favoriteku ini yang seharga 300 dollar dan aku membeli ini langsung di Amerika.” Kata dia lagi dengan logat sombongnya mungkin. Namja ini gak usah dikasih tau harganya emang gak bisa ya?

“arasseo… arraseo… naaaneeuun… jeoongmaaal… baabooo saraaam… puas?!?! Bolehkan sekarang aku pergi? aku tidak memiliki banyak waktu dan tidak mood untuk berdebat denganmu namja sombong. Oh ya satu lagi selain itu aku juga muak lihat mukamu yang sangat menyebalkan.” Kataku dengan amarah yang hampir sampai puncak dan segera pergi ke meja teman-teman tapi saat mau berbalik namja itu menahanku dengan cara memegang tanganku.

“ya!!! Siapa yang kamu panggil namja sombong? Kenapa kamu pergi? Apakah kamu tidak mau bertanggung jawab atas perlakuanmu ini hah?!?!” tanya namja sambil menunjuk jasnya, aish… aku lupa kalau aku berurusan dengan namja ini karena ice creamku yang jatuh di jasnya. “jadi kau sekarang harus membayar jas ini seharga 300 dolar.” Kata namja ini. 3… 300 dollar... uang dari mana aku segitu, kalau minta orang tua pasti dimarahi karena uang 300 dollar habis dalam 1 hari hanya untuk ganti jas ini selain itu hari ini uangku habis buat beli peralatan sekolah.

“ta… tapi…”

“pokoknya kamu harus tanggung jawab.” Kata namja itu. Aku pun berpikir sejenak lalu muncul ide di otakku. “cepat lepaskan jas itu dari tubuhmu.” Kataku. “sirreo.” Kata namja itu. “kalau begitu aku saja yang melepaskan jasmu.” Kataku dan segera menarik paksa jasnya. “ya!!! Ya!!! Apa yang kamu lakukan hah?” katanya. “mengambil jasmulah mau ngapain lagi aku selain melakukan itu.” Kataku sinis dan berhasil melepaskan jas itu dari tubuhnya.

“jas ini akan aku laundry kan jadi masalahnya sudah selesai kan? Dan aku tidak usah lagi membayar harga jas ini yang 300 dollar.” Kataku dan segera ke meja temanku untuk mengambil barangku yang ada di sana dan segera pulang aku sudah bosan disini.

~~~♪♪♪~~~

Saat sampai di meja…

“sudah selesaikah acara nostalgianya?” kata Jae Hoon.

“belum, tapi karena aku bertemu namja sialan, sombong, menyebalkan pokoknya dia namja yang menyebalkan yang pernah aku temui aku gak jadi makan ice cream, aku gak jadi bernostalgia, aku dibilang babo yeoja lah, dan aku gak jadi bersama kalian sampai nanti dan sekarang aku harus pulang dan melaundrykan jas namja sombong itu, annyeong.” Kataku kesal dan mengambil tasku dan pergi meninggalkan mereka yang masih melongo karena penjelasanku tadi.

Author POV

Karena sikap Seung Ah yang tiba-tiba berubah seperti itu teman-temannya hanya bisa heran dan tidak mengucapkan satu kata pun saat Seung Ah menceritakan kejadian dengan intonasi nada yang dingin + kesal.

“dia kenapa?” tanya Ni Ra yang heran dengan sikapnya Seung Ah.

“molla.” Jawab Chen dan Sehun hampir bebarengan.

“tidak biasanya Seung Ah seperti itu, dia seperti ini hanya saat dia benar-benar marah ke seseorang, tapi siapa orang yang bisa membuat Seung Ah seperti itu?” kata Chan Rin.

“annyeong.” Kata seseorang dari jauh.

“oh, annyeong kenapa kamu lama sekali?” tanya taeyang.

“ya kenapa kamu lama sekali, tadi kita habis berkenalan dengan temannya Chan Rin dan Gong Chan yang habis bersekolah di inggris, dia itu orangnya baik, kalau aku lihat dia itu bawaannya gemas gitu, seandainya dia sekolah di sekolah kita mungkin nanti bakalan seru dia kan mau melanjutkan sekolah di seoul.” Kata Sehun.

“kau ini pikirannya Cuma yeoja… yeoja… dan yeoja… saja.” Kata Gong Chan.

“tau tuh si Sehun.” Kata Seung Hwa dan hanya dibalas tatapan tajam Sehun, dan Seung Hwa juga membalas tatapan dengan tatapannya yang lebih tajam dan itu membuat mereka berdua bertengkar menggunakan tatapan mata.

“sudahlah kalian berdua, kalian tidak ingin mendengar alasannya karena datang terlambat?” kata Jae Hoon yang selalu gemas karena tingkah mereka berdua.

“ah ne…” jawab Seung Hwa dan Sehun seolah-olah Jae Hoon itu guru mereka berdua.

“jadi aku datang terlambat itu karena ada babo yeoja yang menabrakku dan membuat ice creamnya itu jatuh di jasku. Awalnya dia gak marah ke aku dan merasa bersalah ke aku tapi tiba-tiba dia marah-marah ke aku.”

“emangnya kamu apain dia sampai dia marah-marah ke kamu?” tanya Seung Hwa. “aku bilang ke dia kalau dia itu babo yeoja.” Jawabnya. “aish… kau ini jelas aja di marah ke kamu, dia kan gak sengaja tapi kamu malah manggil dia babo yeoja.” Kata Chen. “habis dia membuat jas favoriteku kotor.” Balasnya. “kau ini sama sekali tidak tau perasaan cewek.” Kata Sehun.

Chan Rin yang sejak tadi hanya diam mendengarkan penjelasan itu akhirnya angkat bicara. “chakkaman, ice cream? Babo yeoja? Jas yang kotor? Mungkinkah itu…”

~~~♪♪♪~~~

Setelah sekitar 30 menit perjalanan pulang, akhirnya Seung Ah sudah sampai di rumahnya yang luas. Setelah sampai di gerbang Seung Ah pun memasukkan kode dan berjalan memasuki halaman rumah.

“aku pulang.” Teriak Seung Ah saat sudah sampai di dalam rumahnya dan langsung masuk ke kamar lalu menutup pintu kamarnya dengan cara membantingnya, karena dia masih kesal dengan kejadian tadi. Seung ah pun langsung melempar tasnya ke sembarang arah dan merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk. Seung Ah pun mulai menutup matanya untuk menenangkan dirinya dan tanpa sadar Seung Ah sudah tertidur pulas.

Seung Ah POV

Beberapa jam kemudian…

Aku mengucek-ngucek mataku dan melihat ke arah jam, ah ternyata sekarang jam 7 malam sudah berapa lama aku tertidur? Ah molla.

Tok… tok… tok… “ah, ne chakkaman.” Kataku dengan suara serakku setelah mendengar bunyi ketukan pintu di kamarku, aku pun berjalan menuju pintu kamarku dengan mata yang sedikit tertutup. “nuguseyo?” tanyaku setelah membuka pintu kamarku aku memang saat ini belum terlalu focus dengan orang di depanku.

“annyeong.” Kata orang di depanku itu sambil tersenyum, saat aku sudah bisa sedikit focus akhirnya aku tau siapa orang itu. “ah… kau Gong Chan, kenapa kau kesini?” tanyaku lagi. “kenapa suaramu serak apakah kau habis menangis? Dan kenapa wajahmu seperti orang yang habis menangis? Siapa yang membuatmu menangis?” tanya Gong Chan yang sepertinya khawatir. Aish… ni anak bukannya menjawab pertanyaanku dia malah balik bertanya banyak ke aku.

“ani, aku hanya barusan bangun tidur.” Jawabku.

“beneran?” tanyanya lagi. “mmm.” Balasku sambil mengangguk. “oh iya nih.” Kata Gong Chan sambil memberiku tas belanja, apa ini? Aku pun membuka tas belanja itu dan ternyata isinya peralatan sekolah yang tadi aku beli melihat itu rasa kantukku pun hilang dan berubah dengan perasaan senang, aku baru ingat kalau peralatan sekolahku gak aku bawa pulang. “ah, Gong Chan jeongmal gomawo. Kamu memang sahabat yang baik.” Kataku dengan ekspresi yang bahagia lalu memeluknya.

“eh? Kenapa wajahmu seperti itu?” tanyaku saat selesai memeluknya, yang aku lihat saat itu ekspresi yang aneh seperti rasa kaget dan senang yang menjadi satu.

“ah.. itu… mmm… molla, lebih baik tidak usah dipikirkan.” Jawab Gong Chan, aku hanya bisa bingung mendengarkan penjelasan Gong Chan. “kamu ada waktu gak? Ikut aku yuk.” Kata Gong Chan yang sepertinya mengalihkan pembicaraan.

“kemana?” tanyaku. “sudahlah ikut saja.” Kata Gong Chan sambil menarik tanganku. “tap… tapi.” Kataku. “sudahlah kamu ikut saja.” Kata Gong Chan.

Dengan terpaksa aku menuruti keinginannya, sebenarnya aku ingin sekali menolaknya tapi karena dia memaksaku jadi ya aku turuti saja dia.

“eonni, kamu mau kemana?” tanya dongsaengku saat melihatku yang ditarik Gong Chan .

“eonni mau keluar sebentar.” Jawabku dengan sedikit berteriak.

“ngapain?” tanya dongsaengku lagi. “molla.” Jawabku.

Saat sudah ada di luar rumah Gong Chan memberikanku helm dan menyuruhku naik ke sepeda motornya. Setelah itu aku langsung memakai helm itu dan menaiki sepeda motor Gong Chan. “pegangan yang kuat.” Kata Gong Chan dan menoleh ke arahku, aku pun berpegangan pada bagian belakang sepeda motor miliknya. “kenapa kau berpegangan seperti itu yang benar itu seperti ini.” Kata Gong Chan sambil memegang tanganku dan melingkarkan tanganku pada perutnya. Aku hanya bisa diam dan memeluknya tapi tidak begitu erat, setelah itu Gong Chan langsung menancapkan gasnya ke suatu tempat.

Saat perjalanan Gong Chan awalnya berjalan dengan normal tapi lama kelamaan dia mengendarai menambah kecepatan dengan mendadak, karena aku kaget saat dia menambah kecepatannya dengan mendadak tanpa sadar aku langsung mengeratkan pegangaku di perut Gong Chan.

“Ya!!! Gong Chan Shik apakah kau sudah gila hah?” bentakku pada Gong Chan karena dia telah mengendarai motornya dengan cepat.

“hehehe, mianhae aku hanya bercanda.” Jawab Gong Chan. Di saat seperti ini dia masih saja bisa bercanda. “untung saja aku gak sampai jatuh, kalau aku jatuh lihat saja kehidupanmu akan terganggu.” Kataku kepada Gong Chan. “salah sendiri kamu tidak berpegangan dengan erat, kalau kau berpegangan dengan erat kan bakalan lebih baik.” Balas Gong Chan.

Beberapa menit kemudian aku pun sampai di tujuan, ternyata Gong Chan mengajakku ke sebuah taman. Taman ini kan tempat biasanya aku dan Gong Chan bermain saat kecil, aku jadi ingat masa lalu…

Flash Back…

“Seung Ah, kamu kalau mendorong ayunannya yang keras dong.” Kata Gong Chan.

“aish… aku kan yeoja kenapa harus aku yang mendorongnya.” Gerutuku dalam hati.

“sudahlah sekali-kali yeoja yang mendorongnya.” Jawab Gong Chan.

“eh? Kenapa Gong Chan bisa membaca pikiranku ya?” tanyaku kebingunan.

“ani.” Jawab Gong Chan. “eh? kenapa kamu tau omonganku padahalkan aku dari tadi bicara dalam hati?” tanyaku. “dari tadi itu kamu ngomongnya pakai suara keras makanya aku tau apa yang kamu omongin.” Jawab Gong Chan. “jinjja?” tanyaku dan hanya dibalas Gong Chan anggukan.

“Gong Chan, mau gak gantian aku yang naik ayunan kamu yang mendorongnya?” tanyaku karena sudah capek mendorong ayunan terus. “shirreo.” Kata Gong Chan sambil menjulurkan lidahnya.

“dasar pendek, gak bisa mainin ayunannya sendiri.” Kataku yang sudah mulai kesal dan mendorong ayunan itu dengan sekuat tenaga. “kamu juga pendek dan juga gak bisa mainin ayunannya sendiri.” Balas Gong Chan, karena mendengar ucapan Gong Chan itu aku semakin mendorong ayunan itu lebih keras sampai-sampai Gong Chan jatuh dari ayunan itu.

“hehehe mianhae Gong Chan.” Kataku dan segera menjaga jarak dengan Gong Chan. Gong Chan langsung berdiri dan berlari ke arahku karena ingin membalas perbuatanku tersebut. “kya… eomma… Gong Chan mengejarku.” Kataku. “percuma kamu memanggil eommamu karena eomma saat ini sibuk berbicara dengan eommaku.” Kata Gong Chan yang terus mengejarku.

Tapi aku menghentikan lariku saat aku melihat mobil ice cream di taman itu. “Gong Chan stop.” Kataku menghentikan Gong Chan yang berlari akhirnya namja itu berhenti saat sudah berada di dekatku. “wae?” tanya Gong Chan bingung karena tiba-tiba disuruh berhenti.

“beli ice cream yuk.” Kataku. “aish… kau ini, ok arraseo kita bila ice cream.” Akhirnya aku dan gongchan membeli ice cream aku rasa vanilla dan Gong Chan rasa chocolate. Aku pun menikmati ice creamku di ayunan terdekat bersama Gong Chan, saat asik memakan ice cream tiba Gong Chan memoleskan ice creamnya di hidungku.

“Ya!!! Gong Chan Shik.” Kataku karena kesal dengan Gong Chan.

“itu balasan karena kamu sudah membuatku jatuh dari ayunan. Mehrong :P” Balasnya lalu berlari menjauh dariku.

“Ya!!! Gong Chan Shik.” Teriakku sambil mengejarnya.

Flash Back End…

“Seung Ah, kita ke ayunan itu aja yuk.” Kata Gong Chan yang membuat berhenti mengingat masa lalu.

“ah, ne… kajja.” Kataku dan langsung pergi ke ayunan itu.

Author POV

Saat sudah sampai di ayunan itu Seung Ah langsung bersemangat mengayunkan ayunannya sendiri sedangkan Gong Chan hanya menduduki ayunan itu. “kau sangat suka bermain ayunan ya?” tanya Gong Chan yang melihat Seung Ah seperti itu.

“tidak juga hanya saja sekarang aku sedang bosan.” Jawab Seung Ah, tapi Gong Chan tidak terlalu yakin dengan jawaban Seung Ah, karena Gong Chan merasa Seung Ah saat ini sedang memperlihatkan ekspresi cerianya dari pada ekspresi bosannya.

Setelah beberapa menit, Seung Ah menghentikan aktivitasnya karena sudah mulai capek. Seung Ah pun mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah langit. “woah… malam ini langitnya sangat indah ya.” Kata Seung Ah dengan ceria lalu mendengar itu Gong Chan juga ikut mendongakkan kepalnya.

“mmm, langit saat ini begitu indah.” Kata Gong Chan.

“di udara sedingin ini tidak akan kedinginan, karena dengan hanya melihat bintang yang bertaburan di langit aku sudah tidak kedinginan lagi.” Kata Seung Ah dengan semangat.

“kau ini benar-benar gadis yang aneh ya. Masa’ hanya karena melihat bintang kamu tidak akan kedinginan.” Sambung Gong Chan sambil tertawa kecil.

“aku bisa membuktikan itu kalau kamu gak percaya, aku akan bertahan dari dingin meskipun hanya memakai celana pendek dan baju santai.” Kataku dengan semangat.

“aku berani taruhan kau tidak akan bisa mungkin beberapa menit kemudian kamu akan kedinginan.” Kata Gong Chan, Seung Ah hanya diam saja seolah tidak ada yang berbicara kepadanya dan tetap menlanjutkan aktivitasnya menahan dingin, karena dia yakin kalau dia bisa melekukannya.

Beberapa menit kemudian… Seung Ah sudah mulai merasakan dingin dan mulai menggosok-gosokkan kedua tangannya, melihat itu Gong Chan tersenyum bahagia karena dia akan menang taruhan. “sudahlah, mengakulah kalah sekarang, dari pada kau memaksa dirimu untuk menang.” Kata Gong Chan.

“shirreo, aku tidak akan mengaku kalah, aku akan memenangkan taruhan ini.” Kata Seung Ah dengan semangat. 10 menit kemudian Seung Ah sudah mulai mengigil, melihat itu Gong Chan segera melepas jaketnya dan memakaikannya ke Seung Ah. “sudahlah jangan terlalu dipaksakan, kalau tidak bisa membuktikan itu ya gak masalah buatku.” Kata Gong Chan sambil memakaikan jaketnya ke Seung Ah.

“gomawo Gong Chan, lagian kalau kamu membiarkan aku ganti pakaian dulu dan kamu tidak menarik tanganku, aku tidak akan kedinginan seperti ini.” Kata Seung Ah sedikit memelas melihat itu Gong Chan langsung mencubit pipi Seung Ah.

“akh… appo babo, cepat lepaskan cubitanmu itu.” Kata Seung Ah pada Gong Chan.

“hehehe, habis kau itu lucu sekali.” Kata Gong Chan. Seung Ah sama sekali tidak memedulikan Gong Chan saat ini. “ah, arraseo… arraseo, mianhae Seung Ah karena sudah mengajakmu ke tempat ini di cuaca yang dingin tanpa memperbolehkanmu ganti baju dan langsung menarik tanganmu dan mianhae karena mencubit pipimu, sebagai tanda permintaan maaf aku akan mentraktirmu ice cream saat ini juga.” Kata Gong Chan.

“hahaha, kau ini bersikap aneh ya… minta maaf aja sampai segitunya.” Kata Seung Ah sambil tertawa karena melihat sahabatnya yang meminta maaf dengan gaya berlutut di hadapannya seperti orang yang ingin menembaknya atau mengajak berdansa. “kalau begitu sekarang kita beli ice cream yuk, tapi kamu yang bayar sesuai katamu tadi.” Sambung Seung Ah, dan dibalas angguka Gong Chan.

Setelah mereka membeli ice cream, akhirnya mereka duduk di satu bangku di taman itu. “ah… mashita ^^, meskipun cuaca kali ini dingin bagiku ice cream tetap enak.” Kata Seung Ah bahagia.

“dasar maniac ice cream.” Kata Gong Chan pelan. “apa kau bilang?” kata Seung Ah. “ah… aniyo, aku tidak bilang apa-apa.” jawab Gong Chan, dan mereka berdua melanjutkan acara makan ice creamnya. Setelah ice cream mereka habis, Gong Chan mengantarkan Seung Ah pulang.

Sesampainya di rumah Seung Ah…

“gomawo, Gong Chan sudah mengajakku jalan-jalan dan mentraktirku ice cream.” Kata Seung Ah yang hanya dibalas senyuman tulus Gong Chan. “oh iya, gomawo ya jaketnya nih aku kembaliin.” Kata Seung Ah, sambil mengembalikan jaket Gong Chan yang tadi dipakainya.

“semoga besok hari pertama masuk sekolahmu berjalan dengan baik ya, dan aku berharap sekali kalau kamu satu sekolah sama aku.” Kata Gong Chan yang belum tau kalau Seung Ah akan sekolah di sekolahnya sambil mengacak-acak rambut Seung Ah.

“neo, sudah berapa kali aku bilang jangan mengacak-acak rambutku.” Kata Seung Ah kesal.

“hehehe, mianhae Seung Ah.” Kata Gong Chan dan langsung merapikan rambut Seung Ah,,, ya itu memang kebiasaan Gong Chan, yang mengacak-acak rambut Seung Ah lalu merapikannya lagi. Setelah itu Gong Chan memakai jaketnya yang tadi dipakai Seung Ah dan memakai helmnya lalu berpamitan pulang ke Seung Ah. “kalau begitu aku pulang dulu ya Seung Ah, bye.” Pamit Gong Chan.

“ya udah pulang sana, nanti kamu dicariin eomma kamu.” Kata Seung Ah dengan nada mengusir. “kau ini selalu saja mengusirku.” Kata Gong Chan. “hehehe bercanda Gong Chan.” Sambung Seung Ah. “kalau begitu jaljayo.” Kata Gong Chan lalu menancapkan gasnya. “nado jaljayo.” Kata Seung Ah sedikit berteriak.

Setelah itu Seung Ah langsung pergi ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya dan ingin memejamkan matanya tapi saat dia akan memejamkan matanya…

“arghhh, aku baru ingat dasar Seung Ah babo… siapa namja yang tadi aku temui di café? alamatnya dimana? No telfonnya berapa? Kalau aku gak tau itu semua terus aku gimana cara ngembaliin jas namja sialan itu arghhh…” teriak Seung Ah frustasi, untung hampir semua penghuni rumah ini sudah tertidur pulas, kalau tidak Seung Ah pasti akan di marahi adiknya dan orang tuanya karena teriak-teriak.

“bodoh amat ah urusan ngembaliin belakangan aja yang penting itu jas sudah di laundrykan.” Kata Seung Ah dan segera memejamkan matanya.

~~~♪♪♪~~~

Seung Ah POV

Keesokan paginya…

Ah… hari ini adalah hari yang sudah aku nantikan sejak aku kembali ke Korea. Baju sudah rapi, tata rambut diikat tipis dan menyisahkan rambut yang tetap terurai, sepatu sudah mengkilat, perlengkapan sekolah sudah lengkap kalau begitu saatnya untuk berangkat sekolah. Chakkaman… aku pun berlari ke arah cermin dan ah… Seung Ah neo neomu neomu beautiful.

Aku pun menuruni tangga rumahku dan pergi ke ruang makan lalu memakan sarapanku. Setelah aku menghabiskan sarapanku aku menuju garasiku tapi saat aku ingin melangkahkan kakiku…

“eonni, aku boleh bareng gak ke sekolah?” tanya yeodongsaengku.

“andwe, karena hari ini hari yang special bagiku, kau tidak boleh bareng denganku.” Kataku ke pada adikku. “tcih.. dasar pelit.” Balas adikku.

Lalu aku pun melangkahkan kakiku menuju garasi dan menaiki mobil spot kesayanganku yang berwarna biru metallic, ah… sudah lama aku tidak mengendaraimu ya… kalau begitu sekarang saatnya aku mengendaraimu, ah… sekarang masih jam 06.25 masih ada waktu banyak untuk sampai di sekolah, masuknya aja jam 07.00, ok kalau begitu akan mengendarai mobil ini dengan lambat untuk menghabiskan waktu. Aku pun menancapkan gas mobilku dan pergi meninggalkan rumahku.

~~~♪♪♪~~~

Hehehe… aku sudah tidak sabar melihat ekspresi terkejutnya Chan Rin, Gong Chan, dan lainnya karena aku sekolah disini. Sekarang aku sudah di depan pintu kelas mereka.

“annyeong.” Kata songsaengnim itu, ya karena jarak tempatku sekarang sama kelas itu gak jauh jadi aku bisa mendengar dan melihat apa yang terjadi di kelas itu.

“annyeong.” Balas murid-murid yang ada di kelas itu.

“hari ini songsaengnim punya kejutan buat kalian semua, karena hari ini kalian akan mendapatkan teman baru.” Kata songsaengnim. “kalau begitu silahkan masuk dan selamat datang di kelas barumu.” Sambungnya. Hufft… sudah saatnya Seung Ah hwaiting. Aku pun memasuki kelas itu aku hampir ketawa karena aku melihat ekspresi Chan Rin, Gong Chan, Jae Hoon, dan lainnya terkejut semua. Aku pun berdiri di depan kelas dan melihat wajah semua murid di kelas ini, tapi saat aku melihat wajah orang itu sekarang giliranku yang terkejut karena dia kan… orang yang kutabrak waktu itu kumohon semoga saja aku salah lihat, tapi harapanku pupus karena sekarang dia menatapku dengan ekspresi kagetnya tapi beberapa detik kemudian menatapku dengan tatapan tajamnya.

TBC…

Gimana ceritanya bagus gak??? Jangan lupa RCLnya ya… kira-kira siapa ya orang yang ditabrak Seung Ah itu? Tunggu aja di part 3…






Tidak ada komentar:

Posting Komentar