Senin, 17 Desember 2012

Thanks A Lot [ Part 3 ]




















Author POV

Mereka pun memulai turnya berkeliling sekolah. Tapi disisi lain…

“MWO!!! Jadi orang yang kamu tabrak itu Seung Ah.” Kata Chen terkejut. “dan kamu mulai sekarang bakalan bikin hari-hari indahnya Seung Ah menghilang.” Sambung Sehun. “ya meskipun Seung Ah itu dulu suka ngerjain aku sejak kecil sampai sekarang tapi menurutku itu keterlaluan masa’ hanya karena itu kamu mau ngerjain Seung Ah setiap hari jadi, aku tidak setuju kalau kamu mau melakukan itu,.” Sambung Gong Chan. “nado.” Kata Chen dan Sehun hampir bebarengan.



“aish… kalian ini, kali ini aja kalian membantuku mengerjain si Seung Ah.” Kata Chanyeol kepada teman-temannya itu dan langsung menatap ke Gong Chan dengan tatapan yang berisi harapan. “shirreo, aku kasihan sama Seung Ah.” Kata Gong Chan dan Chanyeol berganti menatap Chen. “waeyo? Aku kan tidak setuju jadi aku gak mau mengerjai Seung Ah.” Kata Chen dan berhasil membuat Chanyeol menghembuskan nafasnya dan sekarang Chanyeol menatap Sehun dengan tatapan yang penuh dengan harapan karena Sehun harapan terakhir Chanyeol. “lebih baik merayu cewek dari pada ngerjain Seung Ah, kasihan Seung Ah kalau harus mengerjainya dia kan juga cewek.” Kata Sehun dan otomatis semuanya langsung memeloti Sehun.

“waeyo?” kata Sehun yang sadar kalau dirinya sekarang telah dipelototi semuanya.

“kau ini, padahal kamu yang paling muda diantara kita tapi kenapa kamu selalu saja merayu cewek?” kata Chen.

“mungkin itu sudah karena takdir.” Jawabnya santai. “selalu saja jawabanmu itu.” Kata Gong Chan.

Karena Chanyeol sudah tidak ada harapan agar dibantu teman-temannya untuk mengerjai Seung Ah, dia pun mulai bosan dan hanya memandangi sekitarnya dan pandangannya pun terhenti saat dia melihat seorang yeoja bersama teman-temannya dan gak salah lagi kalau yeoja itu bernama Seung Ah, lalu yeoja itu memegangi perutnya dan berbicara kepada temannya lalu segera berlari di koridor yang telah ditunjuk temannya.

“ah… sepertinya aku tau dia mau kemana?” guman Chanyeol, lalu Chanyeol pun tersenyum evil. “kalian lanjutkan saja pertengkaran kalian, aku harus pergi sekarang karena aku akan melakukan misi rahasiaku.” Kata Chanyeol dan segera pergi meninggalkan mereka bertiga. “Seung Ah saat ini penderitaanmu akan segera dimulai.” Gumam Chanyeol dengan terseyum evil.

“eh, kalian merasa ada yang aneh gak dengan Chanyeol?” kata Gong Chan setelah Chanyeol menghilang dari pandangannya. “aku setuju denganmu Gong Chan.” Kata Chen.

“kalau begitu kita ikuti saja dia.” Usul Gong Chan, dan dibalas anggukan Chen lalu segera meninggalkan sehun yang masih bingung dengan keadaan ini.

“ya!! Kalian berdua mau kemana, tunggu aku. Ya!!!.” Teriak sehun dan segera berlari ke arah mereka.

~~~♪♪♪~~~

Seung Ah POV

Saat ini aku sedang melakukan tur keliling sekolah dengan teman-temanku, tapi saat sampai di lapangan basket tiba-tiba rasanya aku segera ingin ke toilet, tapi aku gak tau kamar mandi ada dimana, tapi saat ini Ni Ra lagi asyik jelasin turnya dan aku gak berani memotong pembicaraannya.

“toilenya ada dimana ya?” kataku sambil memegangi perutku saat Ni Ra sudah selesai bicara.

“oh kamu tinggal ikuti aja koridor itu sampai kamu menumakan toilet.” Kata Jae Hoon sambil menunjuk ke suatu koridor dan gaya bicaranya seperti pemandu wisata.

“kamu ingin diantar?” tanya Seung Hwa.

“ah tidak usah, aku bisa sendiri, dan gomawo ya.” Kataku dan segera berlari menelusuri koridor itu.

Saat sudah sampai di depan toilet aku pun melihat tanda yang biasanya ada di toilet dan langsung memasuki toilet yang menunjukkan toilet cewek tapi saat aku masuk ke toilet itu…

“AHHHHH…” teriakku saat sudah sampai di toilet itu.

“YA!!! Apa yang kamu lakukan di toilet pria.” Kata salah satu namja yang ada di toilet itu.

“ah… mianhae.” Kataku dan segera keluar dari toilet, setelah keluar melihat tanda dan ternyata tanda itu sudah berubah… eh??? Kenapa tandanya berubah ya? Apakah mataku ini error ya? Kataku dan segera memasuki toilet cewek yang sebenarnya.

Beberapa menit kemudian aku pun keluar dari toilet itu dan ingin segera pergi menemui Chan Rin dan yang lainnya. “Ya!!! Babo yeoja, bagaimana rasanya masuk ke toilet namja.” Kata namja itu yang bisa dipastikan dia namja sialan itu, aku pun berbalik arah dan aku melihat namja sialan itu sedang tertawa evil.

“n… neo.” Kataku sedikit terbata-bata karena takut kalau aku melawannya dia pasti akan lebih menjadi-jadi ngerjain aku. “jadi kamu yang menukar tanda itu dan saat aku keluar dari toilet pria kamu menukarnya lagi, dasar namja sialan.” Kataku yang kini telah mengambil keputusan untuk melawannya dan ingin membalas perbuatannya.

“namja sialan?!?! Siapa yang kamu panggil namja sialan?” kata Chanyeol padaku.

“kau namja sialan, siapa lagi kalau bukan kamu. Disini kan gak ada orang selain kita berdua.”kataku sedikit sinis, dan segera meninggalkan chanyeol.

“YA!!! Babo yeoja, kau harus bersiap-siap karena game penderitaanmu saat ini sudah dimulai Shin Seung Ah.” Kata namja sialan itu dengan nada yang evil dan sedikit berteriak, mendengar itu aku pun membalikkan badanku.

“kau juga harus bersiap-siap karena kau akan mendapatkan pembalasan game penderitaanku namja sialan Park Chanyeol.” Kataku tidak kalah sinisnya dengan namja sialan itu dan memberinya sebuah senyuman evil lalu pergi meninggalkan tempat itu.

“kau kenapa Seung Ah? Habis dari toilet kok ekspresi wajahmu jadi begini?” tanya Chan Rin.

“ah… itu, si namja sialan itu sudah mulai mengerjaiku.” Kataku pada Chan Rin.

“aish… anak itu, masa gara-gara hal seperti itu saja langsung mengerjai kamu, biar aku bantu kamu membalas perbuatannya.” Kata Seung Hwa. “ya, aku setuju denganmu Seung Hwa.” Balas Jae Hoon.

“sudahlah jangan dipikirkan lagi, biar aku balas perbuatannya saja sendirian, tapi kalau aku kesulitan membalasnya kamu bisa membantuku.” Kataku sambil tersenyum. “kalau begitu sekarang kita lanjutkan tur kita saja.” Kataku dan mereka semua hanya mengangguk.

~~~♪♪♪~~~

“ah… akhirnya selesai juga tur sekolahnya.” Kataku sambil menghembuskan nafas lega.

“sekarang sudah mau jam istirahat, mau ke kantin gak?” tanya Seung Hwa. “oh, ok.” Kataku karena aku lapar dan haus karena tur sekolah tadi. “ya nih, aku sekarang sudah lapar, dan perutku saat ini sudah ngadain konser rock.” Kata Chan Rin dengan wajah memelas.

“kalau begitu kajja, kita ke kantin.” Kata Jae Hoon.

Setelah itu aku dan lainnya pun berjalan menuju ke kantin, saat sudah sampai di kantin kita langsung menduduki bangku yang kosong, tapi beberapa saat kita duduk disana tiba-tiba Gong Chan, Sehun, Chen, dan tentu saja namja sialan itu ikut gabung dengan kita.

“ya, kita boleh gabung kan?” kata Chanyeol sambil sedikit melirik ke arahku, aku tau pasti dia bakalan merencanakan sesuatu dan kumohon jangan sampai ada yang mau menerima dia disini.

“boleh, asalkan kamu tidak membuat keributan disini.” Kata Ni Ra. Bingo,,, keberuntungan gak ada di tanganku kali ini. “gomawo Lim Ni Ra.” Katanya dengan senyumannya yang aneh.

Dia dan lainnya pun duduk di tempat yang masih ada, tapi kenapa dia harus yang ada di hadapanku, sepertinya tebakanku bakalan tepat kalau dia sudah merencanakan sesuatu. “Ni Ra, kenapa kamu mengizinkannya duduk disini? Kalau Gong Chan, Sehun, sama Chen yang duduk disini sih gak papa.” Bisikku ke Ni Ra. “mianhae Seung Ah.” Bisik Ni Ra kepadaku.

Akhirnya kita pun memesan makanan kita masing-masing, saat menunggu pesanan kita banyak membicarakan suatu hal dan juga si namja sialan itu banyak membuatku naik darah karena di sela-sela pembicaraan dia selalu saja mengerjaiku, dan beberapa saat kemudian pesanan kita pun datang.

“manhi… Aw… appo…” rintihku karena kakiku diinjak sama orang dan aku sudah tau siapa orang yang menginjak kakiku.

“gwenchanayo, Seung Ah?” tanya Gong Chan.

“sudah agak baikkan.” Kataku dan segeran melihat ke arah chanyeol dengan tatapan tajam.

“ah… mianhae Babo yeoja, aku tadi tidak sengaja menginjak kakimu, karena aku sekarang harus ke toilet sebentar.” Kata Chanyeol dan segera pergi dari tempat ini, mwo? Disaat seperti ini dia masih memanggilku babo yeoja.

“neo, Park Chanyeol aku tahu kalau kau itu sengaja menginjak kakiku, kau benar-benar namja sialan.” Kataku frustasi tapi dengan volume kecil dan menundukkan kepalaku tapi aku yakin anak-anak masih bisa mendengar ucapanku.

“eh? Seung Ah?” kata sehun yang bingung melihat ekspresi wajahku saat ini. Aku pun mendongakkan kepalaku saat ide evilku muncul dan langsung terseyum evil, aku pun segera mengambil cuka, dan sambal yang ada di meja itu.

“Seung Ah apa yang mau kamu lakukan?” tanya Jae Hoon. Ekspresi evilku pun langsung berubah menjadi ekspresi bahagia dengan tersenyum tulus. “hanya membalas perbuatannya.” Jawabku. “ini untukmu karen ulahmu yang telah membuatku harus masuk toilet namja.” Kataku sambil memasukkan sambal yang banyak ke makanan itu. Aku juga merasa Chan Rin, Jae Hoon, Seung Hwa, Ni Ra, dan lainnya sedang menatapku dengan pandangan yang tidak bisa dideskripsikan. “dan ini untukmu yang telah mengerjaiku di kantin.” Kataku lalu mengembalikan cuka dan sambal ke tempat semula.

Beberapa menit kemudian Chanyeol sudah berada dihadapanku. Park Chanyeol bersiaplah untuk mendapatkan pembalasanku. “kalau begitu manhi muguh semuanya…” kata Chanyeol dengan bersamangat, tetapi anak-anak yang lain hanya bisa menatapnya dengan tatapan khawatir dicampur dengan ekspresi penasaran karena mungkin mereka penasaran bagaimana reaksi namja sialan itu setelah memakan makanan itu, dan aku hanya melanjutkan makananku ditambah dengan sedikit evil smirk.

Aku sedikit menatapnya, saat dia sudah menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya, ekspresinya langsung berubah menjadi ekspresi yang aneh. “yuks,, rasa apa ini?” kata Chanyeol dengan ekspresi yang aneh dan suaranya yang aneh, semua anak disitu hanya tertawa melihat namja sialan yang seperti ini. Chanyeol pun langsung menatap ke arahku. “ya!!! Babo yeoja aku tau ini semua ulahmu kan?” tanya namja sialan itu.

Aku pun mencoba untuk santai dan langsung balik menatapnya “ne, kamu benar sekali.” Balasku santai. “kenapa kamu berani melakukan itu kepadaku?” kata namja sialan itu. “kamu lupa? Aku tadi saat di koridorkan bilang ‘kau juga harus bersiap-siap karena kau akan mendapatkan pembalasan game penderitaanku namja sialan Park Chanyeol.’ Jadi kalau kamu mengerjaiku dan bagiku itu sudah kelewatan kamu akan mendapatkan sebuah balasan bagiku” jawabku dengan santai lagi.

“sudahlah kalian jangan bertengkar lagi.” Kata Chen saat Chanyeol sudah ingin menyemburkan semua ceramahnya kepadaku, gomawo Chen berkatmu aku tidak akan medengarkan ceramah si namja sialan itu, mendengar itu Chanyeol hanya bisa kembali lagi duduk dan memesan makanan lagi.

~~~♪♪♪~~~

Saat sudah ada di kelas aku dan lainnya pun langsung duduk di tempat duduk masing-masing karena bel masuk akan segera berbunyi. “oh iya Jae Hoon itu tempat duduknya dimana?” tanya kepada Chan Rin, Seung Hwa, dan Ni Ra.

“disitu.” Kata Seung Hwa sambil menunjuk anak yang gak salah lagi itu Jae Hoon, dan ternyata Jae Hoon duduk tepat di depan namja sialan itu.

Tak beberapa lama kemudian bel pun berbunyi “annyeong anak-anak.” Kata songsaengnim yang berada di kelasku sekarang.

“annyeong.” Balas anak-anak. “kalau begitu sekarang kita mulai pelajaran kita.” Kata song saengnim itu dan memulai menerangkan pelajaran.

“Chan Rin, nama songsaengnim itu siapa?” kataku kepada Chan Rin dengan berbisik.

“ah dia namanya Kang songsaengnim dia mengajar matematika disini.” Kata Chan Rin. “ah…” kataku dengan anggukan.

“pstt… Seung Ah.” Kata seseorang dan aku pun menoleh kepada sumber suara yang ternyata dia adalah Sehun. “apakah benar Chanyeol itu orang yang kamu tabrak.” Tanya Sehun dengan suara pelan. “mmm…” kataku sambil mengangguk.

“aku gak menyangka kalau namja sialan yang kamu maksud itu Chanyeol, dan babo yeoja yang dimaksud Chanyeol itu kamu, hahaha.” Kata Sehun dengan suaranya yang keras, karena ulahnya dia pun mendapatkan sebuah spidol yang dilempar Kang songsaengnim.

“neo, focuslah ke pelajaran jangan berbicara saja, apakah kamu mau ulangan matematika mendapatkan nilai yang jelek?” kata Kang Songsaengnim. “mi… mianhae songsaengnim.” Kata Sehun terbata-bata, melihat tingkahnya itu aku hanya bisa tertawa kecil.

“kalau begitu kita lanjutkan materi kita lagi.” Kata Kang songsaengnim lalu melanjutkan menerangkan materi matematika.

“pstt… Sehun, kasihan deh dimarahi Kang songsaengnim, makanya jangan terlalu banyak salah ke aku. Mehrong :P.” Kata Seung Hwa yang ada di depanku. “aish… ni anak.” Kata Sehun sedikit sebal dengan Seung Hwa. Aku hanya tersenyum geli melihat tingkah mereka berdua. “sudahlah kalian jangan bertengkar, nanti dimarahi sama Kang songsaengnim lagi loh.” Kataku kepada mereka dan hanya dibalas sebuah anggukan.

Beberapa jam kemudian… bel tanda pulang pun berbunyi.

“Seung Ah, mau lihat aku, Sehun, Gong Chan, dan Chanyeol latihan basket gak?” tanya Chen kepadaku.

“buat apa kamu mengajak dia? Dia nanti bukannya mensuport kita, tapi nanti dia bakalan mengganggu kita latihan.” Kata namja sialan itu sewot.

“Chanyeol!!” bentak Seung Hwa dan melotot marah kearah Chanyeol.

“aku pergi duluan aja, kalian nanti menyusul saja.” Kata Chanyeol yang mengacuhkan Seung Hwa dan pergi meninggalkan kita, apa Chanyeol segitu membenciku ya? Masa’ karena itu dia bisa sampai membenciku.

“biarkan saja dia, dia memang begitu Seung Ah.” Kata Ni Ra dan kubalas dengan anggukan sambil tersenyum.

“jadi, kamu ikut gak Seung Ah?” tanya Gong Chan padaku.

“siapa aja yang ikut?” tanyaku. “ye… kamu itu bukannya jawab malah balik nanya.” Kata Chan Rin dan aku balas dengan tawa kecil. “yang ikut itu Chan Rin, Seung Hwa, Ni Ra.” Kata Sehun.

“Jae Hoon, kamu gak ikut?” tanyaku ke Jae Hoon karena namanya tidak disebutkan Sehun. “ah itu aku hari ini gak bisa ikut lihat karena aku ada janji sama Taeyang oppa.” Kata Jae Hoon sambil tersipu malu.

“ehm… yang sudah pacaran nih…” kata Seung Hwa.

“kalau begitu aku pulang dulu ya, Taeyang oppa sudah menunggu di gerbang sekolah, annyeong.” Kata Jae Hoon ceria semua orang disitu hanya bisa tersenyum melihat tingkah temannya yang sudah berpacaran.

“Good Luck ya Jae Hoon.” Teriakku ke Jae Hoon.

“jangan lupa besok cerita ke kita ya…” kata Chan Rin dan Ni Ra kompak.

“dan bilang ke Taeyang Hyung, jangan pernah bolos latihan basket lagi.” Teriak Chen.

“dan bilang juga jangan terlalu sering berpacaran dan fokuslah berlatih basket karena sebentar lagi mau lomba.” Kata Sehun dan disambut tawa semua orang, Sehun, Gong Chan, dan Chen pun melakukan high five.

“ah,,, mianhae semuanya aku gak bisa ikut melihat kalian latihan basket hari ini, soalnya aku harus segera pulang.” Kataku dengan sangat menyesal karena aku baru igat kalau hari ini aku harus segera pulang karena saudara-saudaraku mau berkunjung ke rumah, dan dapat kulihat ekspresi semua orang saat ini sangat kecewa. “lain kali aku akan melihat kalian kok.” Kataku.

“alasanmu gak ikut bukan karena Chanyeol kan?” tanya Seung Hwa.

“ya, tenang saja aku gak ikut itu karena saudaraku mau ke rumahku.” Kataku.

“lain kali kita boleh gak main ke rumahmu?” tanya Sehun. “silahkan.” Jawabku.

“kalau begitu aku pulang dulu ya.” Kataku, dan akan melangkahkan kakiku.

“hati-hati di jalan ya.” Kata Gong Chan sambil mengacak-acak rambutku.

“ya,,, aku ini bukan anak kecil lagi dan kembalikan rambutku seperti semula.” Kataku pada Gong Chan. “hehehe… mianhae.” Kata Gong Chan lalu merapikan rambutku lalu mencubit ke dua pipiku. “Gong Chan appo.” Kataku. “tapi wajahmu lucu kalau begini.” Kata Gong Chan masih tetap mencubit pipiku, aku pun membalasnya dengan mencubit ke dua pipinya jadi, posisi kita saat ini saling mencubit pipi. “Gong Chan, lepaskan appo tau.” Kataku kesal. “kau juga lepaskan cubitanmu baru aku lepas.” Kata Gong Chan licik. “ah ok, arraseo.” Jawabku dan segera melapaskan cubitku lalu dia pun melepaskan cubitannya, lalu aku pun mengusap pipiku yang seperti memerah karena habis dicubit Gong Chan, menurutku cubitan Gong Chan, itu lebih sakit dari pada cubitannya siapa pun.

“ehm… sudah pacarannya?” kata Chan Rin dan aku lihat ke arah semua anak sekarang sedang tersenyum ke arahku. “kenapa kalian berpacaran sembunyi-sembunyi?” tanya Chen. “ya… sejak kapan kalian mulai melakukan back street?” tanya Seung Hwa. “berarti yang sudah memiliki pasangan diantara kita semua itu kalian berdua sama Jae Hoon.” Kata Ni Ra. “mianhae ya Gong Chan aku pernah menggoda pacarmu, ya meskipun aku suka menggoda cewek tapi aku gak pernah ganggu pacar orang lain.” Sesal Sehun, aish… kenapa mereka semua gak memberikan kesempatan aku ngomong, padahal aku sama Gong Chan kan gak ada hubungan special apapun aku pun melirik ke arah Gong Chan, eh… kenapa ekspresi Gong Chan malah tersenyum.

“ya… ya!!! Kalian, apa yang kalian bicarakan aku sama Gong Chan tidak ada hubungan apapun selain sahabat ya kan Gong Chan?” tanyaku ke Gong Chan.

“mmm.” Kata Gong Chan sambil mengangguk, tapi kenapa senyuman indahnya tadi sedikit berubah menjadi senyuman pahit?

“kalau begitu aku pulang dulu ya… annyeong.” Kataku ceria sambil melambaikan tanganku ke mereka dan pergi dari tempat itu.

Author POV.

Seung Ah pun berjalan keluar menuju tempat dia memarkir mobilnya, sedangkan teman-temannya masih ada di dalam kelas.

“Gong Chan, apakah kamu menyukai Seung Ah?” tanya Sehun kepada temannya itu.

“ehm… molla, sepertinya tidak.” Jawab Gong Chan.

“benarkah? Tapi tatapanmu, sikapmu, dan senyumanmu ke Seung Ah itu sangat beberbeda gak seperti kamu menatap kita.” kata Chen. “dan juga tadi sepertinya kamu menikmati saat kamu mengacak-acak rambut Seung Ah, dan mencubit pipinya.” Sambung Seung Hwa yang tidak percaya kalau Gong Chan tidak menyukai Seung Ah. “satu lagi kamu tadi tersenyum bahagia saat kita mengejekmu berpacaran dengan Seung Ah, tapi kenpa saat Seung Ah bilang kalau kalian tidak berpacaran senyumanmu berubah menjadi senyuman pahit.” Kata Ni Ra, sambil menatap tajam ke arah Gong Chan.

“ehm… itu… mmm…” kata Gong Chan yang sedang mencari alasan lalu Gong Chan pun melihat ke arah jam tangannya. “eh… lebih baik sekarang kita latihan aja, sekarang sudah jam segini, nanti kalau terlambat kita bisa dimarahi sama pelatih, kalau begitu aku berangkat dulu.” Kata Gong Chan lalu pergi dari sana.

Melihat sikapnya teman-temannya pun tersenyum ke arah Gong Chan. “jadi, dugaan kita kalau Gong Chan menyukai seuang itu benar?” Kata Chan Rin. “mmm... sepertinya begitu.” Kata Ni Ra. “kajja kita ke lapangan basket sekarang.” Ajak Chen, lalu dibalas anggukan teman-temannya.

~~~♪♪♪~~~

Chanyeol POV

Dasar babo yeoja, di hari pertama sekolah aja dia sudah menarik perhatian teman-temanku, guru-guru sering memujimu, tadi 1 sekolah sempat heboh karena kamu sekolah disini, dan sekarang kamu mungkin akan menjadi sainganku. Jadi, mulai besok bersiaplah babo yeoja.

“ya!!! Park Chanyeol!!! Jangan sering melamun disaat latihan.” Teriak Kim Kochinim yang otomatis membuatku terbangun dari lamunanku, ya memang saat ini aku sedang berlatih basket… kalau saja babo yeoja itu tidak ada di pikiranku saat ini Kim Kochinim tidak akan memarahiku.

“mianhae… Kim kochinim.” Kataku pada Kim kochinim. “ayo semuanya lebih serius lagi berlatihnya!!!.” Teriak Kim kochinim.

Aku melihat sekilas ke arah bangku penonton di tengah-tengah latihan, disitu ada Chan Rin, Seung Hwa, Ni Ra… eh??? Si babo yeoja itu kemana? Kenapa dia tidak ada disini? Park Chanyeol… fokuslah ke basket,,, bukannya kau malah suka kalau babo yeoja itu tidak ada disini? Saatnya untuk focus ke basket Park Chanyeol.

1 setengah jam kemudian….

“akhirnya… latihan basket ini selesai juga.” Kata Chen lega…

“nih… air mineral buat kamu.” Kata Ni Ra sambil menyerahkan sebotol air mineral ke Chen. “gomawo.” Kata Chen sambil tersenyum ke arah Ni Ra dan senyumannya pun dibalas Ni Ra. Aku heran sama mereka padahal mereka berdua sepertinya saling menyukai tapi kenapa mereka gak pacaran aja. Aku juga heran sama Seung Hwa dan Sehun, setiap saat mereka berdua selalu saja bertengkar tapi kadang mereka seperti sahabat yang tidak bisa dipisahkan.

“oh ya, Gong Chan kamu belum menjawab pertanyaan kita tadi waktu di kelas.” Kata Seung Hwa. “jadi, beritau kita jawabannya dong…” sambung Sehun dengan memberikan Gong Chan sebuah puppy eyes yang menurutku sangat aneh dan ingin membuatku tertawa. “jebal… beritahu kita.” Kata Seung Hwa yang sudah penasaran, ya…. Seung Hwa memang tipe orang yang mudah penasaran. Emangnya apa yang sedang mereka bicarakan? Aku pun mengambil botol mineral di dalam tasku lalu meminumnya.

“jadi, Gong Chan kamu menyukai Seung Ah apa gak?” mendengar kata Chan Rin aku pun menyemburkan air yang ingin aku minum. Hah??? Gong Chan menyukai babo yeoja itu? Aku gak salah dengar?

“ya!!! Chanyeol jangan asal menyemburkan air dong…” kata Chen sambil mengelap mukanya yang terkena semburan air dariku dengan sapu tangan yang diberi Ni Ra.

“mianhae Chen, Gong Chan kamu suka sama si babo yeoja itu? Apa yang kamu sukai dari dia?” tanyaku karena gak percaya kalau Gong Chan suka sama si babo yeoja.

“ah… itu… aku pulang dulu ya, aku baru ingat kalau hari ini eommaku butuh bantuanku. Annyeong…” kata Gong Chan dan langsung pergi meninggalkan tempat ini, aku dan lainnya hanya bisa menatapnya heran.

“sudah jelas, kalau kemungkinan besar Gong Chan menyukai Seung Ah.” Kata Ni Ra dengan tersenyum puas. “eh?” aku hanya bisa heran karena aku gak tau awal pembicaraan mereka. “Gong Chan, selalu saja menghindar saat dikasih pertanyaan seperti itu dan kemungkinan orang kalau lagi suka tapi gak ingin bilang ke siapa-siapa itu tanda-tandanya selalu mengalihkan pembicaraan dan menghindar dari obrolan yang menyangkut itu.” Kata Chen dengan panjang lebar. Ah… jadi mereka ingin tau apakah Gong Chan suka sama Seung Ah apa gak? Lebih baik aku sekarang pulang dan memikirkan cara untuk mengganggu hari-hari indah babo yeoja itu.

“aku pulang dulu ya, annyeong.” Kataku pamit kepada yang lainnya lalu pergi dari lapangan basket mereka hanya tersenyum lalu melambaikan tangan ke arahku.

~~~♪♪♪~~~

Keesokan harinya…

Seung Ah P.O.V

Hari ini aku malas sekali untuk pergi ke sekolah. Seung Ah… semoga kamu bisa melewati hari-harimu dengan semua ulah namja sialan itu hwaigthing!!!

Aku pun menuruni tangga rumahku. “eomma, appa , dongsaeng!!! Aku berangkat dulu ya.” Teriakku dari ruang tamu.

“eonni gak sarapan dulu?” tanya dongsaengku dari ruang makan.

“gak, eonni lagi pingin cepet-cepet berangkat ke sekolah.” Kataku, ya jujur saja aku ingin datang pagi-pagi ke sekolah untuk menghindari namja sialan itu, mungkin aja kalau dia datang duluan bangkuku di kasih permen karet atau lokerku dirusk atau barang-barangku yang lain dirusak atau dibuang.

“hari ini ada sopir baru jadi mulai sekarang kamu diantar-jemput sama sopir baru itu.” Kata appa yang langsung membuatku pergi ke ruang makan. “tapi appa…” belum selesai aku melanjutkan kata-kataku appa sudah memotong kalimatku. “sudahlah tidak usah pakai tapi-tapian pokoknya mulai sekarang kamu harus diantar-jemput sopir baru itu, arra?” Kata appa. “ne arraseo.” Kataku dan langsung meninggalkan ruang makan lalu pergi menuju teras karena mungkin sopir baru itu sudah menunggu di teras.

Dugaanku memang benar sopir baru itu sudah ada di depan teras dan aku pun memasuki mobil itu dan pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah…

“gomawo sudah mengantarku.” Kataku ke sopir baru itu. “ini sudah tugas saya jadi sopir.” Kata sopir itu aku pun turun dari mobil itu dan berjalan ke gerbang pintu. Eh??? Kenapa namja sialan itu ada di gerbang pintu? Pura-pura gak lihat aja ah… dari pada nanti aku harus menghadapi ulahnya.

Aku pun melewati gerbang itu, lalu aku melirik ke arah namja sialan itu ternyata dia sekarang melihat ke arahku, aku pun mempercepat langkahku. “Ya… Babo yeoja!!!.” Teriaknya tapi tetap saja aku menghiraukannya, dan aku melirik sedikit ke arahnya sepertinya dia kesal karena aku menghiraukannya. “ya!!! Babo yeoja!!!.” Teriaknya lagi. Kenapa suaranya sekarang seperti semakin dekat ya? Dan kenapa aku mendengar suara langkah kaki lain yang mendekat ke arahku? Jangan menoleh Seung Ah karena mungkin saja orang yang dibelakang itu si namja sialan itu. “ya!!! BABO YEOJA!!!!! Apa kau tuli hah!!!.” Teriaknya tepat di telingaku, otomatis aku segera menutup telingaku dan menoleh ke arahnya.

“bisakah kamu tidak meneriakiku seperti itu? Dan kamu kenapa memanggilku?” kataku kesal karena teriakannya itu benar-benar membuat telingaku sakit dan menatapnya tajam.

“hahaha… aku hanya ingin berteriak di telingamu.” Katanya sambil tertawa… hanya ingin berteriak di telingaku? Dasar namja sialan… sejak pertama kali bertemu dia benar-benar menyebalkan. “karena aku sudah puas meneriakimu, aku pergi dulu ya.” Katanya sambl tersenyum licik. Ah aku baru ingat, kalau jas miliknya aku kembaliin dia bakalan berhenti mengerjaiku lagi jadi, lebih baik sekarang jasnya aku kembaliin aja.

Karena kesal aku segera melepaskan salah satu sepatuku dan melemparkannya ke namja sialan. “ya!!! Namja terimalah pembalasan dariku.” Teriakku ke namja sialan itu sambil melempar sepatuku dan tepat mengenai kepalanya. Aku lihat dia yang sekarang sedang memegangi kepalanya. Hihihi… kita impaskan kepalamu pusing gara-gara aku lempar sepatu, dan telingaku sakit karena teriakanmu. Karena belum aku ingin melemparkan satu sepatuku ini ke arahnya tapi, saat aku mau melempar dia membalikkan badannya dan melihatku dengan tatapan ingin membunuh seseorang… karena tatapannya aku tidak jadi melemparkan sepatuku. “mi… mianhae.” Kataku gagap sambil pindah dari tempat ini beberapa langkah. Jujur aja, tatapan matanya itu benar-benar mengerikan.

“neo…” katanya dengan tetap menatapku seperti tadi. Aku pun segera berlari ke arah kelas, karena aku tidak ingin dia membunuhku. “ya!!! Kau jangan lari!!!” teriaknya aku mempercepat langkahku agar cepat sampai ke kelas, saat di koridor aku susah untuk berlari karena aku hanya memakai kaos kaki. Aish… laintainya licin kalau dibuat lari pakai kaos kaki. Tapi pasti lebih susah kalau pakai sepatu sebelah kiri aja.

~~~♪♪♪~~~

Sesampainya di depan pintu kelas…

“annyeong Seung Ah…” kata semua anak yang sudah datang. Aku hanya menatap ke arah Chan Rin dan lainnya dengan ekspresi panic dan berlari ke arah mereka.

“kamu kenapa Seung Ah?” tanya Jae Hoon.

“Chan Rin… Jae Hoon… Seung Hwa… Ni Ra… Jebal… lindungi aku…” kataku terpotong-potong karena mengatur nafasku, mereka hanya menatapku heran. “sepatumu yang satunya mana?” tanya Ni Ra, yang hanya melihatku memakai kaos kaki dan membawa sepatu sebelah kiriku. “itu aku bisa jelasin nanti.” Kataku dan memikirkan sesuatu kalau Chan Rin, Jae Hoon, Seung Hwa, dan Ni Ra melindungiku pasti gak bakalan bisa, karena si namja sialan itu pasti sudah menggila, jadi aku harus butuh perlindungan Gong Chan… aku pun menoleh ke arah Gong Chan. “Gong Chan, jebal lindungi aku… kalau Chan Rin, dan lainnya yang melindungiku, kasihan mereka nanti harus menghadapi namja sialan itu.” Kataku dengan wajah memelas ditambah puppy eyes aku yakin 100% kalau dia bakalan menuruti keinginanku.

“jadi ini semua gara-gara Chanyeol?” kata Chen, aku hanya membalasnya dengan anggukan. “ah itu, dia datang.” Kata Sehun sambil menunjuk ke arah namja sialan yang ada di pintu kelas. Aku yang melihatnya langsung bersembunyi di balik tubuhnya Gong Chan sambil menggenggam tangan sebelah kiri Gong Chan.

“babo yeoja!!! Cepat keluar dari persembunyianmu…” teriak namja sialan itu. “aku tahu kalau kau bersembunyi di belakang Gong Chan.” Sambungnya. “Park Chan Yeol… bisakah kamu satu hari aja bersikap baik ke Seung Ah?” tanya Seung Hwa, mendengar perkataan itu aku sedikit mengintip dari balik badan Gong Chan aku ingin tahu jawaban namja sialan itu apa. “aku tidak bisa, dan tidak mau bersikap baik ke babo yeoja itu.” Kata namja sialan dengan mengangguk enteng... ok fine… kalau dia gak mau bersikap baik ke aku, lagian aku juga gak mau bersikap baik ke dia. “masa’ aku harus bersikap baik ke dia, hari ini aja dia melemparkan sepatunya tepat mengenai kepalaku.” Katanya sambil menunjukkan sepatuku.

Author P.O.V

“kalau aja kamu gak teriak tepat di telingaku aku gak bakal ngelempar sepatuku.” Kata Seung Ah dengan pelan. Gong Chan langsung menoleh ke arah Seung Ah setelah mendengar kata-kata Seung Ah dengan ekspresi cemas dan Seung Ah hanya membalasnya dengan ekpresi waeyo. “telingamu gak sakit.” Tanya Gong Chan. “tadi sakit sekarang sudah gak.” Jawab Seung Ah. “syukurlah.” Kata Gong Chan sambil menghembuskan nafas lega.

Semua anak yang ada disitu kecuali Chanyeol cuma bisa tersenyum melihat Gong Chan yang seperti itu, karena tebakan mereka kalau Gong Chan menyukai Seung Ah bisa saja benar. “kenapa kalian semua melihat ke arah kita berdua?” kata Seung Ah saat sadar kalau sedari tadi semuanya melihat ke arahnya dan Gong Chan. “anio… tidak ada apa-apa.” kata Chan Rin sambil tersenyum, Seung Ah sedikit curiga ke mereka semua, karena Seung Ah tahu pasti ada sesuatu. “ya!! babo yeoja urusan kita belum selesai.” Kata Chanyeol. “tapi kan kita udah impas kamu sudah membuat telingaku sakit, dan aku sudah membuat kepalamu pusing. Impas kan?” kata Seung Ah ke Chanyeol. Lalu Chanyeol mendekatkan wajahnya ke wajah Seung Ah dan sekarang jaraknya hanya tinggal beberapa cm. “aku tidak akan berhenti menjahilimu kalau kamu gak mengembalikan jasku seperti semula.” Kata Chanyeol sambil menatap tajam ke mata Seung Ah, karena jarak mereka sangat dekat, Seung Ah jadi takut menatap tatapan matanya itu.

Gong Chan yang melihat mereka berdua, dan berada di sebelah mereka berdua langsung memundurkan Chanyeol yang jarak wajahnya dengan wajah Seung Ah benar-benar dekat. “ehm… lebih baik kalau kamu menatap Seung Ah dengan tajam jangan mendekatkan wajahmu, karena Seung Ah akan ketakutan dan kalau dia memaksakan untuk melihat tatapan itu dengan dekat dia bisa aja pingsan.” Jelas Gong Chan panjang lebar. “Seung Ah gwenchana?” tanya Gong Chan kepada Seung Ah sambil memegang pundak Seung Ah. “hmm, nan… gwen… gwenchana.” Jawab Seung Ah sambil tersenyum terpaksa karena dia masih ketakutan.

Jae Hoon, Ni Ra, Seung Hwa, Sehun, dan Chen hanya saling memandang dan tersenyum geli melihat tingkah Gong Chan, karena mereka berfikiran kalau Gong Chan itu cemburu. Sementara Chan Rin berusaha mengingat apakah yang dibicarakan Gong Chan itu benar? “ah, kamu benar Gong Chan, aku baru ingat kalau Seung Ah, paling takut melihat tatapan tajam seseorang dengan dekat.” Kata Chan Rin.

“berarti ada 2 kemungkinan Gong Chan bertingkah seperti itu.” Bisik Jae Hoon kepada yang lainnya. “yang pertama Gong Chan cemburu kan?” tanya Ni Ra, dan dibalas anggukan dari Jae Hoon. “dan yang kedua gong chan terlalu mencintai Seung Ah, sampai-sampai dia tidak ingin Seung Ah ketakutan apalagi kalau Seung Ah pingsan.” Kata Sehun dan Seung Hwa kompak dan bersemangat, karena terlalu bersemangat suara mereka keras tapi untung aja yang mereka bicarakan tidak sedang memperhatikan mereka. “sst… kecilkan suara kalian.” Kata Chan Rin. “hehehe… mianhae tapi jawaban kita benar kan?” kata Sehun dan dibalas anggukan dari Jae Hoon setelah mendengar itu Sehun dan Seung Hwa tersenyum bahagia lalu melakukan high five khas mereka. “tapi kedua alasan itu mempunyai inti yang sama… Gong Chan menyukai Seung Ah.” Sambung Chen.

Bel pun berbunyi, akhirnya semua anak kembali ke tempat duduknya masing-masing. Selama pelajaran, Seung Ah hanya menundukkan kepalanya karena rasa takutnya sampai sekarang belum bisa hilang, Chanyeol yang berada di bangku sebelah Seung Ah terus melihati Seung Ah dengan tatapan yang gak bisa dijelaskan.

~~~♪♪♪~~~

Bel pulang pun berbunyi dan sekarang Seung Ah, sudah kembali lagi ceria. Rencananya sekarang Seung Ah akan meminta sepatunya dari Chanyeol, karena sepatunya ada di tangan Chanyeol, Seung Ah selama istirahat dia berada di kelas, dia tidak ingin keluar kelas tanpa menggunakan sepatunya.

“namja sialan, kembalikan sepatuku sekarang juga!!” Pinta Seung Ah kepada Chanyeol. “tidak akan kuberikan kalau kamu tidak memintanya dengan sopan.” Kata Chanyeol. “arraseo, namja sialan kumohon kembalikan sepatuku sekarang, please…” kata Seung Ah. “namja sialan? Siapa dia? Ulangi lagi kata-kata permohonanmu itu, kalau tidak sepatu ini akan kubuang.” Kata Chanyeol sambil bersiap-siap membuang sepatu Seung Ah dari jendela kelas, ya kelas mereka emang berada di lantai 2. “arraseo… arraseo aku akan mengulangi kata-kataku lagi.” Kata Seung Ah yang sudah mulai kesal. “Park Chanyeol, kumohon kembalikan sepatuku itu, jebal…” kata Seung Ah. “upsss…” kata Chanyeol sambil tersenyum evil ke Seung Ah karena dia sengaja menjatuhkan sepatu itu dari jendela kelas, Seung Ah kaget karena sepatunya dibuang Chanyeol dan segera mendekati jendela itu untuk melihat keadaan sepatunya sekarang. “neo… kenapa kamu membuang sepatuku padahal aku kan sudah memohon ke kamu dengan sopan?” kata Seung Ah. “aku tidak sengaja menjatuhkan.” Kata Chanyeol berbohong. “bohong… kau sengaja kan??? Sekarang kamu harus tanggung jawab cepat ambil sepatuku yang sekarang tersangkut di pohon.” Kata Seung Ah.

“shirreo, kau ambil saja sendiri.” Kata Chanyeol sambil menjulurkan lidahnya. “ayo kita latihan basket sekarang kalau kita telat kita bakalan dimarahin sama Kim Kochinim.” Kata Chanyeol dan pergi meninggalkan Gong Chan, Sehun, Chen, dan lainnya yang masih ada di kelas.

“anak itu benar-benar sifatnya tidak berubah sejak kecil.” Kata Seung Hwa geram karena sifat sepupunya itu. “kamu butuh bantuan kita, buat mengambil sepatumu?” tanya Sehun. “tidak usah, kalian pergi saja duluan nanti aku menyusulmu aku bisa mrngurus ini semua sendiri ko’.”kata Seung Ah menyakinkan teman-temannya, mereka sudah berencana untuk melihat latihan basket teman mereka. “kau yakin?” tanya Jae Hoon. “hmm.” Kata Seung Ah sambil mengangguk pelan. “kalau begitu kita berangkat duluan ya.” Pamit Chen. “ya udah sana cepat pergi dari sini nanti kamu dimarahi sama kochinim-mu.” Kata Seung Ah kepada Chen, Sehun, dan Gong Chan. “kau sama seperti dulu selalu saja cara bicaramu seperti mengusir.” Kata Chan Rin. “annyeong…” kata Ni Ra dan lainnya lalu pergi dari sana. “kamu yakin gak membutuhkan bantuan?” Kata Gong Chan, yang masih ada di kelas. “ya, aku yakin 100% lagian aku ini kan tinggi.” Pamer Seung Ah ke pada Gong Chan. “aish… kau ini, tapi tetap aja lebih tinggi aku 6 cm daripada kamu.” Kata Gong Chan. “ya udah sana pergi, nanti kalau telat kamu dimarahi sama kochinim-mu.” Kataku. “ya, ya aku akan segera pergi dari sini bawel…” kata Gong Chan lalu pergi meninggalkan Seung Ah. “chakkaman.” Kata Seung Ah. “wae? Kau tadi menyuruhkan pergi dari sini kan?” kata Gong Chan. “aku ikut bareng ke bawah ya…” kata Seung Ah. “andwe… karena kamu tadi sudah mengusirku.” Kata Gong Chan lalu pergi meninggalkan Seung Ah. “ya chakkaman.” Kata Seung Ah lalu berlari mengajar Gong Chan. Setelah itu mereka berjalan ke bawah bersama-sama dengan suasana hening gak ada yang berbicara. “annyeong.” Kata Seung Ah saat sudah berada di lantai bawah. “siapa ya? Emangnya kita saling kenal?” kata Gong Chan pura-pura tidak kenal. “naneun Shin Seung Ah imnida, dan aku adalah musuhmu.” Kata Seung Ah kesal dengan temannya yang satu itu. “oh… kita musuh… baiklah jangan pernah dekat denganku lagi ya.” Kata Gong Chan, lalu Seung Ah hanya cuek, dan berjalan berlawanan arah dari Gong Chan.

Seung Ah P.O.V

Sejak kapan dia bersikap menyebalkan ke aku… padahal biasanya aku yang bersikap seperti itu ke dia… molla… lebih baik aku sekarang harus mengambil sepatuku itu.

Sesampainya di pohon itu aku melihat tinggi pohon itu. “hah??? Ternyata pohon ini tinggi banget, aku kira gak setinggi ini.” Ucapku. Aku mencoba untuk meloncat-meloncat mungkin aja tanganku bisa menggapai sepatuku tapi hasilnya nihil, karena pohonnya benar-benar tinggi. Aku menyesal karena menolak bantuan mereka.

Setelah sekitar 2 menit aku mencoba, akhirnya aku berhenti lalu mencari tongkat untuk mengambil sepatuku. Arghhh… seingatku aku pernah melihat tongkat di sekitar sini dari jendela kelas, tapi kenapa sekarang gak ada. Dasar tongkat… kenapa di saat tidak dibutuhkan ada, tapi di saat tidak dibutuhkan malah gak ada huft… aku pun melihat sekelilingku dan aku melihat sebuah meja, aku pun tersenyum melihat meja itu karena ide muncul di otakku.

Aku pun mengangkat meja itu dan menaruhnya di dekat pohon itu. Huftt… ternyata berat juga meja ini. Aku pun menaiki meja itu lalu mencoba mengambil sepatuku. Arghh… tetap aja masih belum bisa menggapai sepatuku… aku mencoba menjijit tapi tanganku bukannya menggapai sepatuku malah menggapai udara.

“kamu butuh bantuan?” tanya seseorang, aku pun menoleh ke sumber suara. Dia siapa? Aku tidak pernah melihatnya di kelas, apakah dari kelas lain atau malah sunbae? Dia tinggi, tampan, berkharisma, keren, ah… dia benar-benar cowok idamanku… “ko’ malah bengong? Kamu butuh bantuanku tidak?” tanya namja itu lagi.

“ka… kalau bisa kamu membantuku.” Kataku gagap sambil menatapi wajahnya. Ah… dia benar-benar membuatku gugup. Namja itu pun tersenyum ke arahku lalu menjongkok. “naiklah.” Kata namja yang langsung membuat jantungku berdetak kencang dan menatapnya dengan ekspresi kebingunan. “cepatlah naik ke punggungku dengan begitu kamu bisa mengambil sepatumu, kalau aku melompat-lompat atau berusaha mengambil sepatu itu dengan tongkat aku gak akan bisa mengambil sepatumu karena pohon ini terlalu tinggi.” Jelasnya panjang lebar.

“tapi aku mungkin berat.” Kataku, dia pun melihat tubuhku dari atas sampai bawah berulang-ulang dan berhasil membuat jantungku berdetak kencang dan pipiku memerah. “dilihat dari postur tubuhmu beratmu ideal. Jadi, cepatlah naik ke punggungku.” Kata namja itu.

Aku pun menaiki punggungnya dan sekarang posisinya aku sedang digendong namja itu. “tuh kan benar beratmu ideal.” Kata namja itu dan menoleh ke arahku sambil tersenyum, aku hanya bisa membalas senyumannya.

Aku pun mencoba mengambil sepatuku. “argh… kurang sedikit lagi aku bisa mengambil sepatuku. Bisakah kamu maju beberapa langkah?” kataku dan namja itu melangkah maju. Dan sekarang tanganku sedikit lagi menyentuh sepatuku. “bisakah kau jinjit sebentar aja.” Pintaku ke namja itu. Dia pun menuruti permintaanku dan akhirnya aku bisa mengambil sepatuku itu. “ah…akhirnya dapat juga sepatunya.” Kataku saat sudah mendapatkan sepatuku dan turun dari punggungnya.

“gomawo ya… dan mianhae sudah merepotkanmu.” Kataku. “tenanglah kamu gak merepotkanku.” Katanya sambil tersenyum, ah… senyumannya, dia kalau tersenyum makin keren.

“kalau begitu aku pergi dulu ya, aku ada urusan…” katanya aku hanya mengangguk. “annyeong…” katanya dengan tersenyum dan berlari pergi ke suatu tempat. “annyeong.” Kataku sambil terus menatap ke arahnya, sampai dia menghilang dari pandanganku.

Ah… mimpi apa aku semalam… chakkaman, ini bukan mimpi kan? Lalu aku pun mencubit pipiku. Ah… appo, berarti ini bukan mimpi, senangnya. Setelah itu aku pergi ke atap gedung sekolah, gak tau kenapa aku sekarang lagi ingin ke atap gedung sekolah.

Sesampainya disana aku melihat pemandangan dari atas, woah… pemandangan kalau dilihat dari atas sini sangat indah, kalau begitu aku harus menjadikan atap gedung sekolah sebagai tempat favoriteku dan tempat yang aku kunjungi setiap hari. Setelah itu aku membayangkan kejadian tadi mulai dari alasan sepatuku dibuang – aku bertemu namja itu. Tapi saat membayangkan kejadian aku dan namja sialan tadi, aku rasanya ingin teriak sekencang – kencangnya. “ARGHHH… PARK CHANYEOL… Kau Tahu Kau Benar – Benar Namja Yang Menyebalkan Bagiku.” Teriakku dengan kencang… ah… akhirnya aku bisa teriak dengan begini aku bisa sedikit lega. Setelah itu aku melamun tentang wajah namja itu, aku masih mengingat wajah namja itu, kali ini aku bersyukur karena ulah namja sialan itu aku bisa bertemu dengan namja tadi, kalau gak karena ulah namja sialan mungkin aku gak akan bertemu dengan namja tadi.

Saat asyik melamun, aku baru ingat kalau tujuanku setelah mengambil sepatu adalah lapangan basket, karena aku ingin menonton anak-anak bermain basket. Arghh… sekarang jam berapa??? Mwo?!?! Sudah jam segini… lebih baik sekarang aku pergi ke lapangan basket.

~~~♪♪♪~~~

“dari mana aja kamu?” tanya Chan Rin. “nanti, aja aku ceritain kalau latihan basketnya sudah selesai.” Kataku. “kenapa tuh si Jae Hoon?” tanyaku saat melihat Jae Hoon yang menatap seseorang dengan mata yang berbinar-binar. “dia sedang ngelihatin sunbae yang paling dia sayangi, siapa lagi kalau bukan Taeyang sunbae.” Kata Seung Hwa. Aku pun duduk disebelah Jae Hoon.

“Baiklah untuk hari ini latihannya kita sudahi, dan lusa aka nada latihan lagi.” Kata kochinim itu. “Mwo?!?! Latihannya sudah selesai? Padahal aku baru duduk beberapa detik yang lalu.” Kataku sambil membulatkan mataku, dan sekarang ke-4 orang didekatku sedang memandangiku. “salah sendiri, gak kesini dari tadi…” kata Ni Ra.

Setelah kochinim itu berbicara Gong Chan, Sehun, Chen, namja sialan itu berjalan ke arah bangku penonton. Aku menatap ke arah Gong Chan dan kami sekarang saling bertatapan tetapi beberapa detik kemudian aku dan Gong Chan memalingkan muka satu sama lain.

“kalian kenapa? Musuhan?” tanya Chen yang melihat tingkahku. “ne, kata Seung Ah tadi aku musuhnya, jadi ya… sejak tadi aku bukan sahabatnya lagi.” Kata Gong Chan. “habisnya kamu tadi menyebalkan.” Kataku ke Gong Chan. “kamu malah mengusirku.” Kata Gong Chan. “kalian ini…” kata Chan Rin sambil menjewer telingaku dan telinga Gong Chan. “sudah besar, tapi sifatnya mmasih kaya’ anak kecil… karena hal sepele gitu aja musuhan.” Kata Chan Rin yang memang sifatnya paling dewasa dari pada aku dan Gong Chan. “ya… appo.” Kataku dan Gong Chan. Karena tingkahku dan tngkah Gong Chan yang seperti anak-anak lainnya hanya bisa tertawa kecil kecuali namja sialan itu yang tertawa bahagia karena telingaku dijewer.

“oh iya Seung Ah, kamu tadi dari mana aja?” tanya Sehun. “kalian pernah ngalami first sight at love gak?” tanyaku kepada semua anak. “ye… kamu ini ditanya malah tanya balik.” Kata Seung Hwa. “sudahlah dengerin aja ceritaku sampai akhir.” Kataku pada Seung Hwa. “kalian pernah ngalami first sight at love gak?” kataku mengulang pertanyaanku. “aku pernah, waktu smp aku pernah menyukai tao sunbae.” Kata Seung Hwa. “first sight at love? Hmm… sepertinya aku belum pernah mengalami, karena aku menyukai cewek dari sifatnya.” Kata Chen. “aku belum pernah karena aku lebih suka cewek yang bersih.” Kata Sehun.

“kalau aku…” kata Jae Hoon terpotong karena perkataan Chan Rin. “kalau Jae Hoon sih jelas banget kalau dia pernah ngalami first sight at love karena dia sering pacaran sama seseorang gara-gara first sight at love.” Kata Chan Rin. “aish… kau ini aku kan bukan cewek yang seperti itu.” Kata Jae Hoon. “jeongmal???” tanya Chan Rin dengan tatapan tidak percaya. “ah itu… tapi aku berpacaran dengan Taeyang oppa saat ini benar-benar serius gak seperti aku pacaran dengan mantan-mantanku dulu.” Kata Jae Hoon. Aku membulatkan mataku mendengar perkataan Chan Rin dan Jae Hoon tadi. Mwo?!?! Sering? Mantan-mantanku? Berarti Jae Hoon sudah punya banyak mantan… ckckck… “kalau aku hmm… molla, aku lupa aku pernah ngalami apa gak.” Kata Ni Ra.

“aku pernah, sebenarnya aku sudah kenal dia sejak dulu dan waktu kelas smp di perasaanku sudah timbul rasa suka ke dia, saat dia menghilang dari kehidupanku, aku sadar kalau aku begitu menyukainya dan begitu aku dengar dia kembali aku bahagia dan saat aku melihat wajahnya lagi aku semakin menyukainya.” Kata Gong Chan panjang lebar dan anak-anak yang lainnya hanya tersenyum-senyum sendiri mendengar cerita Gong Chan. Aku penasaran siapa cewek yang dimaksud Gong Chan itu, beruntung ya cewek itu bisa disukai sama Gong Chan yang baik hati, murah senyum, lucu… ah… kau kenapa Seung Ah? bukannya kamu sudah gak suka lagi ya sama Gong Chan, dan sekarang kamu sudah punya penggantinya si namja tadi.

“aish… kau itu ceritamu itu gak bisa disebut first sight at love tau.” Kata Sehun. “tapi kan aku semakin suka sama dia saat aku pertama kali melihatnya lagi setelah bertahun-tahun gak pernah melihat wajahnya.” Kata Gong Chan. “terserah kamu aja deh.” Kata Sehun. “oh iya mungkin sampai sekarang dia belum sadar kalau aku menyukainya.” Kata Gong Chan sambil tersenyum. Aku semakin penasaran siapa anak yang disukai Gong Chan itu?

Semua anak pun menoleh ke arah Chanyeol. “aku juga harus?” tanya Chanyeol. “ne, kau juga harus menjawab pertanyaanku.” Kataku ya aku terpaksa menanyainya karena aku penasaran apakah cowok menyebalkan seperti dia bisa ngalami first sight at love? Selain itu gak enak kan kalau dia ada disini tapi gak ikut ditanyai. Tapi aku berani taruhan kalau dia pernah aku akan bertepuk tangan sambil mengucapkan ‘woah… daebak…’. “huftt… aku pernah.” Katanya singkat. “Woah… Daebak!!!.” Kataku sambil bertepuk tangan, ternyata namja seperti itu pernah ngalami first sight at love. Karena tingkahku semua anak hanya menatap aneh ke arahku. “tcih, dasar yeoja aneh.” Katanya pelan meskipun begitu aku masih bisa mendengar perkataannya.

Semuanya pun melihat ke arah Chan Rin karena hanya dia yang belum menjawab pertanyaanku. “wae???” tanya Chan Rin yang sadar kalau semua anak disekitarnya sedang menatap ke arahnya. “jawablah.” Kata Jae Hoon. “Ya… masih tetap seperti dulu aku juga gak percaya sama yang kaya’ gitu. Seung Ah, bukannya kamu sama sekali gak percaya ya sama yang begituan?” Tanya Chan Rin ke aku. “ya awalnya aku gak percaya tapi karena aku tadi ketemu namja itu aku percaya dengan adanya first sight at love. Aku tadi telat juga karena dia.” Kataku sambil tersenyum.

“siapa dia?” tanya Seung Hwa penasaran. “ceritakan kenapa kamu bisa bertemu dengan dia.” Kata Jae Hoon. “kalau begitu mungkin aku dan lainnya akan membantumu buat mendapatkan dia.” Kata Ni Ra. “cepatlah cerita ke kami.” Kata Chan Rin.

Author P.O.V

Mendengar kata Seung Ah tadi, Gong Chan membulatkan matanya karena dia kaget kalau Seung Ah saat ini sedang jatuh cinta. Sehun dan Chen yang melihat Gong Chan saat ini hanya menepuk pundak Gong Chan. “sabar ya.” Kata Sehun berbisik, Gong Chan hanya menatap Sehun heran. “kita tau, kalau kamu menyukai Seung Ah dan yeoja yang kamu maksud tadi itu Seung Ah.” kata chen dengan volume suara kecil. “kalian tau dari mana?” tanya Gong Chan. “dari sifatmu ke Seung Ah, saat Seung Ah pertama kali masuk sekolah sudah kelihatan kalau kamu suka Seung Ah.” kata Sehun. “itu semua gak benar.” Kata Gong Chan.

“tapi saat aku mengganggu Seung Ah, kamu seperti gimana gitu ke aku.” Kata Chanyeol yang sejak tadi hanya diam mendengarkan mereka ngomong. Semuanya hanya menatap ke arah Gong Chan. “aish… arraseo, arraseo kalian benar, tapi kalian jangan bilang siapa-siapa ya… terutama ke mereka ber-4 dan Seung Ah.” kata Gong Chan sambil menunjuk ke arah Chan Rin, Seung Ah, Seung Hwa, Jae Hoon, dan Ni Ra. “shirreo, aku akan memberitahu mereka sekarang juga.” Kata Sehun. “Ya!!! Kalian ber-5 aku beritahu kalau…” belum selesai Sehun bicara Gong Chan sudah menutup mulut Sehun. “hiraukan saja dia, dia saat ini sudah gak waras.” Kata Gong Chan. “sst… diamlah nanti biar aku aja yang memberitahunya sendiri.” Kata Gong Chan ke Sehun. “nanti hari ini?” tanya Chen. “aniyo, nanti kalau aku siap memberitahukan perasaanku ke Seung Ah.” jawab Gong Chan. “tcih… dasar gak gentle.” Kata Chanyeol.

“kalau begitu mulai cerita ya kenapa aku bisa ketemu dengan namja itu.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar