Senin, 17 Desember 2012

Thanks A Lot [ Part 2 ]






Semoga aku bisa akrab sama teman-temannya Chan Rin dan Gong Chan dan sahabatku nanti akan jadi lebih banyak hehehe… aku sudah gak sabar lagi mau lihat cowok dekatnya Chan Rin… kalau gak salah namanya Jung Seung Hwa, dia tampan gak ya?



“hei, ngelamun aja dari tadi.” Kata Gong Chan yang sedikit berhasil mengagetkanku.

“aish, kau ini sedikit mengagetkanku saja.” Kataku sambil memukul pundaknya pelan dan hanya dibalasnya dengan tawaannya. “Btw si Chan Rin mana?” tanyaku ke Gong Chan.

“ah… dia sudah masuk ke café duluan.” Kata Gong Chan. Aish… selalu saja dia pergi duluan. “ayo kita masuk ke café.” Ajak Gong Chan sambil mengenggam tanganku, eh… tanganku digenggam Gong Chan, tapi kenapa jantungku gak berdetak lebih cepat dari biasanya… mungkinkah? Yay… saat ini, detik ini aku sudah tidak suka lagi dengan Gong Chan, akhirnya… aku bisa menganggap Gong Chan hanya sebagai sahabat atau oppaku dan dia bisa menganggapku sebagai yeodongsaengnya.

Aku pun memasuki café itu, aku memandangi isi café itu ternyata mereka semua juga suka berkumpul di café biasanya aku, Chan Rin, dan Gong Chan biasanya kumpul dulu. Pandanganku lalu berhenti di sebuah meja aku melihat Chan Rin dengan 3 teman ceweknya dan 3 teman cowoknya, aku penasaran dari ketiga anak cowok itu siapa yang namanya Seung Hwa? Apakah cowok itu yang wajahnya imut, atau dia yang mempunyai rahang seksi, atau dia yang penampilannya hampir hip-hop.

“ah itu mereka.” Kata Chan Rin sambil melambai ke arahku dan Gong Chan, dan kubalas dengan senyuman kea rah mereka.

“ayo kita kesana.” Kata Gong Chan sambil menarik tanganku.

“annyeong.” Kataku dan Gong Chan hampir bersamaan.

“annyeong.” Balas mereka.

“Seung Ah, ini teman-temanku.” Kata Chan Rin, aku hanya tersenyum memandangi wajah mereka satu-satu. “dia namanya Lim Ni Ra, dia orangnya kalem, feminim, ramah, baik.” Kata Chan Rin memulai memperkenalkan teman-temannya satu persatu.

“oh, annyeong Ni Ra imnida.” Kata cewek yang mengaku namanya Ni Ra sambil tersenyum. “annyeong, Seung Ah imnida.” Kataku sambil membalas senyumannya.

“sebelahnya Ni Ra itu namanya Jung Jae Hoon, dia orangnya ceria, baik, sedikit tomboy, pecinta hip-hop.” Kata Chan Rin.

“annyeong, Jae Hoon imnida.” Kata cewek yang namanya Jae Hoon dengan ekspresi yang sangat ceria. “annyeong seung imnida.” Balasku sambil tersenyum.

“dan yang ini namanya Seung Hwa, dia orangnya tomboy, baik, ceria, pintar main gitar.” Kata Chan Rin, MWO… ternyata Seung Hwa itu bukan cowok, tapi dia cewek yang tomboy, aku kira.

“annyeong, Seung Hwa imnida.” Kata cewek yang namanya Seung Hwa, hampir seceria Jae Hoon. “annyeong, Seung Ah imnida.” Balasku sambil tersenyum.

“dan 3 cowok yang penampilannya hip-hop itu namanya Taeyang sunbae.” Kata Chan Rin. Ah… ternyata dia itu sunbae. “annyeong.” Sapa seorang cowok yang namanya Taeyang. “annyeong.” Aku pun membalas sapaannya. “dia itu namjachingunya Jae Hoon.” Sambung Chan Rin. Aku pun melihat ke arah mereka berdua, ekspresi Jae Hoon saat itu seperti malu-malu kucing.

“dia yang rahangnya seksi itu namanya Chen.” Kata Chan Rin. “annyeong, Chen imnida.” Katanya sambil terseyum, meurutku senyumannya itu cocok sekali dengan bentuk rahangnya. “annyeong, Seung Ah imnida.” Balasku.

“dan dia yang wajahnya imut atau kaya’ anak kecil namanya Oh Sehun.” Kata Chan Rin.

“annyeong Sehun imnida.” Kata cowok yang namanya Sehun. “annyeong Seung Ah imnida.” Balasku sambil tersenyum ke arahnya.

“kau tahu, kamu kalau senyum lebih cantik dari pada tidak tersenyum.” Kata Sehun, wah… dia memujiku tapi sayang dia bukan tipeku.

“Aishh,,, dia memulai lagi.” Kata Seung Hwa, aku hanya menatap kearah Seung Hwa heran sambil mebuat ekspresi ‘maksudnya?’

“ya… dia selalu saja merayu semua cewek seperti itu.” Sambung Seung Hwa, seperti dia tahu maksud ekspresiku. Mendengar kata itu ekspresiku sedikit menunjukkan ekspresi kecewa.

“kali ini aku benaran, tidak ada acara merayu segala.” Kata Sehun.

“dia juga mengucapkan kalimat itu saat merayu cewek.” Kata Jae Hoon. “ya kau benar sekali Jae Hoon.” Sambung Chan Rin. “selain itu dia akan menggunakan kata ini ‘kau tahu alasan kenapa cuaca saat ini cerah?’ kalau cewek yang dirayu gak tahu jawabannya dia selalu bilang…” belum selesai Ni Ra melanjutkan kata-katanya semuanya sudah menjawab lanjutan kata-kata. “itu karena ada kamu yang mempunyai wajah yang cantik.” Kata yang lainnya serempak. Ternyata Sehun itu orangnya suka merayu cewek, gak disangka cowok yang punya wajah seperti itu bisa merayu cewek.

“sudahlah Sehun, berhentilah dari kebiasaanmu merayu cewek.” Kata Chen. “itu benar sekali aku setuju denganmu Chen.” Sambung Gong Chan dan Taeyang. “nado.” Kata yang lainnya hampir bersamaan. “aish… kalian itu selalu saja mengagalkan acaraku.” Kata Sehun sambil tersenyum pahit. Karena kata-kata itu yang lainnya pun tertawa aku pun ikut tertawa karena ekspresi yang diberikan Sehun sangat lucu.

Setelah itu aku menceritakan pengalamanku di inggris dan kejadian lucu yang dialami aku dan mereka semua sambil meminum pesanan kita masing-masing. Mereka semua baik sekali semoga mulai saat ini, detik ini aku dan yang lainnya bisa jadi teman atau kalau bisa bersahabat. Aku juga suka banget sama pasangan Jae Hoon dan Taeyang dia sepertinya serasi sekali dan aku sempat bilang ke mereka kalau mereka sangat serasi, dan mereka membalasnya dengan senyuman dan kata ‘gomawo’

“btw, Seung Hwa aku kok gak lihat sepupumu dari tadi.” Kata Chan Rin. Eh… Seung Hwa punya sepupu?

“kamu punya sepupu Seung Hwa? Sepupumu cowok atau cewek?” tanyaku ke Seung Hwa.

“ya aku punya sepupu, dia cowok. Dia katanya akan menyusul karena dia ada urusan sebentar, mungkin sebentar lagi dia sampai di sini.” Kata Seung Hwa dan dibalas anggukan Chan Rin. Jadi masih ada lagi sahabatnya Chan Rin dan Gong Chan aku sudah gak sabar lagi pingin ketemu dia, semoga dia orangnya enak diajak bicara. Oh iya aku baru ingat, Chan Rin kan mau traktir aku ice cream.

“oh ya, Chan Rin.” Kataku sambil membentuk tanganku menjadi sebuah wadah. Chan Rin hanya bisa menatapku heran. “kamu kan mau traktir aku ice cream, sekalian nunggu sepupunya Seung Hwa datang aku mau menagih janjimu jadi…” belum selesai aku bicara tapi Chan Rin sudah tau maksudku dan memberiku beberapa uang.

“kya… Chan Rin jeongmal… jeongmal… gomawa.” Kataku sambil memeluk Chan Rin.

“Chan Rin aku juga mau, aku kan juga maniac ice cream.” Kata Jae Hoon. “nado.” Sambung Seung Hwa dan Ni Ra hampir bersamaan.

“untuk kalin ini aku akan mentraktir Seung Ah saja karena kalian sudah hampir setiap hari aku traktir ice cream terus.” Kata Chan Rin, mendengar itu Jae Hoon, Seung Hwa, dan Ni Ra hanya menghela nafas pelan. “rasain itu Seung Hwa, itu balasan karena kamu sudah membocorkan rahasiaku tentang hobiku merayu cewek.” Kata Sehun. “rahasia? Gk salah dengar tuh. Ah… coba ralat kata-katamu yang benar itu rahasia umum.” Balas Seung Hwa. Mendengar itu semua orang termasuk aku langsung tertawa dan si Sehun hanya tersenyum malu.

“hahaha, kalian lanjutkan saja ketawanya aku mau pesan ice cream dulu ya bye.” Kataku dan segera pergi dari situ tapi sebelum pergi…

“chakkaman, kenapa kamu gak pesan dari sini aja?” kata chen. “gak ah, aku pesan langsung aja sekalian mau keliling café lebih tepatnya nostalgia.” Jawabku dan hanya dibalas anggukan dari chen.

Aku pun langsung memesan ice cream favoriteku, sambil menunggu pesananku aku memainkan hpku. Beberapa menit kemudian ice cream pesananku pun datang. Aku pun menjilat ice creamnya ah… mashita ^^, karena aku maniac ice cream jadi semua ice cream aku anggap rasanya enak semua. Aku pun berjalan ke arah taman yang ada di luar café, tapi saat di dekat pintu keluar aku menabrak seseorang dan ice creamku jatuh tepat mengenai jas yang di pakai orang itu.

“ah, mianhae.” Kataku sambil langsung membersihkan ice cream di jas namja itu.

“Ya!!! Neo babo yeoja, apakah kau tidak menggunakan matamu untuk melihat jalan hah!!!” kata namja itu sedikit membentakku.

“MWO?!?! Babo yeoja, siapa yang kamu panggil seperti itu hah!!! Masih untung aku mengakui kesalahanku, apakah kau tidak bisa sopan ke cewek? Seenaknya saja memanggilku babo yeoja.” Bentakku ke namja itu. Aish… namja itu benar-benar menyebalkan. Saat ini amarahku sudah mulai naik karena dia telah memanggilku babo yeoja + aku tidak jasi memakan ice creamku.

“kau itu pantas sekali dipanggil babo yeoja karena kau dengan babonya berani mengotori jas favoriteku ini yang seharga 300 dollar dan aku membeli ini langsung di Amerika.” Kata dia lagi dengan logat sombongnya mungkin. Namja ini gak usah dikasih tau harganya emang gak bisa ya?

“arasseo… arraseo… naaaneeuun… jeoongmaaal… baabooo saraaam… puas?!?! Bolehkan sekarang aku pergi? aku tidak memiliki banyak waktu dan tidak mood untuk berdebat denganmu namja sombong. Oh ya satu lagi selain itu aku jga muak lihat mukamu yang sangat menyebalkan.” Kataku dengan amarah yang hampir sampai puncak dan segera pergi ke meja teman-teman tapi saat mau berbalik namja itu menahanku dengan cara memegang tanganku.

“ya!!! Siapa yang kamu panggil namja sombong? Kenapa kamu pergi? Apakah kamu tidak mau bertanggung jawab atas perlakuanmu ini hah?!?!” tanya namja sambil menunjuk jasnya, aish… aku lupa kalau aku berurusan dengan namja ini karena ice creamku yang jatuh di jasnya. “jadi kau sekarang harus membayar jas ini seharga 300 dolar.” Kata namja ini. 3… 300 dollar... uang dari mana aku segitu, kalau minta orang tua pasti dimarahi karena uang 300 dollar habis dalam 1 hari hanya untuk ganti jas ini selain itu hari ini aku gak bawa uang banyak juga.

“tapi aku hari ini gak bawa uang 300 dollar.” Kataku. “pokoknya kamu harus tanggung jawab.” Kata namja itu. Aku pun berpikir sejenak lalu muncul ide di otakku. “cepat lepaskan jas itu dari tubuhmu.” Kataku. “sirreo.” Kata namja itu. “kalau begitu aku saja yang melepaskan jasmu.” Kataku dan segera menarik paksa jasnya. “ya!!! Ya!!! Apa yang kamu lakukan hah?” katanya. “mengambil jasmulah mau ngapain lagi aku selain melakukan itu.” Kataku sinis dan berhasil melepaskan jas itu dari tubuhnya.

“jas ini akan aku laundry kan jadi masalahnya sudah selesai kan? Dan aku tidak usah lagi membayar harga jas ini yang 300 dollar.” Kataku dan segera ke meja temanku untuk mengambil barangku yang ada di sana dan segera pulang aku sudah bosan disini.

Saat sampai di meja…

“sudah selesaikah acara nostalgianya?” kata Jae Hoon.

“belum, tapi karena aku bertemu namja sialan, sombong, menyebalkan pokoknya dia namja yang menyebalkan yang pernah aku temui aku gak jadi makan ice cream, aku gak jadi bernostalgia, aku dibilang babo yeoja lah, dan aku gak jadi bersama kalian sampai nanti dan sekarang aku harus pulang dan melaundrykan jas namja sombong itu, annyeong.” Kataku kesal dan mengambil tasku dan pergi meninggalkan mereka yang masih melongo karena penjelasanku tadi.

Author POV

Karena sikap Seung Ah yang tiba-tiba berubah seperti itu teman-temannya hanya bisa heran dan tidak mengucapkan satu kata pun saat Seung Ah menceritakan kejadian dengan intonasi nada yang dingin + kesal.

“dia kenapa?” tanya Ni Ra yang heran dengan sikapnya Seung Ah.

“molla.” Jawab Chen dan Sehun hampir bebarengan.

“tidak biasanya Seung Ah seperti itu, dia seperti hanya saat dia benar-benar marah ke seseorang, tapi siapa orang yang bisa membuat Seung Ah seperti itu?” kata Chan Rin.

“annyeong.” Kata seseorang dari jauh.

“oh, annyeong kenapa kamu lama sekali?” tanya taeyang.

“ya kenapa kamu lama sekali, tadi kita habis berkenalan dengan temannya Chan Rin dan Gong Chan yang habis bersekolah di inggris, dia itu orangnya baik, kalau aku lihat dia itu bawaannya gemas gitu, seandainya dia sekolah di sekolah kita mungkin nanti bakalan seru dia kan mau melanjutkan sekolah di seoul.” Kata Sehun.

“kau ini pikirannya Cuma yeoja… yeoja… dan yeoja… saja.” Kata Gong Chan.

“tau tuh si Sehun.” Kata Seung Hwa dan hanya dibalas tatapan tajam Sehun, dan Seung Hwa juga membalas tatapan dengan tatapannya yang lebih tajam dan itu membuat mereka berdua bertengkar menggunakan tatapan mata.

“sudahlah kalian berdua, kalian tidak ingin mendengar alasannya karena datang terlambat?” kata Jae Hoon yang selalu gemas karena tingkah mereka berdua.

“ah ne…” jawab Seung Hwa dan Sehun seolah-olah Jae Hoon itu guru mereka berdua.

“jadi aku datang terlambat itu karena ada babo yeoja yang menabrakku dan membuat ice creamnya itu jatuh di jasku. Awalnya dia gak marah ke aku dan merasa bersalah ke aku tapi tiba-tiba dia marah-marah ke aku.”

“emangnya kamu apain dia sampai dia marah-marah ke kamu?” tanya Seung Hwa. “aku bilang ke dia kalau dia itu babo yeoja.” Jawabnya. “aish… kau ini jelas aja di marah ke kamu, dia kan gak sengaja tapi kamu malah manggil dia babo yeoja.” Kata Chen. “habis dia membuat jas favorite kotor.” Balasnya. “kau ini sama sekali tidak tau perasaan cewek.” Kata Sehun.

Chan Rin yang sejak tadi hanya diam mendengarkan penjelasan itu akhirnya angkat bicara. “chakkaman, ice cream? Babo yeoja? Jas yang kotor? Mungkinkah itu…”

~~~♪♪♪~~~

Setelah sekitar 30 menit perjalanan pulang, akhirnya Seung Ah sudah sampai di rumahnya yang besar tapi penghuninya hanya 4 orang anggota keluarga, 3 orang penjaga rumah, dan 6 maid buat bersih-bersih rumah ini dan menyiapkan makanan dan terkadang Seung Ah membantu membuat makanan tapi bukannya membantu membuat malahan menghancurkan makanan itu, karena Seung Ah tidak pandai memasak. Seung Ah pun memasukkan kode dan berjalan memasuki halaman rumah.

“aku pulang.” Teriak Seung Ah saat sudah sampai di dalam rumahnya dan langsung masuk ke kamar lalu menutup pintu kamarnya dengan cara membantingnya, karena dia masih kesal dengan kejadian tadi. Seung ah pun langsung melempar tasnya ke sembarang arah dan merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk. Seung Ah pun mulai menutup matanya untuk menenangkan dirinya dan tanpa sadar Seung Ah sudah tertidur pulas.

Seung Ah POV

Beberapa jam kemudian…

Aku mengucek-ngucek mataku dan melihat ke arah jam, ah ternyata sekarang jam 7 malam sudah berapa lama aku tertidur? Ah molla.

Tok… tok… tok… “ah, ne chakkaman.” Kataku dengan suara serakku setelah mendengar bunyi ketukan pintu di kamarku, aku pun berjalan menuju pintu kamarku dengan mata yang sedikit tertutup. “nuguseyo?” tanyaku setelah membuka pintu kamarku aku memang saat ini belum terlalu focus dengan orang di depanku.

“annyeong.” Kata orang di depanku itu sambil tersenyum, saat aku sudah bisa sedikit focus akhirnya aku tau siapa orang itu. “ah… kau Gong Chan, kenapa kau kesini?” tanyaku lagi. “kenapa suaramu serak apakah kau habis menangis? Dan kenapa wajahmu seperti orang yang habis menangis? Siapa yang membuatmu menangis?” tanya Gong Chan yang sepertinya khawatir. Aish… ni anak bukannya menjawab pertanyaanku dia malah balik bertanya banyak ke aku.

“ani, aku hanya barusan bangun tidur.” Jawabku.

“beneran?” tanyanya lagi. “mmm.” Balasku sambil mengangguk. “oh iya nih.” Kata Gong Chan sambil memberiku tas belanja, apa ini? Aku pun membuka tas belanja itu dan ternyata isinya peralatan sekolah yang tadi aku beli melihat itu rasa kantukku pun hilang dan berubah dengan perasaan senang, aku baru ingat kalau peralatan sekolahku gak aku bawa pulang. “ah, Gong Chan jeongmal gomawo. Kamu memang sahabat yang baik.” Kataku dengan ekspresi yang bahagia lalu memeluknya.

“eh? Kenapa wajahmu seperti itu?” tanyaku saat selesai memeluknya, yang aku lihat saat itu ekspresi yang aneh seperti rasa kaget dan senang yang menjadi satu.

“ah.. itu… mmm… molla, lebih baik tidak usah dipikirkan.” Jawab Gong Chan, aku hanya bisa bingung mendengarkan penjelasan Gong Chan. “kamu ada waktu gak? Ikut aku yuk.” Kata Gong Chan yang sepertinya mengalihkan pembicaraan.

“kemana?” tanyaku ke Gong Chan. “sudahlah ikut saja.” Kata Gong Chan sambil menarik tanganku. “tap… tapi.” Kataku. “sudahlah kamu ikut saja.” Kata Gong Chan.

Dengan terpaksa aku menuruti keinginannya, sebenarnya aku ingin sekali menolaknya tapi karena dia memaksaku jadi ya aku turuti saja dia.

“eonni, kamu mau kemana?” tanya dongsaengku saat melihatku yang ditarik Gong Chan .

“eonni mau keluar sebentar.” Jawabku dengan sedikit berteriak.

“ngapain?” tanya dongsaengku lagi. “molla.” Jawabku.

Saat sudah ada di luar rumah Gong Chan memberikanku helm dan menyuruhku naik ke sepeda motornya. Setelah itu aku langsung memakai helm itu dan menaiki sepeda motor Gong Chan. “pegangan yang kuat.” Kata Gong Chan dan menoleh ke arahku, aku pun berpegangan pada bagian belakang sepeda motor miliknya. “kenapa kau berpegangan seperti itu yang benar itu seperti ini.” Kata Gong Chan sambil memegang tanganku dan melingkarkan tanganku pada perutnya. Aku hanya bisa diam dan memeluknya tapi tidak begitu erat, setelah itu Gong Chan langsung menancapkan gasnya ke suatu tempat.

Saat perjalanan Gong Chan awalnya berjalan dengan normal tapi lama kelamaan dia mengendarai menambah kecepatan dengan mendadak, karena aku kaget saat dia menambah kecepatannya dengan mendadak tanpa sadar aku langsung mengeratkan pegangaku di perut Gong Chan.

“Ya!!! Gong Chan Shik apakah kau sudah gila hah?” bentakku pada Gong Chan karena dia telah mengendarai motornya dengan cepat.

“hehehe, mianhae aku hanya bercanda.” Jawab Gong Chan. Di saat seperti ini dia masih saja bisa bercanda. “untung saja aku gak sampai jatuh, kalau aku jatuh lihat saja kehidupanmu akan terganggu.” Kataku kepada Gong Chan. “salah sendiri kamu tidak berpegangan dengan erat, kalau kau berpegangan dengan erat kan bakalan lebih baik.” Balas Gong Chan.

Beberapa menit kemudian aku pun sampai di tujuan, ternyata Gong Chan mengajakku ke sebuah taman. Taman ini kan tempat biasanya aku dan Gong Chan bermain saat kecil, aku jadi ingat masa lalu…

Flash Back…

“Seung Ah, kamu kalau mendorong ayunannya yang keras dong.” Kata Gong Chan.

“aish… aku kan yeoja kenapa harus aku yang mendorongnya.” Gerutuku dalam hati.

“sudahlah sekali-kali yeoja yang mendorongnya.” Jawab Gong Chan.

“eh? Kenapa Gong Chan bisa membaca pikiranku ya?” tanyaku kebingunan.

“ani.” Jawab Gong Chan. “eh? kenapa kamu tau omonganku padahalkan aku dari tadi bicara dalam hati?” tanyaku. “dari tadi itu kamu ngomongnya pakai suara keras makanya aku tau apa yang kamu omongin.” Jawab Gong Chan. “jinjja?” tanyaku dan hanya dibalas Gong Chan anggukan.

“Gong Chan, mau gak gantian aku yang naik ayunan kamu yang mendorongnya?” tanyaku karena sudah capek mendorong ayunan terus. “shirreo.” Kata Gong Chan sambil menjulurkan lidahnya.

“dasar pendek, gak bisa mainin ayunannya sendiri.” Kataku yang sudah mulai kesal dan mendorong ayunan itu dengan sekuat tenaga. “kamu juga pendek dan juga gak bisa mainin ayunannya sendiri.” Balas Gong Chan, karena mendengar ucapan Gong Chan itu aku semakin mendorong ayunan itu lebih keras sampai-sampai Gong Chan jatuh dari ayunan itu.

“hehehe mianhae Gong Chan.” Kataku dan segera menjaga jarak dengan Gong Chan. Gong Chan langsung berdiri dan berlari ke arahku karena ingin membalas perbuatanku tersebut. “kya… eomma… Gong Chan mengejarku.” Kataku. “percuma kamu memanggil eommamu karena eomma saat ini sibuk berbicara dengan eommaku.” Kata Gong Chan yang terus mengejarku.

Tapi aku menghentikan lariku saat aku melihat mobil ice cream di taman itu. “Gong Chan stop.” Kataku menghentikan Gong Chan yang berlari akhirnya namja itu berhenti saat sudah berada di dekatku. “wae?” tanya Gong Chan bingung karena tiba-tiba disuruh berhenti.

“beli ice cream yuk.” Kataku. “aish… kau ini, ok arraseo kita bila ice cream.” Akhirnya aku dan gongchan membeli ice cream aku rasa vanilla dan Gong Chan rasa chocolate. Aku pun menikmati ice creamku di ayunan terdekat bersama Gong Chan, saat asik memakan ice cream tiba Gong Chan memoleskan ice creamnya di hidungku.

“Ya!!! Gong Chan Shik.” Kataku karena kesal dengan Gong Chan.

“itu balasan karena kamu sudah membuatku jatuh dari ayunan. Mehrong :P” Balasnya lalu berlari menjauh dariku.

“Ya!!! Gong Chan Shik.” Teriakku sambil mengejarnya.

Flash Back End…

“Seung Ah, kita ke ayunan itu aja yuk.” Kata Gong Chan yang membuat berhenti mengingat masa lalu.

“ah, ne… kajja.” Kataku dan langsung pergi ke ayunan itu.

Author POV

Saat sudah sampai di ayunan itu Seung Ah langsung bersemangat mengayunkan ayunannya sendiri sedangkan Gong Chan hanya menduduki ayunan itu. “kau sangat suka bermain ayunan ya?” tanya Gong Chan yang melihat Seung Ah seperti itu.

“tidak juga hanya saja sekarang aku sedang bosan.” Jawab Seung Ah, tapi Gong Chan tidak terlalu yakin dengan jawaban Seung Ah, karena Gong Chan merasa Seung Ah saat ini sedang memperlihatkan ekspresi cerianya dari pada ekspresi bosannya.

Setelah beberapa menit, Seung Ah menghentikan aktivitasnya karena sudah mulai capek. Seung Ah pun mendongakkan kepalanya dan melihat ke arah langit. “woah… malam ini langitnya sangat indah ya.” Kata Seung Ah dengan ceria lalu mendengar itu Gong Chan juga ikut mendongakkan kepalnya.

“mmm, langit saat ini begitu indah.” Kata Gong Chan.

“di udara sedingin ini tidak akan kedinginan, karena dengan hanya melihat bintang yang bertaburan di langit aku sudah tidak kedinginan lagi.” Kata Seung Ah dengan semangat.

“kau ini benar-benar gadis yang aneh ya. Masa’ hanya karena melihat bintang kamu tidak akan kedinginan.” Sambung Gong Chan sambil tertawa kecil.

“aku bisa membuktikan itu kalau kamu gak percaya, aku akan bertahan dari dingin meskipun hanya memakai celana pendek dan baju santai.” Kataku dengan semangat.

“aku berani taruhan kau tidak akan bisa mungkin beberapa menit kemudian kamu akan kedinginan.” Kata Gong Chan, Seung Ah hanya diam saja seolah tidak ada yang berbicara kepadanya dan tetap menlanjutkan aktivitasnya menahan dingin, karena dia yakin kalau dia bisa melekukannya.

Beberapa menit kemudian… Seung Ah sudah mulai merasakan dingin dan mulai menggosok-gosokkan kedua tangannya, melihat itu Gong Chan tersenyum bahagia karena dia akan menang taruhan. “sudahlah, mengakulah kalah sekarang, dari pada kau memaksa dirimu untuk menang.” Kata Gong Chan.

“shirreo, aku tidak akan mengaku kalah, aku akan memenangkan taruhan ini.” Kata Seung Ah dengan semangat. 10 menit kemudian Seung Ah sudah mulai mengigil, melihat itu Gong Chan segera melepas jaketnya dan memakaikannya ke Seung Ah. “sudahlah jangan terlalu dipaksakan, kalau tidak bisa membuktikan itu ya gak masalah buatku.” Kata Gong Chan sambil memakaikan jaketnya ke Seung Ah.

“gomawo Gong Chan, lagian kalau kamu membiarkan aku ganti pakaian dulu dan kamu tidak menarik tanganku, aku tidak akan kedinginan seperti ini.” Kata Seung Ah sedikit memelas lalu menggelembungkan pipinya melihat itu Gong Chan langsung mencubit pipi Seung Ah.

“akh… appo babo, cepat lepaskan cubitanmu itu.” Kata Seung Ah pada Gong Chan.

“hehehe, habis kau itu lucu sekali kalau menggelembungkan pipimu.” Kata Gong Chan. Seung Ah sama sekali tidak memedulikan Gong Chan saat ini. “ah, arraseo… arraseo, mianhae Seung Ah karena sudah mengajakmu ke tempat ini di cuaca yang dingin tanpa memperbolehkanmu ganti baju dan langsung menarik tanganmu dan mianhae karena mencubit pipimu, sebagai tanda permintaan maaf aku akan mentraktirmu ice cream saat ini juga.” Kata Gong Chan.

“hahaha, kau ini bersikap aneh ya… minta maaf aja sampai segitunya.” Kata Seung Ah sambil tertawa karena melihat sahabatnya yang meminta maaf dengan gaya berlutut di hadapannya seperti orang yang ingin menembaknya atau mengajak berdansa. “kalau begitu sekarang kita beli ice cream yuk, tapi kamu yang bayar sesuai katamu tadi.” Sambung Seung Ah, dan dibalas angguka Gong Chan.

Setelah mereka membeli ice cream, akhirnya mereka duduk di satu bangku di taman itu. “ah… mashita ^^, meskipun cuaca kali ini dingin bagiku ice cream tetap enak.” Kata Seung Ah bahagia.

“dasar maniac ice cream.” Kata Gong Chan pelan. “apa kau bilang?” kata Seung Ah. “ah… aniyo, aku tidak bilang apa-apa.” jawab Gong Chan, dan mereka berdua melanjutkan acara makan ice creamnya. Setelah ice cream mereka habis, Gong Chan mengantarkan Seung Ah pulang.

Sesampainya di rumah Seung Ah…

“gomawo, Gong Chan sudah mengajakku jalan-jalan dan mentraktirku ice cream.” Kata Seung Ah yang hanya dibalas senyuman tulus Gong Chan. “oh iya, gomawo ya jaketnya nih aku kembaliin.” Kata Seung Ah, sambil mengembalikan jaket Gong Chan yang tadi dipakainya.

“semoga besok hari pertama masuk sekolahmu berjalan dengan baik ya, dan aku berharap sekali kalau kamu satu sekolah sama aku.” Kata Gong Chan yang belum tau kalau Seung Ah akan sekolah di sekolahnya sambil mengacak-acak rambut Seung Ah.

“neo, sudah berapa kali aku bilang jangan mengacak-acak rambutku.” Kata Seung Ah kesal.

“hehehe, mianhae Seung Ah.” Kata Gong Chan dan langsung merapikan rambut Seung Ah,,, ya itu memang kebiasaan Gong Chan, yang mengacak-acak rambut Seung Ah lalu merapikannya lagi. Setelah itu Gong Chan memakai jaketnya yang tadi dipakai Seung Ah dan memakai helmnya lalu berpamitan pulang ke Seung Ah. “kalau egitu aku pulang dulu ya Seung Ah, bye.” Pamit Gong Chan.

“ya udah pulang sana, nanti kamu dicariin eomma kamu.” Kata Seung Ah dengan nada mengusir. “kau ini selalu saja mengusirku.” Kata Gong Chan. “hehehe bercanda Gong Chan.” Sambung Seung Ah. “kalau begitu jaljayo.” Kata Gong Chan lalu menancapkan gasnya. “nado jaljayo.” Kata Seung Ah sedikit berteriak.

Setelah itu Seung Ah langsung pergi ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya di tempat tidurnya dan ingin memejamkan matanya tapi saat dia akan memejamkan matanya…

“arghhh, aku baru ingat dasar Seung Ah babo… siapa namja yang tadi aku temui di café? alamatnya dimana? No telfonnya berapa? Kalau aku gak tau itu semua terus aku gimana cara ngembaliin jas namja sialan itu arghhh…” teriak Seung Ah frustasi, untung hampir semua penghuni rumah ini sudah tidur, kalau tidak Seung Ah pasti akan di marahi adiknya dan orang tuanya karena teriak-teriak.

“bodoh amat ah urusan ngembaliin belakangan aja yang penting itu jas sudah di laundrykan.” Kata Seung Ah dan segera memejamkan matanya.

~~~♪♪♪~~~

Seung Ah POV

Keesokan paginya…

Ah… hari ini adalah hari yang sudah aku nantikan sejak aku kembali ke Korea. Baju sudah rapi, tata rambut diikat tipis dan menyisahkan rambut yang tetap terurai, sepatu sudah mengkilat, perlengkapan sekolah sudah lengkap kalau begitu saatnya untuk berangkat sekolah. Chakkaman… aku pun berlari ke arah cermin dan ah… Seung Ah neo neomu neomu beautiful.

Aku pun menuruni tangga rumahku dan pergi ke ruang makan lalu memakan sarapanku. Setelah aku menghabiskan sarapanku aku menuju garasiku tapi saat aku ingin melangkahkan kakiku…

“eonni, aku belum bareng gak ke sekolah.” Kata yeodongsaengku.

“andwe, karena hari ini hari yang special bagiku, kau tidak boleh bareng denganku.” Kataku ke pada adikku. “tcih.. dasar pelit.” Balas adikku.

Lalu aku pun melangkahkan kakiku menuju garasi dan menaiki mobil spot kesayanganku yang berwarna biru metallic, ah… sudah lama aku tidak mengendaraimu ya… kalau begitu sekarang saatnya aku mengendaraimu, ah… sekarang masih jam 06.25 masih ada waktu banyak untuk sampai di sekolah, masuknya aja jam 07.00, ok kalau begitu akan mengendarai mobil ini dengan lambat untuk menghabiskan waktu. Aku pun menancapkan gas mobilku dan pergi meninggalkan rumahku.

Chan Rin POV.

“annyeong.” Kataku ceria saat sudah sampai di kelas.

“annyeong.” Jawab anak-anak yang ada di kelas. Aku pun duduk di bangkuku, seandainya kalau Seung Ah sekolah disini dan satu kelas denganku, aku gak bakalan duduk sendirian lagi. Ya… aku memang duduk sendirian di bangku ini karena tempat duduk sebelah kosong gak ada yang murid yang duduk disini.

“ya! Chan Rin, kenapa hari ini kamu begitu ceria? Karena terlalu ceria kamu sampai senyum-senyum sendiri.” Tanya Ni Ra yang duduk tepat di depanku.

“molla, tapi aku merasakan kalau hari ini bakalan ada kejutan yang membuatku senang.” Jawabku, memang gak tau kenapa hari ini aku mempunyai firasat seperti itu. Aku pun melihat anak-anak di sekitarku karena aku ingin tau siapa aja yang sudah datang. “Chen, Gong Chan, sama yang lainnya pada kemana? Ada tasnya tapi kok gak ada orangnya?” tanyaku.

“molla, mungkin mereka lagi keliling sekolah.” Jawab Seung Hwa. Aku pun melihat jam tanganku sudah jam 06.59, kalau mereka 1 menit lagi gak sampai kelas, songsaengnim pasti marah-marah karena jam pertama hari ini pelajarannya Park songsaengnim yang dikenal disiplin sekali.

“ah… itu mereka, untung aja mereka sudah datang sebelum bel bunyi soalnya mereka bakalan dihukum Park songsaengnim.” Kata Jae Hoon sambil menunjuk ke arah mereka yang berjalan ke tempatnya masing-masing, lalu bel pun bunyi dan Park songsaengnim memasuki kelasku.

Seung Ah POV.

Hehehe… aku sudah tidak sabar melihat ekspresi terkejutnya Chan Rin, Gong Chan, dan lainnya karena aku sekolah disini. Sekarang aku sudah di depan pintu kelas mereka.

“annyeong.” Kata songsaengnim itu, ya karena jarak tempatku sekarang sama kelas itu gak jauh jadi aku bisa mendengar dan melihat apa yang terjadi di kelas itu.

“annyeong.” Balas murid-murid yang ada di kelas itu.

“hari ini songsaengnim punya kejutan buat kalian semua, karena hari ini kalian akan mendapatkan teman baru.” Kata songsaengnim. “kalau begitu silahkan masuk dan selamat datang di kelas barumu.” Sambungnya. Hufft… sudah saatnya Seung Ah hwaiting. Aku pun memasuki kelas itu aku hampir ketawa karena aku melihat ekspresi Chan Rin, Gong Chan, Jae Hoon, dan lainnya terkejut semua. Aku pun berdiri di depan kelas dan melihat wajah semua murid di kelas ini, tapi saat aku melihat wajah orang itu sekarang giliranku yang terkejut karena dia kan… orang yang kutabrak waktu itu kumohon semoga saja aku salah lihat, tapi harapanku pupus karena sekarang dia menatapku dengan ekspresi kagetnya tapi beberapa detik kemudian menatapku dengan tatapan tajamnya.

“silahkan perkenalkan dirimu di depan semua teman-teman barumu.” Kata songsaengnim itu.

Saat ini aku sedikit takut karena orang itu terus saja menatapku dengan tatapannya tajam yang seperti ingin membunuh orang aku pun menghela nafasku sebentar lalu… “annyeong.” Kataku dengan ceria seakan tidak terjadi apa-apa. “annyeong.” Balas semua orang yang ada di kelas itu.

“naneun Shin Seung Ah imnida senang berkenalan dengan kalian, awalnya aku bersekolah di Inggris tapi karena aku ingin kembali ke Korea jadi aku melanjutkan sekolahku disini. Jadi, aku harap aku bisa berteman dengan kalian semua” Kataku dengan senyumanku.

“kalau begitu sekarang kamu boleh duduk di sebelah Lim Chan Rin.” Kata songsaengnim itu.

“ne.” aku tersenyum bahagia karena aku sebangku dengan Chan Rin dan ternyata belakangku ada Gong Chan, kalau gak salah sebelahnya itu namanya Sehun, terus depanku kalau gak salah itu namanya Ni Ra sama Seung Hwa, woah… tempatnya strategis banget.

“Oh iya hari ini kalian di jam pertama sampai istirahat belajar sendiri ya, karena guru-guru lagi rapat dan kalau bisa nanti Chan Rin tolong nanti ajak Seung Ah keliling sekolah sekarang juga boleh.” Kata songsaengnim dan dibalas anggukan Chan Rin lalu songsaengnim itu berjalan ke luar kelas. Aku pun berjalan ke baku itu saat hampir sampai di bangku itu aku pun melihat ke bangku sebelahku dan ternyata dia adalah cowok itu… arghh… kenapa aku harus duduk tepat disebalahnya meskipun bukan sebangku tapi tetap aja aku gak suka. Aish… ternyata dia masih menatapku dengan tatapan itu, karena takut melihat tatapan itu aku pun menutupi wajahku dengan tasku saat berjalan melewatinya, dan segera menduduki kursiku tapi tetap sambil menutup wajahku dengan tasku.

“eh? Kau kenapa Seung Ah?” tanya Chan Rin yang heran melihat tingkahku yang seperti itu. “ya kau kenapa Seung Ah?” tanya Seung Hwa dan Ni Ra hampir bebarengan.

“kau tau dia.” Kataku sambil menunjuk ke arah namja itu. “dia kenapa?” tanya Ni Ra. “dia tu orang yang jasnya kejatuhan ice creamku, padahal aku kan gak sengaja menabraknya tapi kenapa dia menatapku seperti ingin membunuh seseorang, dasar namja menyebalkan.” Kataku setengah berbisik kepada mereka bertiga.

“jadi, dia orangnya.” Kata Chan Rin sedikit tertawa dengan keras yang diikuti mereka berdua. “ssstt… Chan Rin, Ni Ra, Seung Hwa kecilkan suara tawamu.” Kataku karena takut jika namja sebelahku ini bakalan mendengarnya. Tapi Chan Rin dan lainnya tetap saja tertawa dan tiba-tiba.

BRAKK… aku yang sebelumnya sedikit membungkukkan badanku di atas meja langsung duduk dengan tegak karena terkejut mendengar bunyi itu yang berasal dari namja sialan itu yang memukul mejaku dan anak sekelas pun menoleh ke arahku. Dia pun membungkuk sedikit lalu mendekatkan wajahnya ke wajahku sehingga hanya tinggal beberapa cm lagi, aku pun sedikit memundurkan kepalaku. “ya! Kau tahu urusan kita belum selesai, jadi siap-siap saja akan kuubah hari-harimu yang indah menjadi hari-hari yang begitu suram sampai kau mengembalikannya, oh iya kalau tidak seperti terakhir aku pakai kau harus menturuti semua perintah yang aku berikan.” Kata namja itu. Aku hanya diam saja karena masih terkejut.

“YA!!! Park Chanyeol, cepat minta maaf atau…” kata Seung Hwa, tapi namja itu langsung pergi meninggalkan kelas dan disusul dengan Gong Chan, Sehun, dan Chen. “aish, percuma saja aku berbicara padanya, meskipun dia sepupuku tapi aku harus mengakui kalau dia benar-benar menyebalkan.” Omel Seung Hwa. Aku hanya diam, dan ekspresi ku masih saja terkejut.

“Seung Ah, gwenchan?” tanya Chan Rin sambil mengayunkan tangannya tepat di depan mataku, tapi aku tetap tidak mengedipkan mataku sama sekali, beberapa detik kemudian aku segera menggeleng-gelengkan kepalaku sambil menepuk-nepuk pelan pipiku.

“ini bukan mimpi?” tanyaku kepada Chan Rin dan lainnya, mereka hanya mengangguk. “dia benar-benar menakutkan.” Kataku.

“Seung Ah, maafin sikap sepupuku ya.” Kata Seung Hwa, jadi namja sialan itu sepupunya Seung Hwa aku kira sepupunya Seung Hwa itu baik ternyata… “dia tu benar-benar susah diatur, kalau ada barang favoritenya rusak atau kotor dia bakalan marah besar dan akan membalas perbuatan pelakunya yaitu menghancurkan hari-hari si pelaku dengan cara apapun, jadi kamu harus lebih berhati-hati Seung Ah.” Sambung Seung Hwa dan otomatis membuat semakin takut, mungkin ini balasan karena aku selalu mengerjai Chan Rin dan Gong Chan, Mianhae Chan Rin, Gong Chan. Tapi baru pertama kali ini aku takut dengan seseorang kecuali orangtuaku, hwaiting Seung Ah jangan pernah takut sama namja sialan itu.

“Seung Hwa, kamu ini bukannya menghibur Seung Ah malahan nakut-nakuti Seung Ah.” Kata Ni Ra. “hehehe, mianhae, tapi jangan khawatir nanti kamu akan aku bantu kalau kamu dikerjain Chanyeol.” Kata Seung Hwa kepadaku dan hanya aku balas dengan senyuman.

Tiba-tiba banyak gerombolan anak cowok di kelas menghampiri mejaku. “Seung Ah, gwenchana? Bagaimana kalau kamu aku ajak saja berkeliling sekolah.” Kata namja 1, dan aku hanya membalasnya dengan senyuman. “jangan dengan dia, lebih baik dengan aku aja.” Kata namja 2, .”mereka tidak terlalu tau tentang seluk beluk sekolah ini lebih baik sama aku saja.” Kat namja 3, aku hanya bisa tertawa kecil melihat kelakuan mereka.

“mingir-minggir semuanya, hari ini aku, Seung Ah, Chan Rin, Seung Hwa, dan Ni Ra ada hal yang harus kita lakukan jadi kalian semuanya jangan ganggu Seung Ah lagi.” Kata Jae Hoon kepada namja-namja itu. “come on girls, saatnya kita menunjukkan seluruh isi yang ada di sekolah ini kepada Seung Ah.” Kata Jae Hoon dan dibalas anggukan mereka lalu Chan Rin menarik tanganku untuk keluar kelas.

...................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar