Selasa, 18 Desember 2012

No Matter What You Are



.....





“Lee Yeorin!” Seungri memekik dari sisi dalam meja resepsionis di gedung YG saat melihat siapa yang baru saja memasuki gedung mewah itu.



“Aku benar-benar tidak percaya ini kau, Yeorin!!” Seungri kini sudah menghampiri Yeorin dan memeluk gadis berambut panjang sebahu itu. Yeorin hanya bisa tertawa.



“Seungpa, sudahlah hentikan…” Yeorin mengurai pelukan mereka. Yeorin masih saja memanggil Seungri dengan panggilan kesayangannya, Seungpa, singkatan dari Seungri Oppa.



“Apa kabar?” tanya Yeorin.



“Tentu saja baik tapi hari ini menjadi semakin baik saat aku melihatmu pagi ini Yeorin..” Seungri mengumbar senyumnya yang manis itu. “Ohya, kau ke sini dengan siapa?” tanyanya penasaran.



“Denganku,” tiba-tiba saja seorang pria tinggi berbadan tegap muncul dan membuat Seungri seketika itu juga meloncat karena kaget.



“Oh kau Hyung…” Seungri hanya melancarkan taktik senyum buayanya yang biasa ia gunakan saat Seunghyun, salah satu teman satu tim bandnya di Bigbang mulai mengeluarkan pandangan membunuhnya yang sangat terkenal itu.



“Singkirkan tanganmu dari bahu gadisku!” Seunghyun memukul ringan tangan Seungri yang sedang menggenggam erat bahu Yeorin sisa pelukan mereka tadi. Seungri meringis atas aksi Seunghyun itu dan tak ayal membuat Yeorin dan salah satu staf YG yang ada di meja resepsionis tertawa.



“Tunggu … tadi Hyung menyebut gadisku? Sejak kapan kalian kembali berhubungan?? Ini tidak boleh!! Tidak adil!!” Seungri tiba-tiba protes dan mengeluarkan ekspresi terkejutnya yang terlalu berlebihan.



“Sejak dulu! Sudah sana lebih baik kau kembali melakukan latihan untuk album solomu!! Hush..” Seunghyun mengusir dan mendorong Seungri menjauh dengan kedua tangannya. Suengri memberontak.



“Tunggu dulu hyung! Ini tidak adil!! Aku kan juga berhak merebut hati Yeorin!! Masa aku tidak mendapat kesempatan sama sekali?? Yeorin!! Yeorin..!! Argh!!” Seungri kini didorong keras oleh Seunghyun yang membuatnya terhempas beberapa meter ke depan dan sukses membuat jantung Seungri hendak mencuat keluar dari rongga dadanya.



“Berhati-hatilah saat bicara Seungri!! Jangan bercanda keterlaluan,” Seunghyun bicara dengan keras sambil mengamit lengan Yeorin dan menuntun gadis itu masuk lebih dalam ke gedung yang sudah lama dia tinggalkan itu.



Tanpa ada yang tahu Seungri diam-diam merutuk untuk dirinya sendiri, “Siapa yang bercanda. Huh.. Lihat saja nanti!”



*** ***



“one two three four five six seven move! One two three four five six seven end! Ya latihan hari ini cukup sampai di sini!” Shaun Evaristo, koreografer handal yang dipanggil YG untuk mengurus segala hal tentang gerak tari artis-artis di YG hari ini menyelesaikan latihannya bersama Lee Seunghyun.



Prok..prok…



Tepuk tangan meriah muncul dari balik pintu yang terbuka.



“Daebak!!!” Yeorin yang ternyata sejak tadi mengintip latihan itu bertepuk tangan dan memuji-muji.



“Yeorin, is that you? Oh my God! I miss you so much…” Shaun cukup kaget melihat sosok Yeorin yang kini memasuki ruang latihan tari yang tidak bisa disebut kecil itu.



“I miss you too Shaun, how are you?” Yeorin memeluk singkat Shaun.



“Not too bad.. ah I should go now. The team are calling for me. We will talk more after hours okay?” ujar Shaun. Yeorin hanya membalas dengan anggukan dan senyum mengiringi kepergian Shaun dan beberapa penari lain dari ruang latihan itu.



“Jadi kau ke sini?” Seungri sekarang memulai pembicaraan di antara mereka.



“Tidak bolehkah?” Yeorin menjawab dengan polos dan ini membuat Seungri semakin jengah.



“YA! Yeorin berhentilah bersikap kekanak-kanakan!” tanpa sadar Seungri membentak gadis itu. Yeorin yang kaget tiba-tiba menjadi dingin. Tidak lagi ada terpancar wajah manis yang tadi dia pasang saat akan menemui Seungri.



“Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu! Sampai jumpa Lee Seunghyun,” ujar Yeorin dingin dan meninggalkan ruangan itu.



“Astaga apa yang sudah kau lakukan Lee Seunghyun!!” Seungri merutuki dirinya sendiri dan mengacak-acak rambutnya penuh kekacauan.



“Ya! Lee Yeorin!!!” Seungri pun akhirnya berlari keluar dan mengejar Yeorin tanpa memperdulikan barang-barangnya yang masih tertinggal di ruang latihan.



“Lee Yeorin!!” Seungri yang sejak tadi berlari mengejar gadis itu akhirnya menyerah karena nafasnya sudah terengah-engah. Kini Seungri hanya bisa pasrah dan berjalan pelan menyusuri jalan yang tadi dilewati oleh Yeorin.



Jalanan ini tak lagi asing untuknya. Jalanan sepi yang berada tepat di belakang gedung YG ini adalah sebuah jalan yang dulu mengantarkannya pada sebuah bukit kecil yang sangat hijau dan menenangkan. Ini adalah tempatnya dan Yeorin bertemu untuk pertama kalinya. Mereka menamakan tempat ini sebagai “The Holly Land” karena ketenangan yang mereka temukan dari tempat itu.



Setelah lebih dari sepuluh menit berjalan, Seungri akhirnya sampai di bukit kecil itu. The Holly Land. Bukit miliknya dan Yeorin.



“Dugaanku benar. Kau masih mengingat tempat ini rupanya,” Seungri menyapa Yeorin yang sedang duduk dan menatap kea rah ufuk barat menantikan matahari terbenam meski sebenarnya sang fajar sudah tenggelam sejak beberapa jam yang lalu.



“Untuk apa mengikutiku?” tanyanya sarkatis. “Bukankah tadi kau bilang padaku untuk menghentikan sikap kekanak-kanakanku?” Yeorin masih bicara dengan dingin pada Seungri.



“Ayolah Yeorin… aku hanya bercanda! Aku benar-benar sedang lelah tadi. Terlalu banyak latihan yang aku jalani karena peluncuran album soloku yang semakin dekat,”



“Lalu aku yang harus menjadi korban atas kejenuhanmu itu?” Yeorin kini benar-benar marah dan menatap tajam kea rah Seungri. Seungri hanya mendelikkan bahunya. Hal ini kembali memancing emosi Yeorin.



“Kau ini benar-benar!!! HAISH!!” Yeorin memukul-mukul bahu Seungri dengan kalap. Dia menjadi mata gelap dan terus saja memukuli laki-laki itu. Seungri membirakannya untuk sejenak dan justru menikmati sikap Yeorin ini. Sudah lama dia merindukan gadis ini dan segala tingkahnya yang menurut Seungri selalu mewarnai hidupnya.



“Kau benar-benar Lee Seunghyun!! Kau kan tahu kau satu-satunya orang yang bisa menemaniku! Kau satu-satunya tempatku untuk bisa meluapkan amarah!! Kau satu-satunya orang yang cukup kuat menerima sikap kekanak-kanakanku!! Kau ini!! Eup..”



Segala cecaran dari bibir Yeorin terhenti begitu saja. Sebuah bibir lain menahannya, mencoba menghentikan segala kalimat yang masih ingin melontar keluar. Yeorin membalasnya singkat hingga dia menyadari bahwa semuanya adalah kesalahan.



“Seungpa…” Yeorin berujar lirih saat kedua bibir mereka tak lagi bertaut.



Seungri membawa Yeorin dalam pelukanya.



“Maafkan aku oke? Kau bebas menjadi siapapun. Kau bebas bersikap dewasa seperti saat kau bersama Seunghyun hyung dan yang lainnya. Kau bebas menjadi begitu kekanak-kanakan seperti saat kau bersama Seungpa mu. Kau bebas memakai topeng apapun Yeorin. Namun, aku minta kau tetap menjadi Yeorin yang kukenal selama ini, oke?” Seungri melepas pelukan yang tak berbalas itu.



“Seungpa..” Yeorin masih saja belum sadar dari shocknya.



“Sudahlah.. Yeorin…” Seungri mengelus rambut gadis itu dan membenarkan letak beberapa rambut Yeorin yang menutupi sebelah matanya. Setelah selesai dengan kegiatannya itu, Seungri bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya pada Yeorin untuk membantunya berdiri. Baru saja akan tangannya akan disambut oleh Yeorin terdengar suara yang menghentikannya sejenak.



“Yeorin!!!”



“Astaga Tuhan!!” Seungri kini mengetuk-ketukan tangan pada dahinya melihat sosok apa yang mengganggu waktu singkatnya denganYeorin kali ini.



“Seunghyun-oppa?” Yeorin tampak sama kagetnya dengan Seungri, namun bagai kartu poker Yeorin berhasil dengan sigap menutupi rasa kagetnya itu.



Yeorin bangkit berdiri sendiri tanpa memperdulikan tangan Seungri yang sejak tadi terulur untuknya. Yeorin berjalan meninggalkan Seungri dan mendekati Seunghyun, kekasihnya.



“Kau sudah makan oppa?” tanya Yeorin pada Seunghyun. Seunghyun hanya menggeleng dan menjawab, “Bagaimana kalau kau memasakanku sop iga?”



“Baiklah, aku akan memasakanmu sop iga namun besok oppa harus mengajakku makan ke Yeolbong, ne?” Yeorin menjawab diplomatis. Seunghyun hanya tertawa renyah dan kemudian mengangguk sambil menggiring Yeorin berjalan ke arah gedung YG.



Seungri hanya menatap nanar kedua orang itu dan tersenyum getir. Mencintai orang yang tidak mencintai kita adalah definisi paling tepat untuk kata jatuh cinta. Karena cinta jenis ini memang rasanya sama seperti saat kita terjatuh, sakit.



Seungri kali ini mengucap syukur karena dia tetap memperhatikan pasangan itu meski mereka sudah berjalan menjauh meninggalkannya. Tak lama setelah mulai berjalan menjauh bersama Seunghyun, Yeorin berbalik dan menatap ke arah Seungri sambil menggerakkan bibirnya membentuk sebuah kata yang bisa dengan mudah diketahui Seungri.



“Gomawoyo Seungpa…” itulah yang Yeorin sampaikan untuk Seungri dalam sepi.



Seungri hanya bisa tersenyum dan terus tersenyum. Baginya ini adalah suatu tanda bahwa dia masih memiliki kesempatan untuk merebut hati gadis itu. Gadis yang sudah merebut hatinya sejak pertama mereka bertemu.



Yeorin,nae love. Kata-kata yang akan terus terpatri bagai rajah dalam hati Seungri.



Sometimes affair can be so beautiful and unpredictable- Lee Yeorin



-FIN-



......................

2......

Wajah itu membeku menatap Yeorin dengan tatapan sebeku pegunungan Alpen. Choi Seunghyun, seorang rapper ternama dengan sejuta penggemar yang mengelilinginya.



“Jadi kau memilih berpisah denganku?” tanya Seunghyun dengan suara beratnya.



Yeorin hanya bisa menunduk. Aku harus bagaimana? makinya dalam hati.



“Jawab aku Yeorin, aku sedang tidak berbicara dengan batu!” bentak Seunghyun kali ini dengan amarah yang memuncak.



“Ya!” Yeorin kini memberanikan diri menatap kedua mata yang dulu sempat membiusnya. Kedua mata yang pernah membuatnya rela bekerja paruh waktu di YG. Kedua mata yang membuatnya mau melakukan apa saja untuk mendapatkan hati sang empunya tatapan itu.



Bukk



Seunghyun memukul tembok di sebelah kirinya membuat tembok itu kini berlukiskan garis retakan.



“Pergilah! Pergi dan jangan pernah meminta kembali padaku!” ujar Seunghyun geram.



“Ne.. Aku pergi,” jawab Yeorin santai dan melenggang pergi dari ruang latihan di gedung YG, tempatnya dan Seunghyun mengakhiri hubungan mereka.



Yeorin pernah merasakan cinta begitu dalam untuk pria itu. Cinta yang dianggapnya akan ada sampai maut memisahkan mereka. Beruntung Yeorin segera menyadari bahwa tidak semua cinta itu harus berakhir bahagia kala pasangan itu hidup bersama.



“Begini lebih baik…” desah Yeorin ditengah perjalanannya keluar dari gedung YG.



“Lee Yeorin!” seseorang memanggilnya dari belakang.



“Seungpa!” Yeorin menyebutkan nama pria yang tadi memanggilnya.



Seungri, pria itu segera mendekati Yeorin. Seungri yang memiliki kesamaan nama dengan Seunghyun mendapat panggilan ‘Seungpa’ dari Yeorin yang berarti Seunghyun oppa. Lucu sekali, bahkan dia tidak memiliki panggilan khusus untuk pacar ah, mantan pacarnya sendiri.



“Kau jadi keluar Yeorin?” tanya Seungri memastikan.



“Menurut oppa? Tentu saja! Aku harus melanjutkan sekolahku. Appa sudah mentransfer nilaiku ke Nanyang university di Singapore. Tidak ada alasan lagi untukku tetap kuliah dan tinggal di Seoul…”



“Lalu? Studimu di Seoul Nation University? Pekerjaanmu di YG?”



“Aku kan sudah mengundurkan diri oppa..” Yeorin menjawab dengan sabar.



“Termasuk mengundurkan diri dari jajaran orang yang akan menemani hari-hari Seunghyun hyung?” Seungri tiba-tiba menjadi sarkatis.



“Oppa!”



“Yeorin.. kau tahukan hyung-ku itu menyukaimu!”



“Aku ini gadis biasa oppa.. bahkan akulah yang mengejar-ngejar Seunghyun oppa dulu hingga Seunghyun oppa mau menerimaku. Mungkin dengan begini dia justru akan menjadi bahagia karena tidak ada lagi yang menggangunya,” tutur Yeorin.



“…..” Seungri membawa Yeorin dalam pelukannya.



“Jangan pernah bicara seperti itu! Kau tahu, jika saja kau dulu tidak mengejar-ngejar Seunghyun hyung mungkin akulah yang akan mengejar-ngejarmu!” Seungri menari-narikan tangannya di surai-surai rambut Yeorin yang jatuh menutupi punggungnya.



“oppa…” bisik Yeorin sambil mengurai pelukan mereka.



“April MOP!” teriak Seungri. “Kau pikir aku serius ha? Tentu saja tidak! Bagaimana bisa aku menyukai gadis jelek, jorok, dan tidak stylish sepertimu ini huh?” Seungri memainkan hidung Yeorin membuat Yeorin kesal dan menggembungkan kedua pipinya.



“Sudahlah, aku harus pergi.. sayonara..” Yeorin memberi hormat pada Seungri. Seungripun melakukan hal yang sama. Setelah itu Seungri bisa melihat Yeorin yang semakin jauh dari pandangan matanya.



~~~ ~~~



Choi Seunghyun’s



“Annyeong hasseyo,” Choi Heera penanggung jawab divisi art YG entertainment sekaligus kekasih Dong Youngbae menyapa seluruh personil Bigbang yang kini sedang berkumpul untuk membicarakan tentang penampilan mereka di Big Show tahun ini.



“Semua hadir?” tanya Heera.



“Belum! Seunghyun belum ada di sini yeobo-ah!” ujar Youngbae cukup keras membuat semua yang ada di ruangan itu tertawa.



“…” Heera memiringkan kepalanya karena bingung, jelas-jelas Seunghyun ada di sini, duduk di bangku dekat Youngbae. Tak lama kemudian Heera menyadari maksud kekasihnya itu. Raga Seunghyun memang ada di sini, namun pikirannya melayang entah kemana.



Clap.. Clap…



Heera menjentikkan jarinya di depan mata Seunghyun dan hal itu sukses membuat Seunghyun gelagapan. Sekali lagi, seluruh manusia-manusia yang ada di ruangan itu tertawa karena kelakuan Seunghyun.



“Sudahlah cukup jangan mengganggu Seung-hyung lagi” ujar Daesung yang sejak tadi memang tidak terlihat tertawa bersama yang lainnya.



“Sebaiknya kau jernihkan dulu pikiranmu sebelum ke sini Choi Seunghyun!” ujar Heera sambil bergegas kembali ke bangkunya yang terletak tiga petak di samping Seunghyun. “Yang lainnya kita mulai sekarang! Dan untuk kau Choi Seunghyun seonbae, kau masih memiliki waktu tiga puluh menit lagi dari sekarang untuk mengejar gadismu itu! Setidaknya selesaikan urusan kalian sebelum dia terbang ke Singapore!” Heera kembali berujar.



“Maksudmu?” Seunghyun masih belum mengerti.



“Yeorin akan pindah ke Singapore dan hari ini dia berangkat,” Youngbae menggantikan Heera memberi penjelasan yang amat singkat itu.



Penjelasan singkat itu sukses membuat Seunghyun segera bangkit dari duduknya dan berlari secepat kilat ke basement parkir. Dihampirinya dengan cepat mobil audi jingga miliknya. Dipacunya mobil itu secepat KTX dan berlomba dengan banyaknya lampu lalu lintas yang menghalangi jalannya.



~~~ ~~~



Seunghyun terus memacu mobilnya hingga mencapai batas maksimum. Membuatnya mendapat sumpah serapah dari banyak orang yang kesal dengan caranya menyetir yang tidak tahu aturan. Ingatan Seunghyun dengan jelas mengingat memori-memori hubungannya dengan Yeorin.



“Aku akan terbang oppa..” Yeorin menyampaikannya di suatu musim semi saat bunga-bunga bermekaran menampakkan keindahannya.



“Ke mana?” Seunghyun hanya bertanya dengan dingin.



“Entahlah. Mungkin ke tempat di mana aku hanya akan menjadi seorang penggemar. Ke tempat di mana aku hanyalah seorang VIP dan Lollitop yang memujimu dari balik layar…” Nada sedih Yeorin terdengar ironi dengan bunga-bunga yang nampak bahagia.



“Hentikan omong kosongmu,” ujar Seunghyun dengan nada acuh yang kental membuat Yeorin tak mampu lagi menahan air matanya.



Seunghyun melihat air mata itu terjatuh. Tangan Seunghyun sudah ingin mengusapnya saat dia sadar bahwa gadis ini hanyalah seorang penggemar yang cepat atau lambat akan melupakannya. Cinta gadis ini pada Seunghyun hanyalah sepeminuman teh, tidak akan lama. Itu semua yang ditakutkan Seunghyun. Itu adalah alasan mengapa ia tidak pernah mau menjalin hubungan dengan penggemar nya. Sayangnya, gadis ini adalah suatu pengecualian.



Mobil Audi berwarna jingga milik Seunghyun terus melaju. Jingga, warna kesukaan Yeorin. Sekali lagi memori tentang Yeorin berkelebat bak putaran film pendek dalam ingatan Seunghyun.



“Twinkle…twinkle.. little stars … how I wonder what you are…” suara sengau Yeorin menggema di sisi teluk Bussan. Kendati begitu Yeorin tak enggan melanjutkan nyanyiannya. Dia sedang menghibur anak-anak yatim yang tinggal di tepian laut Bussan. Matahari sore berwarna jingga dengan jelas memperlihatkan peluh di dahi Yeorin yang sudah berada di situ sejak siang hari.



Seunghyun hanya bisa mengamati gadis itu. Saat itu mereka baru dua bulan menjalin kasih dan Yeorin mengajaknya ke Bussan hanya untuk melakukan hal aneh itu. Ya, tadinya Seunghyun menggaanggap kebiasaan Yeorin berkeliling Korea untuk menghibur anak yatim piatu adalah sesuatu hal yang aneh dan konyol. Kini, hal itu bagaikan nafas untuk Seunghyun. Irama hidup baru telah ditanamkan gadis itu dalam diri Seunghyun.



Yeorin sama sekali bukan gadis special. Penampilannya menengah ke bawah dengan nilai 6 dari skala 1 sampai 10 dalam kamus Seunghyun. Badannya tidak indah, parasnya pun tak pernah memukau bak gadis cantik yang hampir setiap hari ditemui Seunghyun.



Yeorin hanya seorang penggemar yang mencintainya dengan terlalu hingga rela bekerja paruh waktu di YG kendati orangtuanya melarang hal tersebut. Yeorin hanya seorang gadis dengan segudang mimpi yang selalu berusaha diwujudkannya. Yeorin hanya seorang gadis biasa dengan kebaikan hatinya yang meluluhkan Seunghyun. Perjuangannya mematahkan kebekuan hati Seunghyun telah berhasil.



Citt



Mobil Audi jingga itu berhenti. Keempat ban nya berdecit beradu dengan aspal tebal yang melapisi jalanan Incheon Airport. Kaki-kaki panjang Seunghyun segera keluar dari dalam mobil dan berlari bak elang terbang menyusuri bandara dengan arsitektur terbaik di dunia ini.



Tuhan semoga aku belum terlambat.



Tuhan biarlah aku bertemu dengannya.



Tuhan biarlah sekali ini saja aku menyatakan padanya bahwa aku memang mencintainya.



Dengungan pada Tuhan selalu didoakan Seunghyun dan tidak ada satupun doanya yang terjawab.



Hari itu menjadi sia-sia karena Seunghyun tidak bertemu dengan Yeorin. Yeorin sudah terbang meninggalkan Seunghyun dan kenangan mereka.



~~~ ~~~



“Oppa… di manapun nanti aku berada, percayalah Lee Yeorin tetap hanya akan menyayangi Choi Seunghyun. Hati Lee Yeorin tetap hanya akan dimiliki Choi Seunghyun…”



Yeorin menuliskan kata-kata itu dalam surat yang ditulis dan dikirim ke rumah Seunghyun sehari setelah kepergiannya yang tiba-tiba itu. Sebetulnya ketiba-tibaan itu hanyalah bagi Seunghyun seorang. Hampir seluruh manusia yang bekerja di YG mengetahui perihal kepergian Yeorin. Hanya Seunghyun seorang yang entah karena apa terlambat mengetahui hal itu.



“Kau hanya terlalu takut untuk mengakui bahwa gadis yang kau sebut tak istimewa itu ternyata cukup istimewa untuk mengusik hatimu dan mendebarkan jantungmu hyung…” Jiyong berkata pada Seunghyun saat melihat laki-laki itu masih saja membeku karena kepergian Yeorin.



“Waktu tidak pernah bisa berputar kembali hyung. Jangan pernah sesali apa yang sudah kau buat,” sekali lagi Jiyong menasihati seniornya ini.



“Bigshow kali ini kita ke Singapore kan?” tanya Seunghyun datar.



“Ne?” Jiyong bingung.



“Aku tanya Bigshow kali ini kita akan ke Singapore kan?” sekali lagi Seunghyun bertanya dengan nada yang tidak ada beda dengan sebelumnya.



“Ya.. kenapa?” tanya Jiyong.



“……” Seunghyun hanya membeku.



~~~ ~~~



Lautan cahaya kuning memenuhi stadion Esplanade. Lautan manusia itu meneriakkan nama yang sama. “KWON JIYONG CHOI SEUNGHYUN KANG DAESUNG TAEYANG LEE SEUNGRI” semua nama menggema dan seketika itu juga kelima pria muncul dari bawah panggung dan membuat manusia-manusia di dalam Esplanade menjerit.



“Annyeonghasseyo yeorobun we are.. “



“BIGBANG!” ujar mereka semua semangat membuat senyum ke lima pria itu mengembang. Lagu demi lagu menggema. Semua mengikuti irama bergoyang, melompat, bernyanyi. Kebahagiaan kental terasa baik di atas panggung maupun di bawah, tempat para fans berkumpul menjadi satu menyaksikan idola mereka.



Lee Yeorin. Gadis itu turut serta di dalamnya. Berbeda dengan yang lain, hanya tangis yang bisa dikeluarkannya. Bertemu sekali lagi dengan cintanya setelah setahun berpisah menorehkan luka baru dan menutup luka lama yang membuncah karena kerinduan.



Choi Seunghyun yang coba dilupakannya ternyata tetap tidak mau pergi. Dia hanya ingin melihat sosok itu sebagai TOP Bigbang, rapper hebat dengan berjuta-juta penggemar. Intuisi pikirannya berkata lain. Apa yang terekam dalam benak Yeorin tetaplah Choi Seunghyun yang rapuh dan menangis di gereja seusai adorasi Sakramen Mahakudus. Pria itu tetaplah Choi Seunghyun yang bersikap acuh padanya namun tanpa disadari memperhatikannya terlalu dalam. Choi Seunghyun tetaplah Choi Seunghyun.



Musik berhenti. Lampu menjadi temaram. Suasana menjadi hening. TOP segera mengambil allih situasi dengan memegang alat pengeras suara.



“Ehem….”



Youngbae di belakangnya mengiringi kata-kata yang akan meluncur dari mulut Seunghyun sebentar lagi dengan lagu Wedding Dress yang begitu kelabu.



“Aku… Choi Seunghyun…” suasana semakin hening.



“Aku pernah mengatakan bahwa aku tidak akan pernah bisa berhubungan dengan penggemarku. Aku pernah mengatakan bahwa aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika ternyata aku menyukai penggemarku…”



“Aku Choi Seunghyun… ternyata telah melakukannya. Aku menyukai penggemarku. Aku menyukainya bukan lagi sebagai penggemarku. Aku mencintainya sebagai gadisku. Aku mencintainya dengan seluruh jiwaku….” Lagi Seunghyun bicara.



Telinga Yeorin yang memang masih baik-baik saja mendengar itu semua dan membuatnya menjadi gugup tak karuan. Dia tidak pernah tahu bahwa ada gadis lain yang bernasib sama sepertinya. Menjadi penggemar yang terlalu mencintai idolanya. Oh tidak, cinta Yeorin ini bukan lagi cinta seorang penggemar pada idolanya. Cinta ini adalah murni cinta seorang wanita pada seorang pria.



“Gadis itu ada di sini sekarang…” Seunghyun melanjutkannya membuat dada Yeorin semakin sesak. Aku tidak ingin mendengarnya lagi. Setidaknya tunggu sampai aku pulang ke rumah nanti. Aku belum siap mendengar nama gadis yang telah mendapatkan hatimu itu oppa. Yeorin memohon dalam hati.



“Aku tahu dia mendengarnya. Aku tahu ‘jingga-ku’ mendengar semua ini… kembalilah jingga ku. Kembali pada peraduanmu. Kau tahu hatiku begitu terik karena jinggaku tak kunjung datang. Hanya siang yang terus bersemayam membuatku hilang akal. Kembalilah …. “



Yeorin menangis. Jingga adalah panggilan untuknya. Yeorin menyukai warna jingga dan Seunghyun pernah berkata Yeorin paling manis di kala senja. Sinar matahari yang berwarna jingga di kala senja selalu sukses menampilkan sisi lain Yeorin. Yeorin tidak akan pernah melupakan hari itu karena saat itulah dia merasa Seunghyun memang mencintainya.



“oppa…” bisik Yeorin sesaat sebelum akhirnya tubuh mungil itu limbung dan membuat penonton di sekitarnya ricuh.



~~~ ~~~



“Oppa…” Yeorin berbisik seiring dengan kesadarannya yang mulai pulih.



Seunghyun berlutut di sampingnya. Yeorin kini sedang terbaring di sebuah sofa panjang di belakang panggung. Kejadian pingsannya Yeorin membuat beberapa penonton kaget dan petugas langsung membawanya ke ruang kesehatan di belakang panggung.



Seunghyun dapat dengan jelas melihat semuanya. Sejak awal memasuki panggung, matanya nanar mencari sosok Yeorin. Tak perlu banyak waktu, karen masih seperti dulu, Yeorin akan memilih duduk di barisan penonton yang berada di sayap kiri panggung.



“Kenapa kau memilih sayap kiri panggung sebagai temapat favoritmu?” suatu hari Seunghyun bertanya pada Yeorin. Kala itu mereka belum berpacaran dan Yeorin masih dianggapnya sebagai penggemar ‘gilanya’.



“Entahlah, tetapi dari sayap kiri panggung kau selalu tampak menawan. Aku selalu bisa melihat dengan jelas dirimu karena biasanya oppa akan ke belakang panggung lewat pintu di sayap kiri panggung..” jawab Yeorin ringan.



“see? Kau bahkan lebih menyadarinya ketimbang aku…” Seunghyun berdecak sebal membuat Yeorin tertawa ringan. Tawa yang baru disadari Seunghyun tak pernah lagi didengarnya selama satu tahun gadis itu menemani hidupnya.



Mata Yeorin lamat-lamat membuka. Bisa dilihatnya sinar lampu yang menyilaukan. Kepalanya memutar sedikit ke kanan dan didapatinya sosok Seunghyun yang menatapnya manis.



“Oppa…”



“…..”



“Thankyou… thankyou for everything….” Yeorin terisak. Tangisnya kembali pecah mengingat segala hal yang Seunghyun katakan di atas panggung tadi.



“come back to me….”



“……”



“Yeorin.. didn’t you hear me? Please, come back to me..” Seunghyun berujar lirih.



Yeorin tidak menjawab apapun. Dia hanya terguguk dan menangis. Entah apa yang ada dipikirannya hingga dia memutuskan untuk memeluk Seunghyun.



“Oppa..” kini Yeorin telah mengurai pelukannya dan menatap Seunghyun dengan pandangan penuh luka. Tak lama, Yeorin melanjutkan masih dengan nafasnya yang berat, “Terkadang jingga terlambat datang, terkadang cinta itu terlalu sulit untuk kembali, terkadang kita perlu beristirahat sejenak, terkadang apa yang kita mau tak bisa ada,…”



“Yeorin…” Seunghyun hanya bisa mendesah penuh kekecewaan. Dia tahu kearah mana pembicaraan ini. Dia tahu bahwa Yeorin tidak akan bisa lagi kembali padanya. Dia tahu bahwa cinta itu memang harus dia lepas.



“Oppa… lepaskanlah. Aku perlu oppa melepaskan kisah kita. Mungkin belum saatnya aku kembali pada Oppa. Mungkin kita akan kembali seperti dulu lagi, namun tidak saat ini Oppa. Tidak sekarang. Jebal….” Yeorin kini terisak.



Mereka berdua tahu inilah yang harus terjadi. Mereka mulai belajar saling merelakan, bahwa tidak selamanya cinta itu harus saling memiliki.



~~ ~~



Twinkle… twinkle little star.. how I wonder what you are.



Seunghyun bernyanyi dengan suara beratnya. Sekumpulan anak-anak tak berkeluarga di tepian pantai Bussan ikut bernyanyi bersamanya. Mereka larut dalam suasana riuh rendah sampai kemudian seorang anak perempuan kecil memekik memanggil nama yang bergitu familiar di telinga Seunghyun,



“YEORIN EONNI!”



Dengan segera gadis kecil yang rambutnya diikat dua kebelakang itu segera berlari menghampiri Yeorin dan memeluknya.



“Hyewon! Ah! Eonni baru datang.. kau ini..” mereka berdua tertawa bersama.



Seunghyun menatap bahagia pemandangan indah itu. Hatinya berdesir masih sama seperti tiga tahun lalu. Hatinya masih begitu bahagia dan membuncah melihat gadis itu. Yeorin. Hanya gadis itu saja yang hinggap di hatinya selama beberapa tahun belakangan ini. Yeorin. Gadis yang memilih meninggalkannya empat tahun lalu, dan memilih berpisah dengannya tiga tahun lalu di konser Big Show.



“Yeorin…” Seunghyun berbisik memanggil namanya dan deru ombak menenggelamkan suaranya.



Mungkinkah kali ini jingga itu sudah memutuskan untuk pulang? Mungkinkah ini waktu yang dikatakan Yeorin? Mungkinkah kini Yeorin kembali lagi untuknya? Pertanyaan itulah yang berkelebat dalam benak Seunghyun.



Senyum. Cukup dengan senyum singkat Yeorin padanya, dan Seunghyun tau semua jawabannya.



-END-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar